Sabtu, 23 September 2017

Bidah

KUPASAN RINGKAS TENTANG:
"KULLU BID'ATIN DLOLALAH"
=========
1. Dari aspek arti hadits
---------------------
وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
ARTINYA: ""Dan semua perkara yang baru adalah bid'ah dan seluruh bid'ah adalah kesesatan dan seluruh kesesatan di neraka" (HR An-Nasaai)
.
2. Dari aspek makna hadits
---------------------
Makna dari hadits tersebut menjelaskan bahwa : Seluruh Bid'ah yang sesat tanpa terkecuali semuanya tempatnya di neraka.
.
3. Dari aspek kandungan makna hadits
-----------------------
a. Hadits tersebut sebenarnya merupakan kalimat akhir dari hadits yg cukup panjang .
b. Hadits tersebut merupakan hadits Riwayat dari Imam An-Nasaa-i , yg mana pada hadits hadits yg diriwayatkan oleh perawi hadits lain tdk dicantumkan kalimat sebagaimana yg diriwayatkan oleh Imam An-Nasaa-i
c. Berikut ini teks hadits yg selengkapnya:
.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ وَعَلاَ صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ يَقُولُ « صَبَّحَكُمْ وَمَسَّاكُمْ ». وَيَقُولُ « بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةَ كَهَاتَيْنِ ». وَيَقْرُنُ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَيَقُولُ « أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
.
Dari Jabir bin Abdillah berkata :
Jika Rasulullah berkhutbah maka merahlah kedua mata beliau dan suara beliau tinggi serta keras kemarahan (emosi) beliau, seakan-akan beliau sedang memperingatkan pasukan perang seraya berkata "Waspadalah terhadap musuh yang akan menyerang kalian di pagi hari, waspadalah kalian terhadap musuh yang akan menyerang kalian di sore hari !!". Beliau berkata, "Aku telah diutus dan antara aku dan hari kiamat seperti dua jari jemari ini –Nabi menggandengkan antara dua jari beliau yaitu jari telunjuk dan jari tengah-, dan beliau berkata : "Kemudian daripada itu, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Al-Qur'an dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang baru dan semua bid'ah adalah kesesatan"
.

Dalam riwayat An-Nasaa-i ada tambahan kalimat :

وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

"Dan semua perkara yang baru adalah bid'ah dan seluruh bid'ah adalah kesesatan dan seluruh kesesatan di neraka"
.
KESIMPULANNYA :
a. Yg dimaksudkan sebagai KULLU BID'ATIN DLOLALAH dalam hadits riwayat Imam An-Nasaa-i tersebut adalah : Segala hal baru yang diada-adakan yg dalam pengadaannya telah menyelisihi (keluar) dari Al-Qur'an dan Hadits.
b. Seluruh hal baru yang diada-adakan yg dalam pengadaannya TIDAK menyelisihi (tidak keluar) dari Al-Qur'an dan Hadits maka tdk termasuk kedalam yg dlolalah atau yg sesat .
.
KESIMPULAN AKHIR :
1. Yg dimaksudkan oleh Rosululloh Saw sbg BID'AH DLOLALAH dan tempatnya di neraka sebagaimana yg diriwayatkan oleh Imam An-Nasaa-i tersebut HANYALAH Segala hal baru yang diada-adakan yg dalam pengadaannya telah menyelisihi (keluar) dari Al-Qur'an dan Hadits.
.
2. Seluruh hal baru yang diada-adakan yg dalam pengadaannya TIDAK menyelisihi (tidak keluar) dari Al-Qur'an dan Hadits, maka disebut sbg BID'AH HASANAH atau BID'AH MAHMUUDAH, sebagaimana yg telah dijelaskan oleh Imam As-Syafi sbg berikut:
.
الْمُحْدَثَاتُ مِنَ اْلأُمُوْرِ ضَرْبَانِ :
أَحَدُهُمَا : مَا أُحْدِثَ ِممَّا يُخَالـِفُ كِتَابًا أَوْ سُنَّةً أَوْ أَثرًا أَوْ إِجْمَاعًا، فهَذِهِ اْلبِدْعَةُ الضَّلاَلـَةُ،
وَالثَّانِيَةُ : مَا أُحْدِثَ مِنَ الْخَيْرِ لاَ خِلاَفَ فِيْهِ لِوَاحِدٍ مِنْ هذا ، وَهَذِهِ مُحْدَثَةٌ غَيْرُ مَذْمُوْمَةٍ
.
Perkara-perkara baru itu terbagi menjadi dua macam :
Pertama: Perkara baru yang menyalahi al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ atau menyalahi Atsar, perkara baru semacam ini adalah bid’ah yang sesat (Bid’ah Dholalah).
Kedua: Perkara baru yang baru yang baik dan tidak menyalahi satu pun dari al-Qur’an, Sunnah, maupun Ijma’, maka perkara baru seperti ini tidak tercela (Bid’ah Hasanah).
(Diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dengan sanad yang Shahih dalam kitab Manaqib asy-Syafi’i –Jilid 1- Halaman 469)..
.
Semoga ada manfaatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar