Suatu hari ketika Rasulullah pulang dari berdakwah, Beliau masuk ke dalam rumah.
Khodijah menyambut, dan hendak berdiri di depan pintu. Ketika Khodijah hendak berdiri, Rasulullah bersabda,
"Wahai Khodijah tetaplah kamu ditempatmu.
Ketika itu Khodijah sedang menyusui Fatimah yg masih bayi.
Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makananpun tak punya. Sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yg keluar akan tetapi darah. Darahlah yg masuk dalam mulut Fatimah r.a.
Kemudian Beliau mengambil Fatimah dari gendongan istrinya lalu diletakkan di tempat tidur.
Rasulullah yg lelah seusai pulang berdakwah dan menghadapi segala caci maki dam fitnah manusia itu lalu berbaring di pangkuan Khodijah.
Rasulullah tertidur.
Ketika itulah Khodijah membelai kepala Rasulullah dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khodijah menetes di pipi Rasulullah.
Beliau pun terjaga.
Wahai Khodijah Mengapa engkau menangis?
Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad? tanya Rosululloh dengan lembut.
Dahulu engkau Wanita Bangsawan,
Engkau Mulia,
Engkau Hartawan.
Namun hari ini engkau telah dihina orang.
Semua orang telah menjauhi dirimu.
Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal wahai Khodijah bersuamikan aku, Muhammad?" lanjut Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis.
Wahai suamiku. Wahai Nabiyallah.
Bukan itu yg kutangiskan." jawab Khodijah.
"Dahulu aku memiliki kemuliaan.
Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Alloh dan Rasulnya. Dahulu aku adalah bangsawan.
Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan Rasulnya.
Dahulu aku memiliki harta kekayaan.
Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan Rasulnya.
Diriwayatkan, ketika Khodijah sakit menjelang ajal,
Khodijah berkata kepada Rasululllah Saw,
"Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulallah,
kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu".
Jauh dari itu Ya Khodijah.
Engkau telah mendukung dawah Islam sepenuhnya, jawab Rasulullah
"Kemudian Khadijah memanggil Fatimah Az zahra dan berbisik",
Fatimah putriku,
aku yakin ajalku segera tiba, yg kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yg biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.
Mendengar itu Rasulullah berkata,
" Wahai Khodijah,
ALLOH menitipkan salam kepadamu,
dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.
Siti Khodijah pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah.
Didekapnya istri Beliau itu dengan perasaan pilu yg teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia Beliau dan semua orang yg ada disitu.
Saat itu Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan.
Rasulullah menjawab salam Jibril san kemudian bertanya,
Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?
Kafan ini untuk Khodijah, untuk engkau ya Rosulalloh, untuk Fatimah, Ali dan Hasan jawab Jibril.
Jibril berhenti berkata dan kemudian menangis.
Rasulullah bertanya,
Kenapa, ya Jibril?
Cucumu yg satu, Husain tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan sahut Jibril.
Rasulullah berkata di dekat jasad Khodijah,
Wahai Khodijah istriku sayang,
demi Allah, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu.
Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. Allah Maha Mengetahui semua amalanmu.
"Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam.
Kaum muslimin pun ikut menikmatinya.
Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu.
"Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?
Tersedu Rasulullah mengenang istrinya semasa hidup.
Seluruh kekayan Khodijah diserahkan kepada Rasulullah untuk perjuangan agama Islam.
Dua per tiga kekayaan Kota Mekkah adalah milik Khidijah. Tetapi ketika Khodijah hendak menjelang wafat, tidak ada kain kafan yg bisa digunakan untuk menutupi jasad Khodijah.
Bahkan pakaian yg digunakan Khodijah ketika itu adalah pakaian yg sudah sangat kumuh dengan 83 tambalan diantaranya dengan kulit kayu.
Rasulullah kemudian berdo'a kepada Allah.
Ya Allah, Ya Ilahi Robbi,
Limpahkanlah RahmatMu kepada Khodijahku, yg selalu membantuku dalam menegakkan Islam.
Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku. Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku. Menentramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah. Oh Khodijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku.
Siapa lagi yg akan membantuku?
Tiba-tiba Ali berkata, AKU, Ya Rasulallah.
Siti Khodijah adalah istri pertama Rasulullah.
Orang yg pertama kali beriman kepada Allah dan kenabian nya . Orang yg sangat berjasa bagi dakwah Rasulullah dan penyebaran Agama Islam.
Siti Khodijah wafat pada hari ke 11 bulan Ramadhan tahun ke 10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah.
Khodijah wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasulullah sekitar 50 tahunan.
Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah ketika itu karena dua orang yg dicintainya yaitu istrinya Siti Khodijah dan pamannya Abu Tholib telah wafat.
Tahun itu disebut sebagai "Aammul Hazn' (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah SAW.
💖 اللهم صل على سيدنامحمد وعلى ال سيدنامحمد 💖
Tidak ada komentar:
Posting Komentar