Jumat, 22 September 2017

Hukum Tahlil

- HUKUM TAHLILAN -
Saudaraku seiman, akhir2 ini, banyak orang yg bertentangan tentang kebolehan melaksanakan tahlilan. Sebenarnya, bagaimana sih hukumnya...? Mari kita bahas bersama. Bagi yg pro dan kontra tahlilan, silahkan simak baik2 uraiannya dan mohon dikoreksi jika terdapat kesalahan...

Bismillahirahmanirahim...
-Hukum Tahlilan- 👉 bagaimana hukum melaksanakan tahlilan menurut syara' ? Oke, Sebelum menghukumi sesuatu, alangkah baiknya kita lihat dulu apa pengertiannya.

Tahlilan adalah sebuah tradisi masyarakat islam nusantara untuk membacakan doa2, ayat2 alqur'an, sholawat nabi, dan kalimat2 thoyyibah pada keluarga yg sudah meninggal. Biasanya dilakukan beramai ramai dengan  keluarga si mayyit tsb memberikan shodaqoh yg pahalanya ditujukan atas mayyit berupa "berkat" dan dibagikan pada tetangga sekitar.

Nah, apakah tradisi tahlilan ada di zaman Rasulullah ?
Tentu saja tidak. Tidak ada dulu di zaman Rasulullah istilah tahlilan.
😨 Wah, berarti bid'ah dong...
Sssttt, bntar... Tunggu dulu. Memang dulu tidak ada istilah begitu di jaman nabi.
Namun, jika kita melihat isi dari tahlilan spt mendoakan keluarga yg sudah meninggal, bershodaqoh untuknya, dan berkumpulnya masyarakat untuk berdzikir, akan mudah kita jumpai pada zaman beliau.

Oke, isi2 dr tahlilan ada di zaman Rasulullah. Tapi, apakah ada dalilnya? Adakah qur'an dan hadits shahihnya?

Tulisan ini tak akan menyebutkan dalil2 kesunnahan membaca Alquran, sholawat, dzikir, dan kalimat thoyyibah lainnya karena sudah jelas dan sudah pada tau hukumnya. 😊
Yg akan kita bahas,
[1]. Bolehkah membacakan Alquran, sholawat, dzikir, dan kalimat thoyyibah lainnya untuk yg sudah meninggal dan bershodaqoh (spt memberikan berkat) atasnya? 

وَعَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ اَنَّ رَجُلًا قال لِلنَّبِي صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمِ اِنَّ أَبِي مَاتَ وَلَمْ يُوْصِ أَيَنْفَعُهُ اِنْ اَتَصَدَّقُ عَنْهُ؟ قَالَ نَعَمْ،
)رواه أحمد ومسلم والنساء وابن ماجه (
Dari Abu Hurairah, ia meriwayatkan: Ada laki-laki datang kepada Nabi lalu ia berkata: Ayahku telah meninggal dunia dan ia tidak berwasiat apa-apa. Apakah saya bias memberikan manfaat kepadanya jika saya bersedekah atas namanya? Nabi menjawab: Ya, dapat (HR. Ahmad, Muslim, Nasa’I, dan Ibnu Majah).

وَعَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ: تَصَدَّقُوْا عَلَى اَنْفُسِكُمْ وَعَلَى اَمْوَاتِكُمْ وَلَوْ بِشُرْبَةِ مَاءٍ فَاِنْ لَمْ تَقْدِرُوْا عَلَى ذَالِكَ فَبِأَيَةٍ مِنْ كِتَابِ الله تَعَالَى فَاِنْ لَمْ تَعْلَمُوْا شَيْئًا مِنَ اْلقُرْآنِ فَادْعُوْا لَهُمْ بِالْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ فَاِنَّ الله وَعَدَكُمُ الاجاب
Sabda Nabi: Bersedekahlah kalian untuk diri kalian dan orang-orang yang telah mati dari keluarga kalian walau hanya air setejuk. Jika kalian tak mampu dengan itu, bersedekahlah dengan ayat-ayat suci al-Qur’an, berdoalah untuk mereka dengan memintakan ampunan dan rahmat. Sungguh, Allh telah berjanji akan mengabulkan doa kalian. (HR. Ad Darimi, An Nasa'i dari Ibnu Abbas.)

Hadits2 diatas menegaskan bahwa pahala shodaqoh itu sampai kepada ahli kubur. Begitu juga dengan bacaan alquran dan dzikir meminta Rahmat dan ampunan. Sementara di hadits shahih yang lain dijelaskan bahwa shodaqoh tidak hanya berupa harta benda saja, tapi juga dapat berwujud bacaan dzikir seperti kalimat la illaha illallah, subhanallah, dan lain-lain sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih berikut ini:

عن اَبِي دَرْأَنْ نَاسًا مِنْ اَصْحَابِ النَّبِي صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوْا لِلنَّبِي ص.م يَارَسُوْلَ الله ذَهَبَ اَهْلِ الدُّثُوْرِ بِالْاُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا تُصَلَّى وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا تَصُوْمُ وَيَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ اَمْوَالِهِمْ قَالَ اَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ الله لَكُمْ مَا تَصَدَّقُوْنَ اِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ وكل تهليلة صدقة
-رواه مسلم -
“Dari Abu Dzarr RA,ada beberapa sahabat berkata kepada Nabi SAW,” Ya Rosulullah, orang-oarng yang kaya bisa (beruntung) mendapatkan banyak pahala. (Padahal) mereka shalat seperti kami shalat. Mereka berpuasa seperti kami berpuasa. Mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka. Nabi SAW menjawab, “ Bukankah Allah SWT telah menyediakan untukmu sesuatu yang dapat kamu sedekahkan? Sesungguhnya setiap satu tasbih (yang kamu baca) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah.” (HR. Muslim :1674 ).

Oke, hukum membaca isi2 dr tahlilan dan bershodaqoh atas org yg sudah meninggal hukumnya Sunnah. Tapi kan, mereka melakukannya beramai ramai dg masyarakat. Tidak ada hal sprt itu di zaman nabi.
Lalu pertanyaan ke [2] Bolehkah bekumpul bersama2 membaca dzikir?

ان رَسُولَ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا: وَمَا رِيَاضُ الجَنَّةِ؟ قَالَ: حِلَقُ الذِّكْرِ
“Sesungguhnya Nabi Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda : apabila kalian berjalan ke taman surga maka bergabunglah kalian”, para sahabat bertanya : “apa itu taman surga (riyadlul jannah) ?”, Nabi menjawab : “perkumpulan dzikir”. (Sunan at-Turmidzi no. 3510)

لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ الله عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَذَكَرَهُمُ الله فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah sekelompok orang berkumpul dan berdzikir kepada Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para Malaikat, diliputi rahmat, diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah sebut mereka di kalangan para Malaikat yang mulia”. Shahih Muslim no. 2700 ; Musnad Ahmad no. 11875

Jadi, bagaimana hukum tahlilan....?

Silahkan kalian simpulkan sendiri.... 😊

#SalamSantun...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar