Yang paling saya ingat dari ucapannya di sela2 diskusi: "ajaran mereka itu bikin bingung pak. Dikit2 bilang ada nggak haditsnya? Ada nggak contohnya di zaman nabi? Lah orang kan jadi bingung pada akhirnya." Kok jadi sesat semua gara2 kagak ada contohnya 😁
Saya bilang aja, "iya pak emang bikin ribet ajaran mereka itu. Banyak kagak bolehnya." Kalau di al-Azhar, kata saya, justru kita diajarkan untuk nggak gampang membid'ahkan. Apalagi mengkafirkan.
Obrolan singkat itu lagi2 menunjukkan bahwa jurus andalan Wahabi itu di mana2 ternyata sama aja. Nyalah2in orang dengan alasan nggak nemu haditsnya atau contohnya di zaman nabi.
Itulah akibat kalau kita beragama dengan minim kaidah keilmuan. Mengira bahwa segala hal itu harus ditemukan contoh dan rinciannya dalam al-Quran dan hadits. Nggak mempedulikan kaidah keilmuan untuk membaca kedua sumber ajaran Islam itu. Padahal itu penting.
"Kalau itu benar, kan harusnya udah ada sejak zaman sahabat?" "Ini kan nggak ada dalilnya." "Ini kan nggak pernah dipraktekkan oleh nabi." Dan bla bla bla. Begitu aja jurus andalannya.
Wajar kalau orang awam banyak terpedaya oleh aliran ini. Terlihat sebagai aliran Islam yang murni. Tapi sejujurnya merekalah pembawa bid'ah sejati.
Ngomong2 bapaknya nggak ikutan jadi Wahabi. Tapi tinggal di dekat masjid sarangnya orang2 Wahabi. "Saya lebih memilih solat subuh di jalan pak ketimbang di masjid itu. Bacaannya lama banget", katanya.
Padahal, di antara sunnah nabi itu, kalau mengimami banyak orang maka bacaannya harus yang ringan. Tapi nyunah versi mereka kan emang 'agak laen'.
Aliran agak laen ini sering membid'ahkan orang lain tapi ajarannya sendiri dipenuhi dengan bid'ah. Bagi yang ingin menambah sumber bacaan seputar contoh2 bid'ah Wahabi bisa membaca buku ini.