ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻗﺮﻧﻰ , ﺛﻢ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻠﻮﻧﻬﻢ , ﺛﻢ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻠﻮﻧﻬﻢ
Dari Abdullah ibn Mas’ud ra Nabi saw bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah (yg hidup) di zamanku, kemudian orang² setelahnya, kemudian orang² sesudahnya.
(Hr Bukhari, Muslim).
Sekarang istilah "SALAFI/Y" sudah tidak asing lagi. Istilah salafi akhir² ini sering disalahartikan oleh sebagian orang. Mereka menganggap bahwa salafi adalah sebuah MAZDHAB dalam Islam yg pengikutnya memiliki ciri khas tertentu dan juga memiliki manhaj tertentu dalam memahami ajaran Islam, notabene mengaku sebagai golongan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah?
Sebenarnya istilah salafi menunjuk pd praktek umat Islam yg memahami ajarannya sesuai dgan pemahaman para ulama terdahulu, generasi sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in yg lebih populer dgan sebutan salafush shaleh.
Artinya, istilah salafi bukan hanya milik gerombolan tertentu yg mengklaim sebagai pengikut madzhab salaf, yg karenanya mereka menganggap gerombolanya yg paling benar & sesuai dengan pemahaman ulama terdahulu.
Akan tetapi, semua umat Islam dapat dikatakan sebagai salafi (pengikut ulama salaf) sepajang mereka merujuk pd generasi salaf sekaligus mengakui perbedaan pendapat di antara mereka dalam memahami syariat Islam. Sehingga orang Islam yg mengaku sebagai pengikut generasi salaf disebut salafi adlah orang Islam yg mengakui adanya perbedaan pendapat dalam memahami syariat Islam, khususnya pada permasalahan furu’iyah (cabang fiqih) sekaligus bersikap toleransi terhadap adanya perbedaan tersebut.
Istilah salafi seringkali diklaim oleh mereka yg ingkar MADZHAB.
Di samping itu, mereka yg menganggap dirinya sebagai “manhaj salafi” mengusung jargon “kembali kepada al Qur’an dan Sunnah” sesuai dengan pemahaman para ulama salaf, yang ujung-ujungnya mengkalim sebagai golongan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
#IMPLIKASINYA banyak orang awam yang akhirnya ikut-ikutan masuk ke dalam golongan “salafi” karena terbujuk oleh kajian² yg selama ini mengaku bahwa pahamnyalah yg paling sesuai dengan pemahaman para ulama salaf ????
Padahal jika kita telusuri, dalam khazanah Islam, selama ini tidak ada yg namanya “MANHAJ SALAFI !!.". Menurut sebagian pakar, istilah ini muncul sebagai “reformasi” di tubuh WAHAB! !! dinisbatkan kepada pendirinya Muhammad bin Abdul Wahhab karena istilah wahabi sendiri sudah memiliki “Cacat & Borok” di awal dakwahnya dan sudah dicap oleh para ulama sunni sebagai aliran yang menyimpang dari mainstream Ahlus Sunnah Wal Jama’ah karena memiliki pemahaman dan penafsiran ajaran Islam al Qur’an dan Sunnah yg banyak berbeda dari mayoritas ulama salaf.
Dan seringkali menganggap pendapatnya yg paling benar, sementara pendapat lainnya dianggap salah, bid'ah, dan lemah.
Di samping itu, wahab! juga gencar meneriakkan tuduhan yg semakin mewabah di penjuru dunia, yaitu wabah takfir (pengkafiran), tabdi’ (pembid’ahan), tasyrik (pemusyrikan) dan tasykik (upaya menanamkan keraguan), serta mengklaim bahwa akidahnya yg paling murni.
Akan tetapi, dakwah mereka di berbagai penjuru dunia lebih banyak ditolak, karena masih banyak para ulama sunni yang alim dan faqih untuk berhujjah dalam menolak kekeliruan paham wahabi.
Oleh karena dakwah mereka gagal, maka mereka pun menyiasatinya dengan menamakan kelompoknya sebagai “Salafi”, tujuannya tidak agar dakwah mereka semakin diterima oleh masyarakat luas.
“Mereka mengubah nama wahabi menjadi salafi untuk mengelabui umat Islam bahwa ajaran wahabi ini tidak bersumber dari Muhammad bin Abdul Wahab melainkan dari salaf. Juga agar mereka merasa lebih aman dan nyaman dari sorotan masyarakat dalam menyebarkan dakwahnya”.
Selain itu, jika kita analisis lebih dalam lagi, sebenarnya konsep manhaj salaf atau madzhab salaf ( menurut gerombolanya ) memiliki kerancuan dan kekeliruan.
Sesungguhnya para ulama salaf tidak pernah sama dan satu pandangan dalam memahami berbagai masalah agama yg begitu kompleks.
Mereka tidak pernah berada dalam satu madzhab yang disebut dengan “Manhaj Salaf”.
Sebagaimana masyhur adanya, disebut salaf adalah orang" Islam yng hidup di tiga abad pertama setelah masa Rasulullah; diawali oleh masa sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in (termasuk di dalamnya para Imam madzhab karena mereka semua hidup di tiga abad pertama).
Mereka semua adalah salaf, tiga abad bukanlah masa yang pendek.
Oleh karena itu, ulama salaf jumlahnya amat banyak ratusan bahkan ribuan mereka tidak pernah bersatu dalam satu madzhab fiqih (pemahaman). Ketika seseorang mengklaim telah mengikuti salaf, salaf mana yang dimaksud ???
Sampai di sini, tampak jelas bahwa sebenarnya tidak ada masalah dengan arti salafi ini, karena pada dasarnya setiap muslim akan mengakui legalitas kedudukan para sahabat Nabi dan dua generasi umat Islam sesudahnya (tabi’in dan tabi’ut tabi’in). Atau dengan kata lain, seorang muslim manapun sebenarnya adalah pengikut para ulama salaf (salafi), meskipun ia tidak pernah menggembor-gemborkan pengakuan bahwa ia seorang salafi.
Namun demikian, saat ini penggunaan istilah salafi menjadi tercemari, karena istilah salafi saat ini menjadi mengarah pada gerombolan tertentu.
Gerombolan ini, baik secara eksplisit maupun implisit, getol melakukan klaim sebagai satu-satunya kelompok salaf yang sebenarnya ajarannya telah banyak diwarnai oleh paham wahabi, yang mereka ini cenderung menyimpang dari ajaran Islam yang dianut oleh mayoritas umat Islam sejak zaman Rasulullah hingga saat ini.
Wahabiyyun sering menggunakan al Maidah 48 sebagai pijakkan manhaj salaf , padahal para ulama menafsirka ayat itu jelas untuk hal ke -tauhid an. (Lihat tafsir ibnu Katsir, Qurtubhi).
Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim dan Ibnu Hazm, kalau dilihat angka tahun lahirnya, mereka juga bukan orang salaf, karena mereka hidup jauh ratusan tahun setelah Rasulullah wafat.
Apalagi Bin Baz, Utsaimin, Albani, mereka bahkan lebih bukan salaf lagi, tetapi malahan orang² khalaf yg hidup sezaman dengan kita.
Sayangnya, Ibnu Taymiyah, Ibnul Qayyim, apalagi Bin Baz, Utsaimin termasuk Albani, tak satu pun dari mereka yang punya manhaj, kalau yang kita maksud dengan manhaj itu adalah arti sistem dan metodologi istimbath hukum yang baku. Bahasa mudahnya, mereka tidak pernah menciptakan ilmu ushul fiqih. Jadi mereka cuma bikin fatwa, tetapi tidak ada kaidah, manhaj atau polanya.
ﻧﺴﻴﺎﻥ ﺍﻻﺻﻮﻝ ﻳﺠﻠﺐ ﺣﺮﻣﺎﻥ ﺍﻟﻮﺻﻮﻝ
"Lupa asalnya mengakibatkan tidak sampai tujuan"
Semoga bermanfaat.
................ Nersama Aqmal Khaidar Ali
Sya tambah sedikit 😁
BalasHapusMereka bertanya istilah apa sebaiknya untuk menggantikan istilah “manhaj salaf” atau “mazhab salaf”.
Sungguh istilah manhaj salaf atau mazhab salaf tidak pernah dikatakan maupun dianjurkan oleh para Salafush Sholeh maupun oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Jadi pada dasarnya istilah “manhaj salaf” maupun “mazhab salaf” adalah istilah yang difatwakan oleh ulama Ibnu Taimiyah.
Fatwa Ibnu Taimiyah
“Tidak ada aib atas orang-orang yang menonjolkan manhaj salaf, menisbatakan dan menasabkan padanya, bahkan wajib menerimayang demikian itu dengan kesepakatan (para ulama), karena sesungguhnya tidak ada pada manhaj salaf kecuali kebenaran “ (Majmu’ Fatawa 4/129).
“Barangsiapa mengingkari penisbatan kepada salaf dan mencelanya, maka perkataannya terbantah dan tertolak ‘karena tidak ada aib untuk orang-orang yang menampakkan madzab salaf dan bernisbat kepadanya bahkan hal itu wajib diterima menurut kesepakatan ulama, karena mazhab salaf itu pasti benar” [Majmu Fatawa 4/149]
Berdasarkan fatwa tersebut maka pada hakikatnya manhaj salaf adalah manhaj Ibnu Taimiyah dan mazhab salaf adalah mazhab Ibnu Taimiyah. Keduanya kita kenal dengan istilah salafi
Mazhab kalaf abat pertengahan
BalasHapus