Kisah ini merupakan penggalan ceramah Syeikh Husna Syarif, ulama besar di Mesir.
Ada seorang yang terbelit hutang, hidup dalam tumpukan hutang di tengah kubangan kemiskinan.
Dia dulunya kaya raya, lalu jatuh bangkrut, sehingga mempunyai hutang yang teramat besar.
Setiap hari, rumahnya penuh orang yang menagih hutang,
hingga pada suatu hari ia pergi ke tempat salah seorang saudagar kaya.
Sudah bukan cerita baru, kedatangannya untuk meminjam uang pula. Ia meminjam uang sebanyak 500 dinar. Saking terkenalnya orang ini banyak hutang sampai-sampai saudagar ini bertanya:
"kira-kira kapan anda akan melunasi pinjaman ini?"
"Minggu depan tuan", jawabnya singkat.
Pada akhirnya ia pulang dengan 500 dinar digenggamannya.
Jumlah segitu ia bayarkan kepada orang-orang yang setiap hari datang menagih hutang dan dari 500 dinar yang ia peroleh itu tidak tersisa sama sekali.
Hari demi hari ia bertambah sulit dan terpuruk kondisi ekonominya hingga tempo pembayaran hutangnya pun telah tiba.
Saudagar itupun mendatangi rumah si miskin itu dan mengatakan:
"tempo hutang anda telah tiba".
Si miskin dengan suara lirih menjawab:
"Demi Allah saya sudah tak punya apa-apa".
Saudagar tsb merasa geram kepada si miskin dan mengadukannya ke pengadilan. Setibanya di pengadilan, hakim bertanya:
"mengapa anda tidak membayar hutang anda?"
Lagi-lagi si miskin menjawab:
"Demi Allah saya tak punya apa-apa tuan".
Karena merasa ini adalah kesalahan si miskin, maka hakim memvonisnya dengan hukuman penjara sampai ia bisa melunasi hutangnya.
Kemudian si miskin bangkit dan berkata:
"wahai tuan hakim, berilah saya waktu untuk hari ini saja. Saya hendak pulang ke rumah untuk berjumpa keluarga dan mengabarkan hukuman ini sekalian berpamitan dengan mereka, baru kemudian saya akan kembali untuk dipenjara".
Hakim menyahuti si miskin dengan mengatakan: "bagaimana mungkin, apa jaminanmu bakal kembali besok, sementara aku telah memvonismu hukuman penjara?"
Lelaki itu terdiam, tapi seolah mendapat ilham di benaknya,
lalu berkata lirih:
"Rasulullah saw jaminanku, wahai tuan hakim, bersaksilah untukku jika besok aku tidak datang maka aku bukanlah termasuk umat Rasulullah saw".
Si hakim tersentak diam dan tersentuh hatinya, ia sadar betapa agungnya Rasulullah saw.
Kemudian si hakim menunda hukuman penjara untuknya hingga esok hari.
Sesampainya di rumah, si miskin menghabarkan kondisinya kepada sang istri, bahwa besok dia akan dipenjara.
Lalu istrinya bertanya:
"wahai suamiku lantas mengapa sekarang engkau bebas?"
Aku menaruh nama Rasulullah saw sebagai jaminanku", begitu jawab suaminya.
Mata istrinya pun berkaca-kaca dan air matanya menetes sembari berkata pada suaminya:
"selama Rasulullah masih menjadi jaminan bagimu maka mari kita bershalawat".
Dan mereka pun bershalawat kepada Rasulullah saw dg rasa cinta yg dalam.
Sampai akhirnya mereka tertidur, dalam tidurnya bermimpi melihat Rasulullah SAW memanggilnya:
"Hai fulan jika besok telah terbit fajar maka pergilah ke tempat ulama fulan dan sampaikan kepadanya bahwa aku menitipkan salam untuknya dan suruh ia menyelesaikan hutang2mu. Jika ulama itu tidak percaya, sampaikan 2 bukti ini".
Kemudian si miskin itu bertanya:
"apa 2 bukti itu wahai Rasulullah?
Rasul saw menjawab: "katakan padanya bahwa di malam pertama ia sudah membaca shalawat untukku 1000 x dan di malam terakhir dia telah ragu dalam jumlah bilangan shalawat yang dibacanya. Sampaikan padanya bahwa ia telah menyempurnakan shalawatnya".
Seketika si miskin terbangun dan pada pagi harinya ia pergi menuju si ulama fulan dan berjumpa dengannya. Tanpa buang waktu si miskin menyampaikan apa yang ia lihat dalam mimpinya.
Wahai tuan ulama...???, Rasulullah saw telah menitipkan salam untuk anda dan meminta anda agar menyelesaikan hutang2ku.
Sang ulama bertanya:
"apa bukti dari kebenaran mimpimu itu tentang yang anda sampaikan?
Si miskin itu menyampaikan kedua bukti sebagaimana yang dikatakan Rasulallah SAW dalam mimpinya.
"di malam pertama anda telah bershalawat kepada Rasulullah saw sebanyak 1000 x dan di malam kedua anda ragu dengan jumlah bilangan shalawat yang telah anda baca. Rasulullah saw mengatakan bahwa hitungan shalawat anda telah sempurna, dan shalawat anda telah diterima oleh Rasulallah saw".
Mendengar hal itu spontan ulama itu menangis karena berita gembira shalawatnya diterima Rasulallah SAW.
Ulama tersebut memberi uang 500 dinar dari baitul mal (untuk melunasi hutang si miskin) dan 2500 dinar dari harta pribadinya untuk si miskin sebagai tanda terima kasih atas berita gembira yang disampaikan.
Tidak berapa lama kemudian si miskin bergegas pergi ke hakim untuk menyelesaikan perkaranya. Sesampainya di tempat hakim, tiba-tiba si hakim bergerak kearah si miskin seolah ia rindu ingin melihatnya dan memanggilnya seraya berucap :
"Kemarilah, berkat anda aku mimpi berjumpa Rasulullah SAW. Rasulullah saw telah berpesan kepadaku bahwa jika aku menyelesaikan hutangmu maka kelak Rasulullah saw akan menyelesaikan perkaraku di akhirat. Ini uang 500 dinar untuk melunasi hutang2 anda".
Belum sampai selesai dia bicara, tiba-tiba pintu ada yang mengetuk. Ketika dibuka, ternyata saudagar penagih hutang yang datang. Dia langsung memeluk si miskin dan menciumnya sembari berucap:
"Berkat anda saya mimpi berjumpa Rasulullah saw. Beliau berkata padaku jika aku merelakan hutangmu maka kelak di hari kiamat Rasulullah saw akan merelakan segala tanggunganku dan ini uang 500 dinar hadiah untuk anda dan hutang anda saya anggap sdh lunas".
Subhanallah, kisah ini adalah sekelumit bukti betapa Rasulullah SAW selalu memperhatikan urusan umatnya. Shalawat dan cinta kepada Nabi bisa menghilangkan kegundahan dan keresahan bahkan bencana.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
Tidak ada komentar:
Posting Komentar