AKU BERMIMPI BERLUTUT DIKAKI RASULULLAH SAW…MENANGIS RINDU TAK KUAT INGIN JUMPA…😭😭😭
Tahun 1993 aku bermimpi berlutut di kaki Rasulullah saw, menangis rindu tak kuat untuk ingin jumpa. Maka Sang Nabi saw menepuk pundakku, “Tenang dan sabarlah.. . sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah kumpul bersamaku.”
AlHabib Mundzir AlMusawa : Aku teringat mimpiku beberapa minggu yang lalu. Aku berdiri dengan pakaian lusuh bagai kuli yang bekerja sepanjang hari, di hadapanku Rasulullah saw berdiri di pintu kemah besar dan megah, seraya bersabda, “Semua orang tidak sanggup melihat kau kelelahan wahai Munzir, aku lebih tak sanggup lagi… kembalilah padaku, masuklah ke dalam kemahku dan istirahatlah….”
Kujenguk dalam kemah mewah itu ada Guru Mulia (Habib Umar bin Hafidz) seraya berkata, ” aku boleh keluar dan masuk ke sini bila bila saja, tapi Engkau wahai Munzir jika masuk kemah ini kau tak akan kembali ke dunia.”
Maka Rasulullah saw terus mengajakku masuk, “Masuklah… kau sudah kelelahan… kau tak punya rumah di dunia (memang saya hingga saat ini masih belum punya rumah). Tak ada rumah untukmu di dunia, kerana rumahmu adalah di sini bersamaku… serumah denganku… seatap denganku…. makan dan minum bersamaku…. masuklah!”
Lalu aku berkata, “Lalu bagaimana dengan Fatah Jakarta? (Fatah tegaknya panji kedamaian Rasulullah saw).”
Maka beberapa orang menjawab di belakangku, “Wafatmu akan membangkit kan ribuan hati untuk meneruskan cita-citamu…! Masuklah…!”
Lalu malaikat Izrail as. menggenggamku dari belakang, ia memegang dua pundakku, terasa seluruh uratku sudah digenggamannya, seraya berkata, “Mari… ku hantar kau masuk… mari…”
Maka kutepis tangannnya dan aku berkata, “Saya masih mahu membantu Guru Mulia saya.
Maka Rasulullah saw memerintahkan Izrail as untuk melepaskanku. Aku terbangun…. Semalam ketika aku rebah dalam kegelapan kulihat dua tamu bertubuh cahaya, namun wajahnya tidak berbentuk kecuali hanya cahaya. Ia memperkenalkan bahwa ia adalah Izrail as. Kukatakan padanya, “Belum… belum… aku masih ingin bakti pada Guru Muliaku… pergilah dulu!” Maka ia pun menghilang ghaib begitu saja.
Tahun 1993 aku bermimpi berlutut di kaki Rasulullah saw, menangis rindu tak kuat untuk ingin jumpa. Maka Nabi saw menepuk pundakkuً, “Tenang dan sabarlah.. sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah kumpul bersamaku.” Usia saya kini 39 tahun pada 23 Februari 1973.
Penyakit otak ini adalah penyakit terakhirku. Aku senang wafat dengan penyakit ini, karena Rasulullah saw beberapa bulan sebelum wafatnya terus mengeluhkan sakit kepala. Salam rinduku untuk kalian semua jamaah Majlis Rasulullah saw kelak, jika terjadi sesuatu padaku maka teruskan perjuanganku… ampuni kesalahanku… kita akan jumpa kelak dengan perjumpaan yang abadi…
Allahumma Shalli ‘Alaa Sayyidina Muhammad Wa ‘Alaa Aali Sayyidina Muhammad.
Kami pribadi sudah sampaikan salam kerinduan yg sangat dalam kepada beliau dari teman-teman semua yg gak bisa langsung hadir menziarahi beliau😞😧😭😭😭😷
https://ceritaparawali.wordpress.com/2017/03/20/al-habib-munzir-al-musawa-bermimpi-dan-berlutut-dikaki-rasulullah-saw/ —
Share like bagikan..!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar