Selasa, 11 Maret 2025

LENGSER SERTA TERUSIRNYA SYARIF MEKKAH

Selepas tumbangya Rezim Muawiyah dan kemudian digantikan Rezim Abasyiah, Ketrunan nabi Muhamad diberikan kedudukan terhormat menjadi Penguasa Hijaz (Mekah-Madinah) sekaligus sebagai Wakil Khalifah secara turun temurun, hal ini berlangsung hingga Islam dibawah Turki Ustmani. Penguasa Hejaz itu dikenal dengan sebutan Syarif Mekkah. 

Penghianatan Syarif Mekkah

Perang dunia I (1914-1918) membuat Turki Ustmani oleng, Kekhalifahan Islam yang dimasa kejayaanya menjadi super power dunia itu tercabik-cabik selepas mendapati kekalahan demi kelahan dalam perang dunia I.

Kala itu, meskipun tampak terlihat gagah bak macan, Turki Ustmani tidak ubahnya seperti macan ompong, wilayah kekuasannya satu persatu memberontak dan memerdekakaan diri, sebabnya tidak lain karena hasutan Inggris dan sekutunya, sementara disisi lain, Turki Ustmani tidak dapat berbuat banyak karena sedang dirundung kesulitan.

Salah satu wilayah kekuasaan Turki Ustmani yang berhasil dihasut oleh Inggris untuk brontak dan merdeka adalah Hijaz. Inggris meyakinkan pada Syarif Mekah, bahwa jika Hijaz memerdekakan diri dari Turki Ustmani, mereka bersedia menjadi penjamin keamanannya. Tipuan dan adu domba ini akhirnya berhasil, maka mulai setelah itu tepatnya pada Tahun 1916 Masehi terbentuklah kerajaan Hijaz, dengan Syarif Mekah sebagai rajanya.

Syarif Mekkah Tersingkir dari Negerinya

Hubungan kerajaan Hijaz dan Inggris selama beberapa tahun berjalan baik, akan tetapi selepas dicaploknya Palestina oleh Inggris dari kekuasan Turki Ustmani keadaan menjadi berubah 180 drajat.

Inggris kala itu, menghendaki tanah Palestina diberikan kepada  Zionis Yahudi, rencananya tanah Palestina diatasnya didirikan Negara Yahudi Israel. Terang saja Syarif Mekah keberatan, sebab kala itu Palestina dihuni dan diperintah orang Islam selama berabad-abad, sementara Zionis Yahudi pada hakikatnya adalah orang-orang Eropa keturunan Yahudi yang sudah berabad-abad meninggalkan Palestina, bagaimana mungkin tanah yang sudah dimiliki orang Palestina diperintah oleh pendatang. Begitulah kira-kira ketidak setujuan Syarif Mekah kala itu pada Inggris.

Usaha Inggris untuk mendapatkan persetujuan Syarif Mekah soal Negara Israel menemui titik buntu, selepas Syarif Mekah menolak mentah-mentah rencana Inggris meskipun ditawari subsidi dan pendanaan melimpah. Syarif Mekah kala itu lebih mementingkan bahaya yang mengancam umat Islam dikemudian hari ketimbang hanya memikirkan pribadinya.

Bagi Inggris, kedudukan Syarif Mekah sangat penting, mengingat Syarif Mekah adalah penguasa Islam yang pengaruhnya sangat kuat dikalangan penguasa-penguasa Islam kala itu, bahkan melebihi kemulyaan seorang Khalifah, karena ia keturunan Nabi Muhamad.

Penolakan Syarif Mekah pada rencana Inggris soal pendirian negara Israel, membuat Inggris menggunakan jalan lain, Inggris mulai berbalik memerangi Kerajaan Hijaz, tujuan utamanya mengakhiri kekuasaan Syarif Mekah. Namun Inggris tidak berani jika harus menggunakan tangan sendiri, dalam usahanya itu Inggris menggunakan tangan dari kalangan kaum mislimin yang gila kuasa, yaitu menggunakan tangan Bin Saud dan Proksi Sekte Wahabinya untuk merebut Hijaz.

Berbekal bantuan senjata dan keuangan dari Inggris serta didukung sekte Wahabi yang dikenal militan dan menganggap Islam yang dianut Syarif Mekah syarat akan kesyirikan, Ibnu Saud, Raja dari Kerajaan Najed itu akhirnya berhasil meruntuhkan kerajaan Hijaz untuk kemudian di atas tanahnya ia dirikan Kerajaan Saudi Arabia, maka selepas peristiwa itu, nasib keturunan Nabi (Syarif) yang selama beratus-ratus tahun memerintah Mekah dan Madinah berakhir, mereka tersingkir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar