Ada sebuah cerita....
Ulama/ustadz" salafi Wahabi ingin mengislamkan seorang pendeta. Lantas pendeta itu bertanya: “Menurutmu sejak kapan Isa al-Masih menjadi nabi, dan sejak kapan Muhammad menjadi nabi?
Ulama salafi menjawab: “Isa menjadi nabi semenjak ia lahir, sementara Muhammad resmi menjadi nabi sejak berusia 40 tahun.”
Pendeta itu lalu menanyakan: “Berarti Muhammad kafir selama 40 tahun sebelum sebelum menjadi nabi?”
“Iya, berdasarkan dalil QS. Al-Dhuha: ayat 7. Dalam ayat tersebut dikatakan wa wajadaka dhallan fa hada (Dia menemukanmu dalam keadaan “sesat” lalu memberimu hidayah).”, jawab ulama salafi.
Pertanyaan pendeta berikutnya: “Menurutmu, bagaimana status Siti Maryam ibunya nabi Isa?”
“Suci dan disucikan”, jawab ulama salafi.
“Lalu ibu Nabi Muhammad?” tanya pendeta.
Dijawab ulama salafi: “Aminah itu kafir.”
Pendeta kemudian mengakhiri perdebatan seraya menyimpulkan: “Apakah kamu ingin aku meninggalkan nabi yang sejak lahir jadi nabi dan pindah ke nabi yang kafir selama 40 tahun? Dan apakah kamu ingin aku meninggalkan nabi yang ibunya di surga dan pindah ke nabi yang ibunya di neraka?”
Ulama salafi itu terdiam membatu, dan gagal total upaya Islamisasinya. Bagaimana mereka tidak menghujat sementara para salafi sendiri menghina, merendahkan, mencaci maki derajat Rasulullah.
Itulah salah satu contoh kegagalan dakwah salafi dalam upaya mengislamisasi, karena memang salafi tidak memuliakan nabinya sendiri. Bahkan dakwah salafi semakin mengerikan karena cuma sebatas pada mengkafir-kafirkan orang yang tidak sepemahaman dengannya. Dahulu Wali Songo mengislamkan orang Nusantara, sedangkan salafi mengkafirkan orang Nusantara.
.
Wassalam,
"π¦ππ π’ππ πππ₯π ππ‘ππππ§"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar