Pancasila..., UUD 194..., Bhineka Tunggal Ika..., dan NKRI adalah kesepakatan yang hrs dijunjung tinggi.
Oleh karena itu..., stop bicara khilafah.
Mengapa...?
Ada perbedaan..., antara khilafah Ilahiyah (kepemimpinan ysng dipilih oleh Tuhan)..., dan khilafah non Ilahiyah (kepemimpinan yang dipilih oleh manusia).
Khilafah yang dipropagandakan oleh HTI..., walaupun dibungkus dengan agama atau ayat..., tetap saja hasil pilihan manusia..., artinya belum tentu direstui oleh Allah.
Sementara
kepemimpinan yang direstui Allah..., adalah para nabi dan para washinya yang dipilih atau ditunjuk oleh Allah.
Khilafah Ilahiyah itu baru akan terwujud..., ketika ada wakil resmi Tuhan..., sebab agama yang murni Ilahi hanya bisa dijelaskan oleh wakil resmi Tuhan..., bukan ulama.
Para ulama hanya menghasilkan agama interpretasi..., dan di antara mereka sendiri berbeda pendapat secara tajam dalam memahami banyak teks ayat dan riwayat.
Tidak jarang perbedaan interpretasi membuat mereka saling menyalahkan..., bahkan saling menyesatkan dan mengkafirkan satu sama lain.
Jadi..., jauh sekali antara Islam yang murni Muhammad SAW..., dengan aneka ragam dan warna Islam hasil interpretasi.
Adalah Imam Mahdi AS..., yang merupakan wakil resmi Tuhan..., yang telah disepakati oleh seluruh kaum muslimin dalam semua literaturnya.
Konsep pemimpin adil..., satrio piningit..., messiah..., dan juru selamat umat manusia...; merupakan kesepakatan semua agama dan ideologi yang ada di muka bumi ini.
Jadi..., jangan mendahului Tuhan untuk menerapkan khilafah Ilahiyah.
Jangan pula coba2 jadi Tuhan..., kalau pada hakikatnya kita ini adalah hamba-Nya.
Kalau kita ambil peran Tuhan..., maka kerusakan yang kita timbulkan akan jauh lebih besar..., dan tak akan pernah bisa dikendalikan.
Mau bukti...?
Khilafah Basyariah..., di era awal pasca wafatnya nabi Muhamad SAW juga sudah menghasilkan perang saudara..., dengan korban ratusan ribu jiwa kaum muslimin.
Seluruh kezaliman yang terjadi atas keluarga Nabi Muhamad SAW (Ahlulbait AS)..., yang berpuncak pada tragedi Karbala..., adalah lantaran sistem khilafah Basyariah..., khususnya pada era Bani Umayah dan Abbasiyah.
Lihat ISIS yang memaksakan Khilafah non Ilahiyah.
Hasilnya..., mereka hanya membantai kaum muslimin yang berbeda penafsiran agama dengan kelompok Wahabi takfiri tersebut.
Mereka justru lebih kejam..., bahkan dibanding zionis Israel terhadap kaum muslimin.
Lihat berbagai adegan kekejaman..., serta kebrutalan yang dipertontonkan ISIS.
Apa kita mau mengulanginya di bumi Indonesia tercinta...?
Sekedar bendera bertuliskan la ilaha ilallah muhammadar rasulullah..., juga bukan sebuah jaminan.
Lihat kejahatan melampaui batas agresi zionis Saudi Arabia terhadap rakyat Yaman.
Apakah bendera zionis Saudi yang bertuliskan lafdzul jalalah..., bisa mencegah mereka untuk berbuat zalim dan sewenang-wenang...?
Apakah rakyat Saudi suaranya didengar oleh para amir korupnya....?
Apakah Mekkah dan Madinah tidak dikangkangi oleh cuma sekelompok orang dari keluarga Saud...?
Sebelum datangnya wakil resmi Tuhan..., maka kita mau tidak mau harus hidup bersama dengan kesepakatan² dan toleransi..
Jadikan nilai² luhur agama untuk menciptakan kesepakatan yang terbaik bagi seluruh anak negeri.
Bangsa Indonesia sudah mempunyai kesepakatan yang baik dan mulia..., yaitu Pancasila..., UUD 1945..., Bhineka Tunggal Ika..., dan NKRI.
Mari kita jaga..., hingga datangnya wakil resmi Tuhan yang dinanti oleh seluruh umat dalam beragam ideologi dan agamanya.
Rahayu
(Habib Bande Khudo/Ustadz Abdillah Ba'bud..., edited...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar