Kamis, 28 Februari 2019

Dalil Mahalul Qiyam

Sayyidatuna Fatimah datang kepada Rasul saw. Ketika datang Sayyidatina Fatimah kepada Rasulullah, maka RASULULLAH BERDIRI..!!!

Di sini Adalah Dalil.!!

Diriwayatkan didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari oleh Imam Ibn Hajar Al Asqalani bahwa Rasul itu berdiri untuk menyambut Sayyidatuna Fatimah Azzahra, teriwayatkan dalam banyak hadits shahih. Ini dalil berdirinya kita untuk orang yang kita cintai. Sayyidatuna Fatimah datang, Rasulullah berdiri.

Zaman sekarang orang bilang kalau berdiri maulid Nabi adalah syirik. Kita berdiri untuk orang yang paling dicintai Allah yaitu Sayyidina Muhammad Saw. Terlihat tidak terlihat, datang tidak datang, aku berdiri untuk menghormati Nabi Muhammad Rasulullah saw.

Berdiri pada saat Mahalul Qiyam.

Dari para Imatunal Akramin berikhtilaf tentang bolehnya berdiri, tetapi Hujjatul Islam Al Imam Nawawi  mengatakan bahwa pendapat yang paling shahih dan paling tsigah adalah layaknya berdiri untuk menghormati ulama atau orang yang dicintai.

Tapi ulama mengatakan makruh, sebagian mengatakan haram berdiri untuk penguasa yang jahat. Penguasa yang dhalim, jangan berdiri menghormatinya, itu kata Al Imam Nawawi. Sebagian mengatakan makruh, sebagian mengatakan haram.

Tapi berdiri untuk para ulama adalah amrun mustahab (hal yang baik/disukai), berdiri untuk tamu adalah amrun mustahab (hal yang baik/disukai). Menghargai tamu, Rasulullah juga berdiri menghargai tamu. Keluar dari semua ikhtilaf ini, kita berdiri bukan untuk apa – apa, tapi saat mahallul qiyam karena gembira menyambut kelahiran Nabi Muhammad saw, tidak terikat Rasulullahnya ada atau tidak ada.

Yang mengawalinya siapa?

Imam Taajusubkiy ‘Alaihi rahmatullah, seorang muhaddits dan seorang Hujjatul Islam.

Hujjatul Islam itu adalah orang hafal lebih dari 300.000 hadits.

Murid – muridnya adalah para huffadh dan beliau seorang muhaddits besar, dan dikenal di banyak wilayah. Satu – waktu beliau mengumpulkan murid – muridnya, para Al Hafidz. Murid – muridnya hafal lebih dari 100.000 hadits, murid – muridnya kumpul. Para ulama lain yang sejajar dengan beliau juga hadir. Satu orang baca qasidah (pujian kepada Rasul saw), tiba – tiba Imam Tajusubkiy memegang tongkatnya dan berdiri.

Beliau berdiri, berdiri seluruh hadirin, maka mereka merasakan 1 sakinah, 1 ketenangan dan 1 kekhusyu’an yang sangat dahsyat. Airmata mereka mengalir merindukan Nabi Muhammad Saw.

Jadi saat sedang baca qasidah, tiba – tiba Imam Tajusuki memegang tongkatnya dan berdiri tanpa sebab,

yang lain ikut berdiri,

maka disaat itu mereka merasakan 1 keanehan dan 1 ketenangan dan 1 rindu yang sangat dahsyat kepada Nabi Muhammad Saw.

Jadi yang pertama kali berbuat Mahallul Qiyam disaat shalawat adalah Imam Tajusubki. Yang mana beliau itu diakui sebagai muhaddits dan sebagai Hujjatul Islam yang sederajat dengan Imam Nawawi, Imam Ibn Hajar dan Imam – Imam lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar