Ujub memiliki bentuk yang halus dan samar
Imam al Ghazali menyebutkan contohnya;
Kepada si A seseorang berbuat baik, kepada si B tidak, lalu keduanya sama-sama berbuat jahat kepadamu.
Apakah pengaruhnya sama saja terhadapmu?
Lazimnya, kita lebih berpengaruh oleh perlakuan buruk seseorang yang pernah kita perlakuan baik.
"Aku sudah berbuat baik kepadanya, tetapi ia malah membalas kebaikanku dengan keburukan. Air susu dibalas air tuba. Ia benar-benar tidak tahu diri ! Sementara kepada si B, aku memang tidak pernah berbuat baik. Tetapi, kepada si A?"
Hati-hatilah terhadap kejahatan orang yang kita perlakukan secara baik.
Menurut Imam Al-Ghazali, hal seperti itu termasuk ujub halus. Sebab, kalau ia tidak merasa lebih utama dibandingkan dengan yang lainnya, tentu semua perlakuan orang kepadanya direspon sama. Tak ada yang lebih berpengaruh.
Andaikata ia sadar bahwa :
-Kebaikan yang ia lakukan berasal dari ALLAH, tentu ia takkan merespon seperti itu..
-Semuanya harta ALLAH..
-Semuanya hamba ALLAH..
-Tanpa taufik dan hidayahnya, tidak mungkin aku bersedekah..
- Lagi pula, apa yang aku berikan kepada si miskin hanyalah kotoran dunia, dan ALLAH SWT membalasku dengan pahala dan rida-NYA.
- Apa arti sedekahku dibanding balasan itu?
- Apa arti kebaikanku?
- Kita harus sadar bahwa anugerah ALLAH SWT harus kita berikan kepada kaum miskin, karena itu milik mereka, bukan milik kita.
Tetapi karena lupa akan etika ini, kita lalu merasa berada diatas orang yang kita beri. Merasa lebih mulia dibandingkan dengan orang yang menerima kebaikan kita. Sehingga, ketika kita diperlakukan buruk oleh orang tadi, kita merasa lebih sakit daripada diperlakukan buruk oleh orang yang tidak pernah menerima kebaikan kita.
(Terapi Ruhani untuk Semua _Habib Ali Jufri_)
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad nabiyil umiy wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallim.
silahkan tag dan share
Tidak ada komentar:
Posting Komentar