Suatu hari ada seorang santri tepatnya pada tahun 2019 sowan ke Abuya lalu ia bertanya ke Abuya:
"Yai, apa rahasianya kok sering sekali ketemu Nabi dalam mimpi."
Abuya Thoifur memang dikenal sangat sering bertemu dengan Nabi.
Beliau menjawab, "saya dulu mengajukan pertanyaan yang hampir sama ke guru saya, Sayyid Muhammad. Beliau memberi saya doa ini,
اللهم اجمع بيني وبين ابوي سيد محمد بن علوي المالكي بالمصطفي صلي الله عليه وسلم دنيا واخري يقظة ومناما
Ya Allah, mohon kumpulkan aku dan guruku Sayyid Muhammad, dengan Nabi SAW di dunia dan akhirat, saat keadaan terjaga maupun tidur."
sebab wasilah doa ini, sampai ada sumur Thoifur di makkah yang masyhur. Dan bahkan levelnya sudah 'istisyarah' dengan Nabi.
Pernah suatu ketika Abuya akan membeli tanah. Tapi ragu ragu antara akan membeli atau tidak. Kemudian Nabi hadir dalam mimpi, "dituku!," dawuhnya.
Santri tersebut akhirnya meminta izin mengamalkan doa di atas.....
***
Sejak tahun 2019 sampai sekarang seorang santri yg sowan pada waktu itu membaca do'a yg telah Abuya kasihkan,dan ternyata selama itu tak juga bermimpi Nabi.....
Saya ingat, dalam Muqaddimah Tahqiq Syarah Burdah ada ungkapan,
هذه الفاتحة ، ولكن اين عمر
"Ini adalah fatihah, tapi lantas dimana Umar bin Khattab?"
Pernyataan ini mempunyai asbabul wurud. Dahulu Kaisar Romawi sakit kepala dan meminta obat. Kemudian Umar mengirimkan peci pada sang Kaisar. Saat peci itu dipakai, sakit kepala hilang. Tapi saat dilepas, sakit itu muncul lagi. Ia penasaran, lantas peci itu dibuka, ternyata ada tulisan "bismillahirrahmanirrahim." Karena sebab ini, Sang Kaisar masuk Islam.
Apakah setiap bismillah yang ditulis mempunyai khasiat yang sama? Jawabannya tentu tidak. Penulis bismillah di peci adalah sosok besar, Umar bin Khattab. Belum tentu kita yang menulis bisa mempunyai khasiat yang sama dengan yang ditulis oleh Umar.
Sama dengan surat al Fatihah. Ini adalah surat agung. Meskipun surat al Fatihah mempunyai segudang khasiat, tapi yang bisa memunculkan khasiat itu salah satunya yang keistimewaan tangannya seperti tangan Shahabat Umar. Maka ada ungkapan,
ان السر في الكف لا في الحرف
"Sesungguhnya rahasianya itu ada pada telapak tangan, bukan pada huruf."
Jadi, surat fatihahnya ada. Tapi tangan tangan yang seperti Umar ini apakah ada?
Kemudian saya meraba diri. Ijazah dari Abuya Thoifur adalah ijazah agung. Tapi lisan kita tentu tak sama dengan lisan beliau. Sehingga khasiatnyapun menjadi tak sama.
***
Ringkas cerita santri yg dulu sowan Abuya kembali sowan Abuya Thoifur. Dan beliau beranikan diri bertanya kedua kali.
"Yai, saya sudah membaca doa yang dulu, tapi kok belum juga mimpi."
Beliau menjawab, "selain doa yang dulu dibaca terus, usahakan saat tidur dalam keadaan capek ibadah: maksudnya kita tidurnya karena capek ibadah, bukan karena capek yang lain."
Beliau bercerita, saat itu pernah tarawih 5 hari khatam al-Quran. Rasanya sangat capek. Tapi selama 5 hari itu, kanjeng Nabi selalu hadir dalam mimpi.
Pernah pula beliau mengajar Sunan Nasai sampai larut malam. Kondisi sangat capek. Karena saking capeknya, beliau tertidur tak sadar.
"Malam itu kanjeng Nabi rawuh, dan beliau mengusap ngusap (beliau membahasakan "mijeti") kakiku."
"Seketika aku bangun dan capekku hilang." Pungkas beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar