لماذا لم يدافع عن نفسه؟
يقول أحد المهتدين كنت أسير مع طفلي ومررنا بتمثال للمسيح قرب الكنيسة
فسالني ابني من هذا يابابا
قلت له هذا ابن الله وهو الهنا
فقال لي لماذا هو مصلوب وعلى جسده الجروح ومنظره ضعيف لقد شفقت عليه
فقلت له هو مصلوب لان المجرمين الذين لايؤمنون به فعلوا به هذا
فقال لي ولدي ولماذا لم يدافع اباه عنه او هو دافع عن نفسه كونه اله قوي
قلت له الإله اختار ذلك حتى يكفر عنا ذنوبنا لانه حينما رضي بصلب أبنه كان صلبه فداءا لنا وتكفير لذنوبنا
فقال لي يا أبي هل ترضى انت ان يصلبوني واتعذب من أجل احد وانت تقدر ان تدافع عني قلت طبعا لا
فقال ولدي كيف رضي الله أن يفعل ذلك بابنه وهو القادر ان يغفر لنا ذنوبنا من غير ان يعذب أبنه ويجعله ذليلا بيد البشر!
وكان هذا الحوار اول طريق هداية الوالد للاسلام
أسئلة الطفل بالفطرة دلت الوالد على الحق
Kenapa dia tidak membela diri?
Salah seorang mualaf mengatakan, saya sedang berjalan dengan anak saya dan kami melewati patung Kristus di dekat gereja.
Anak saya bertanya siapa ini, Baba?
Saya mengatakan kepadanya bahwa ini adalah Anak Allah dan dia adalah Tuhan kita.
Dia mengatakan kepada saya mengapa dia disalib dengan luka di tubuhnya dan penampilannya lemah. Saya kasihan padanya.
Saya mengatakan kepadanya bahwa dia disalib karena orang-orang dzolim yang tidak beriman melakukan ini padanya.
Anak laki-laki saya berkata kepada saya, mengapa ayahnya tidak membelanya atau dia membela dirinya sendiri karena dia adalah Tuhan yang maha kuasa.
Saya mengatakan kepadanya bahwa Tuhan memilih itu untuk menebus dosa-dosa kita, karena ketika dia menerima penyaliban putranya, penyalibannya adalah pengorbanan bagi kita dan penebusan dosa-dosa kita.
Dia berkata kepada saya, “Wahai ayahku, apakah Engkau menerima kalau aku disalib dan disiksa demi seseorang, padahal engkau sanggup membelaku/melindungiku?”
Saya berkata, “Tentu saja tidak.”
Anak laki-laki saya berkata, lalu Bagaimana mungkin Tuhan berkenan melakukan itu kepada anaknya ketika dia mampu mengampuni dosa-dosa kita tanpa menyiksa anaknya dan membuatnya dipermalukan oleh tangan manusia!?
Dialog ini adalah awal mula jalan hidayah sang ayah kepada Islam. Pertanyaan naluriah anak menunjukkan kebenaran kepada sang ayah.
Copas dari ustadz Iwan Sang Musafir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar