Minggu, 30 Desember 2018

Akhlaq Dalam Berdakwah

Siapa gerangan pemimpin dari semua manusia yang melakukan praktik Amar Ma'ruf Nahi Mungkar ?

Siapa gerangan orang yang mengenal paling takut kepada Allah ?
Siapa gerangan orang yang paling mengenal kecemburuan di dalam agama Allah ?

Sesungguhnya itu NABI MUHAMMAD

Katakan, Cacian apa yang pernah keluar dari lidahnya Rasulullah yang ditujukan kepada orang-orang musyrikin yang dahulu mengganggu beliau di Makkah ?

Cacian apa yang pernah keluar dari lidahnya Rasulullah terhadap orang-orang munafiqin yang dahulu hidup di Madinah bersama Nabi ?

Pernahkah kita mendengar cacian Nabi Muhammad terhadap orang-orang Yahudi yang senantiasa menggugurkan janji dan kesepakatan mereka terhadap umat Islam berkali-kali ?

Sesungguhnya Nabi tidak menyibukkan diri untuk mencaci maki mereka dan Nabi tidak berhenti untuk mengajak mereka.

Dan Nabi Muhammad mendirikan jihad terhadap orang-orang tersebut, tetapi dengan aturan koridor kenabian yang diatur di dalam Sunnahnya.
Ketika ada sekelompok orang Yahudi yang berkhianat atas janji yang telah disepakati, maka yang diusir satu kelompok itu dan kejahatan kelompok tersebut tidak ditimpakan kepada seluruh kaum Yahudi secara merata.

Dan kita semuanya mencintai Amar Ma'ruf Nahi Mungkar dan Jihad di Jalannya Allah Subhanahuwata'ala, kita hidup atas hal tersebut, dan rela mati atas hal tersebut, tetapi dengan cara dan metodenya Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin.

Dikatakan kepada Nabi Muhammad, "Ya Rasulullah, sumpahi mereka kaum musyrikin yang menyerang kita, sebab mereka telah membunuh lebih dari 70 orang kemudian membelah perut salah seorang Sahabat Rasulullah dan juga melukai, menumpahkan banyak darah, dan melakukan banyak kejahatan"

Nabi mengucapkan, "Ya Allah berikanlah hidayah-Mu kepada kaumku sebab mereka tidak mengetahui"
Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu ketika mereka pulang dari peperangan, orang-orang munafiqin memprovokasi umat Islam kalau betul Nabi kalian ini Nabi yang benar maka kalian ini tidak akan kalah perang, kalian pasti akan menang, maka Sayyidina Umar geram mendengar ucapan orang Munafiqin tersebut, beliau menghadap Rasulullah dan meminta izin untuk membunuh provokator-provokator dari Orang-orang Yahudi dan kaum munafiqin yang memprovokasi umat Islam untuk menyelesaikan masalah ini.

Nabi mengatakan, "Wahai Umar sesungguhnya mereka para Munafiqin mengucap La ilaha illallah", kemudian Sahabat Umar berkata, "Sesungguhnya lidah mereka mengucap La ilaha illallah, tetapi hati mereka tidak," kemudian Nabi melanjutkan, "Saya tidak diperintahkan untuk memeriksa hatinya manusia".

Adapun orang Yahudi yang Sayyidina Umar meminta membunuh mereka, Nabi berkata, "Saya punya perjanjian dengan mereka, bagaimana saya akan menggugurkannya dengan membunuhi mereka ? Selama mereka memprovokasi secara diam-diam dan mereka tidak membatalkan perjanjian ini, maka saya tidak punya jalan untuk membatalkan perjanjian ini."

Kemudian di masa-masa tersebut, ada seorang anak kecil dari orang Yahudi dimana anak kecil ini mengetahui isi hati orang-orang dan bisa berbicara tentang hal-hal yang ghaib yang ada di tebgah-tengah masyarakat, hingga anak ini Ibnu Shayyad dikenal dengan Dajjal.
Maka Sayyidina Umar berkata, "Kalau memang betul dia, izinkan aku untuk membunuh anak ini biar selesai fitnah Dajjal itu Ya Rasulullah".

Nabi Muhammad menjelaskan, "Kalau memang betul Ibnu Shayyad ini Dajjal, maka engkau tidak akan mampu membunuhnya sebab Aku sudah memerintahkan akhir zaman akan datang Dajjal, akan melakukan hal ini dan hal itu, kalau engkau melakukan itu berarti Sabdaku itu tidak benar dan bohong, kalau memang ternyata dia Dajjal, maka tidak ada kebaikan bagimu ketika membunuh anak ini".

Namun sesungguhnya kemarahan yang dilakukan karena Allah Ta'ala, kecemburuan yang dilakukan karena Allah Ta'ala, apabila dijadikan bukan karena Allah dan ada hal lain selain Allah dalam kemarahan dan kecemburuna tersebut, maka akan menarik orang tersebut kepada hal-hal diluar jalannya Allah.

Tempat dari kemarahan, kecemburuan, kekerasan, ketegasan, karena Allah Subhanahuwata'ala terhadap orang-orang kafir tersebut, dengan kita tidak membiarkan kemungkaran-kemungkaran yang mereka sebarkan menyebar pada diri kita, pada keluarga kita di dalam rumah kita".

Bukan seseorang yang mengklaim dia marah karena Allah tetapi dia bersalaman dengan wanita bukan mahramnya, kemudian melakukan hal-hal yang tidak sesuai syariat Allah,terbukanya aurat bagi kaum wanitanya, namun ketika melihat ada orang-orang yang diluar sana melakukan kemungkaran tersebut dia marah, dia bangkit, emosinya siap melakukan kekerasan, tetapi kesalahan yang ada pada keluarganya dia diam, bukan itu kemarahan karena Allah Subhanahuwata'ala yang ditujukan kepada orang lain bukan kepada dirinya sendiri.

Salah seorang sahabat Nabi ada yang meminum minuman keras. Kemudian dibawa ke hadapan Rasulullah, dan dicambuk 40 cambukan. Setelah itu tertangkap lagi dan dicambuk kedua kalinya sebanyak 40 cambukan. Hingga ketiga kalinya dia tertangkap dan akan dicambuk, ada seorang sahabat yang marah dan mulai mengeluarkan cacian terhadap peminum minuman keras tersebut.

Ketika Nabi mendengar cacian tersebut, Nabi menegurnya, "Tidak, Ini sudah melewati batas, jangan mencaci dia, dia dihukum 40 kali cambuk, itu hukumannya, jangan kalian menjadi anteknya syaitan untuk menjerumuskan saudaramu yang muslim lebih jauh daripada Allah Subhanahuwata'ala, ketahuilah bagaimanapun juga, dia ini cinta kepada Allah dan Rasul-Nya malah dipuji oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam".

Nabi Muhammad menyetujui, menetapkan hukum Islam ini harus diterapkan karena dia minum minuman keras, tetapi Nabi pun juga menjalankan hukum Islam tidak diizinkan Muslim mencaci Muslim lainnya.

Ini adalah timbangan kenabian.

- Kutipan Ceramah Habib Umar bin Hafidz Dalam Acara Jalsatuddu'ah pertama di Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara, Ahad Malam Senin, 15 Oktober 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar