Syarat Bacaan Al Fatihah dinadhomkan oleh Al Imam Al Habib Ahmad Masyhur bin Thoha Al Haddad dalam Kitab Ad Duratul Yatimah :
عَشَرَةٌ كَمَا رَوَاهَا الفُضَلاَ # أَوَّلُهَا التَّرْتِيْبُ وَالثَّانِي الْوِلاَ
Sepuluh syarat membaca Al Fatihah sebagaimana diriwayatkan para ulama
(1) Tertib / berurutan (tidak dibolak-balik). (2) Muwalah (terus-menerus).
وَارْعَ حُرُوْفَهَا مَعَ الشَّدَّاتِ # وَانْفِ سُكُوْتًا قَاطِعَ الْقِرَاةِ
(3) Menjaga huruf-hurufnya (tidak mengurangi).
(4) Menjaga tasydidnya yang berjumlah empat belas.
(5) Tidak diam/berhenti dengan niat memotong bacaan Al Fatihah.
واْستَقْصِ آيَهَا وبَسْمِلْ لِلْعَمَلْ # وَتَرْكُ لَحْنٍ بِالْمَعَانِي قَدْ أَخَلّ
(6) Membaca semua ayatnya termasuk basmalah* untuk diamalkan.
(7) Meninggalkan bacaan yang dapat merusak maknanya.
وَأَنْ تَكُوْنَ حَالَةَ الْقِيَامِ فِي # فَرْضٍ وَمَعْذُوْرٌ بِطَوْقٍ يَكْتَفِي
(8) Hendaknya membaca Al Fatihah dalam keadaan berdiri dalam sholat fardhu, jika tidak mampu (udzur) maka dengan semampunya (duduk / berbaring, dst)
ويُسْمِعَ الْقِرَاةَ نَفْسَهُ وَلاَ # تَثْنِي بِذِكْرٍ أَجْنَبِيْ تَخَلَّلاَ
(9) Hendaknya memperdengarkan bacaan Al Fatihah pada dirinya
(tidak cukup hanya dalam hati tanpa suara)
(10) Tidak menyelai bacaan Al Fatihah dengan bacaan dzikir lain (seperti mengucap alhamdulillah ketika mendengar orang bersin saat membaca Al Fatihah)
Keterangan : Apabila saat membaca ayat pada surat Al Fatihah ada syarat-syarat di atas yang kurang/tidak terpenuhi, maka harus mengulangi bacaan ayat tersebut dengan benar sehingga bacaan Al Fatihahnya sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar