Senin, 29 April 2019

MUSIBAH TERBESAR ADALAH HILANGNYA KALENG KECILKU

Sayyidina Abu Hurairoh Radliyallahu anhu berkata :

"Musibah terbesar dlm hidupku ada 3 yaitu :
1. Wafatnya Rasulullah Saw.
2. Wafatnya Sayyidina Usman bin Affan.
3. Rumahku dibakar, hartaku di rampok dan hilanglah kaleng kecilku".

Para sahabat tertawa mendengar musibah terbesar adalah kaleng kecil.

Mereka bertanya : "Memangnya kenapa ya Abu Hurairoh, knp engkau bilang kaleng kecil hilang adalah musibah terbesarmu?".

Abu Hurairoh menjawab : "Aku pernah bepergian bersama Rasulullah Saw. Aku masukkan sebelumnya kedalam kaleng 20 biji kurma". Di perjalanan Rasul Saw. Bertanya :" Apa itu wahai Abu Hurairah? "Aku menjawab : "Kurma wahai Rasulullah." "Keluarkan", perintah Beliau.

Maka aku keluarkan kurma tersebut.
Kemudian Rasulullah meniup satu persatu sambil membacakan doa.

Lalu Rasulullah berkata : "Jika kamu lapar, masukkan tanganmu kedalam kaleng, jangan kamu tumpahkan".

Semenjak itu aku selalu mengambil kurma dari dalam kaleng tersebut dan isinya tak pernah habis, bahkan sampai Rasulullah Saw wafat. Hingga Wafat pula Kholifah-kholifah dan tetap tak habis, sampai Sayyidina Usman pun Wafat... Lalu kaleng tersebut hilang.

Aku tahu bawa kurma tersebut tadinya berjumlah 20, namun aku telah memakannya dan aku kumpulkan bijinya, hingga jumlahnya sebanyak 100 karung".
Inilah Keberkahan Doa dan sentuhan Tangan Rasulullah Saw".

مرحبا يا رمضان مرحبا شهر الصيام

Abuya Dimyati Cidahu Pandegleng Banten.

Sabtu, 27 April 2019

Apakah Allah menciptakan segala yang ada?"

Seorang profesor yang Atheis berbicara dalam sebuah kelas fisika.
Profesor: "Apakah Allah menciptakan segala yang ada?"
Para mahasiswa: "Betul! Dia pencipta segalanya."
Profesor: "Jika Allah menciptakan segalanya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan."
(Semua terdiam dan agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).
Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.
Mahasiswa: "Prof! Saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?"
Profesor: "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada."
Mahasiswa: "Prof! Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah ketiadaan panas.
Suhu -460 derajat Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Semua partikel menjadi diam. Tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut.
Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas.
Selanjutnya! Apakah gelap itu ada?"
Profesor: "Tentu saja ada!"
Mahasiswa: "Anda salah lagi Prof! Gelap juga tidak ada.
Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari. Sedangkan gelap tidak bisa.
Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna.
Tapi! Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensitas cahaya di ruangan itu.
Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya.
Jadi! Apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?"
Profesor mulai bimbang tapi menjawab juga: "Tentu saja ada."
Mahasiswa: "Sekali lagi anda salah Prof! Kejahatan itu tidak ada. Allah tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan. Seperti dingin dan gelap juga.
Kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Allah dalam dirinya.
Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia."
Profesor terpaku dan terdiam!
_Dosa terjadi karena manusia lupa menghadirkan Allah dalam hatinya.._
*Hadirkan Allah dalam hati kita setiap saat, maka akan selamatlah kita..*Itulah _*IMAN..*_
_*SESUNGGUHNYA DOSA ITU LAHIR SAAT IMAN TIDAK HADIR DALAM HATI KITA ...

Jumat, 26 April 2019

Amalan Hari Jumat

7 AMALAN MULIA PADA HARI JUM'AT

Faedah Agung Yang Khusus di Amalkan di Hari Jum'at

1. Barangsiapa yang membaca Ya Muhaimin 100x setelah mandi jum'ah, maka Allah SWT akan memberikan kewibawaan dan kemulyaan.

2. Barangsiapa yang membaca surat Al-Qodar 7x antara 2 adzan di hari jum'ah, maka Allah SWT akan melunasi semua hutangnya.

3. Barangsiapa yang berucap Ya Baathin 33x setelah sholat jum'ah, Allah swt akan menjadikan-nya dari ahli bathin.

4. Barangsiapa setelah sholat jum'at membaca  Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas masing 7x tanpa merubah posisi duduknya (tasyahhud akhir) dan tanpa berbicara sebelumnya, maka Allah SWT akan menjaganya dari semua kejelekan sampai jum'at berikutnya.

5. Barangsiapa setelah sholat jum'ah membaca ALLOOHUMMA AKFINIY BIHALAALIKA 'AN HAROOMIKA WAGHNINIY BIFADLIKA 'AMMAN SIWAAK, maka segala kebutuhannya akan terpenuhi hingga hari berikutnya.

6. Barangsiapa yang berdoa YAA GHONIYYU YAA MUGHNIIY 40X, setiap 10 dari bacaan tersebut ditambahi AGHNINIY, ketika do'a mukminin mukminaat pada khutbah kedua, maka Allah SWT akan meluaskan rizkinya.

7. Barangsiapa yang bersholawat kepada Nabi SAW setelah ashar hari jum'at 80x, maka Allah SWT akan mengampuni dosanya 80 tahun, jika memang si pembaca tidak memiliki dosa sebanyak itu,maka keutamaan tersebut akan diberikan kepada kedua orangtuanya dan Allah SWT akan mengangkat derajat mereka.

Ada riwayat bahwasan-nya yang membaca sholawat dengan sighoh ini ALLOOHUMMA SHOLLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN NABIYYIL UMMIY WA 'ALAA AALIHI WASOHBIHI WA SALLIM TASLIIMAA setelah asar hari jum'at, maka akan ditulis untuknya pahala ibadah 80 tahun.

"Barangsiapa yang memperbanyak sholawat atas Nabi SAW, maka Allah SWT akan menyelesaikan semua urusannya, mengampuni segala dosanya, melunasi hutangnya, dan sholawat tersebut akan menjadikan sebab dia memperoleh syafaat Nabi SAW, dia kan berada paling dekat kedudukan-nya di sisi Nabi SAW pada saat hari kiamat"

Disadur dari majlis Habib Zein bin Sumaith dan Habib Saalim As-Syaatiri

Naskah Asli Berbahasa Arab:

فــُوائــــــــد كــبــــــــــــيرۃ تختص بسيد الأيام  يوم الجمعة :

١. من قال بعد غسل الجمعة مائة مرة يامهيمن رزقه الله المهابة والجلال 

٢. من قرأ بين أذاني الجمعة سورة القدر ٧ مرات، قضى الله دينه           

٣. من قال بعد صلاة الجمعة ٣٣ مرة يا باطن، جعله الله من أهل  الباطن    

٤. من قرأ وهو ثان رجليه بعد صلاة الجمعة وقبل أن يتكلم الفاتحة  والإخلاص والفلق والناس كل واحدة ٧ مرات، حفظه الله من كل سوء  إلى الجمعة القابلة       

٥. من قال بعد الجمعة مائة مرة اللهم أكفني بحلالك  عن حرامك  واغنني بفضلك  عمن سواك، لم تمض عليه جمعة إل وأغناه الله أي: سخر له رزقآ

٦.  من قال ساعة الدعاء  للمؤمنين والمؤمنات في الخطبة : ياغني  يامغني أربعين مرة؛ يقول في رأس كل عشر منها : أغنني ، إلا  وسع  الله  عليه  رزقه             
 
٧. من صلى على النبي صلى الله عليه وسلم بعد عصر الجمعة (بأي صيغة ) ثمانين مرة، غفر له ذنوب ثمانين سنة ، فإن لم يكن عليه مايقابل هذا غفر ﻵبائه ورفع في درجاته، وورد أن من صلى بهذه الصيغة : (اللهم صل على سيدنا محمد النبي الأمي وعلى آله وصحبه وسلم تسليما) بعد عصر الجمعة كتب له عبادة ثمانين سنة مع ما ذكر.

ومن اكثر الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم يكفى همه ويغفر ذنبه ويقضى دينه وكانت له شفاعة  عند النبي صلى الله عليه وسلم وكان اقرب منزلا من النبي صلى الله عليه وآله وسلم يوم القيامة

مستفاد من مجالس  الحبيب  زين بن سميط والحبيب سالم الشاطري  حفظهم الله

Kamis, 25 April 2019

Doa Afiyah

DOA INI PENDEK TAPI SANGAT BERMANFAAT

Banyak yang beranggapan doa ini pendek, namun perhatikan kandungannya :

‏أَلًْلّٰهُمَّ إِنِّي أَسأَلُكَ الۡعَافِيَۃَ

Allahumma Inni As Aluka Al-'Aafiyah.

Al-Abbas (R.A.) paman Nabi (ﷺ) datang kepada Nabi (ﷺ) dan berkata : "Ya Rasulullah (ﷺ) ajarkanlah aku do'a," katanya.

Nabi (ﷺ) lalu berkata : "Wahai paman ku, bacalah :

‏أَلًْلّٰهُمَّ إِنِّي أَسأَلُكَ الۡعَافِيَۃَ

Allahumma Inni As Aluka Al-'Aafiyah.
(Ya Allah, aku memohon kepada MU 'aafiyah).

Sekarang apa yang 'Aafiyah ???

" Aafiyah bermaksud :
Untuk menyelamatkan diri daripada semua kesusahan yang menimpa".

Untuk menjadi sehat, kita perlu berada di dalam 'Aafiyah.

Untuk mempunyai uang yg cukup, kita haruslah berada di dalam 'Aafiyah.

Untuk terus hidup sejahtera, kita seharusnya berada di dalam 'Aafiyah.

Untuk mau anak2 kita di lindungi, kita perlu berada di dalam 'Aafiyah.

Dan jika kita sudah diampuni dan tidak dihukum, kita berada dalam 'Aafiyah.

Jadi, pada asasnya 'Aafiyah itu bermaksud :
"Ya Allah, lindungilah aku daripada apa-apa kesakitan, kesusahan dan segala penderitaan".
Ini termasuk untuk di Dunia dan di Akhirat.

Al-Abbas (R.A.) berfikir tentang ini untuk seketika, dan kemudian dia datang kembali kepada Nabi (ﷺ) selepas beberapa hari lalu dia berkata:-

"Ya Rasulullah (ﷺ), do'a ini seolah-olah sedikit pendek. Saya minta sesuatu yang lebih besar."

Nabi (ﷺ) lalu berkata : "Wahai pamanku yang dikasihi, mohonlah kepada Allah untuk 'Aafiyah, maka anda tidak boleh diberi apa-apa yg lebih baik daripada 'Aafiyah. Ia adalah satu do'a yang mudah namun terbaik."

Yang Benar adalah setiap yang bermakna dari apa yang anda katakan (mohon) ketika berdo'a.

"Ya Allah, aku memohon kepadaMU agar aku selamat daripada semua kesusahan, kesulitan, kesedihan, bahaya (musibah) dan janganlah ENGKAU menguji aku dan lain-lain yang berat."

Semua ini termasuk di dalam *Allahumma Inni As Aluka Al-'Aafiyah
~ (Riyadh As Saliheen, imam At-Tirmidzi).

Nabi Muhammad (ﷺ) berkata : " Sampaikanlah daripada aku, walaupun ia adalah satu ayat."

Semoga Bermanfaat. Amin...

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ...
https://www.facebook.com/AhmadZuhudID/

Usaha dalam mengadap Allah akan terhalang oleh amal yang tidak ikhlas...

Kata Ibnu 'Atho 'illah r.a ;
Janganlah kamu berpindah daripada suatu keadaan kepada suatu keadaan yang lain ,maka jadilah kamu seperti himar penarik gilingan , ia berjalan sedangkan jalan yang dilaluinya itu sebenarnya adalah jalan tempat ia bertolok( tempat ia bermula).
Akan tetapi berangakatlah dari semua keadaan ini menuju kepada yang menciptakan  keadaan( Allah).
Sesungguhnya hanya kepadaNya kamu akan tetap sampai  kepada tujuanmu.

Ibnu 'Atho'illah r.a mengatakan;
Allah telah memutuskan( menghalangi) orang yang sedang berjalan   menuju kepadaNya & orang2 yang sampai kepadaNya daripada melihat amal2  mereka & menyaksikan tingkah laku hati  mereka .
Adapun orang2 yang sedang berjalan menuju kepadaNya ,kerana sesungguhnya mereka belum menyakini kebenaran bersama Allah & dalam amal2nya  itu , sedangkan orang yang telah sampai kepada Allah telah menyamarkan mereka daripada amal2nya kerana mereka telah sibuk melihat Allah.

Amal yang boleh menghantar atau menghadapkan  hati  kepada  Allah  adalah apabila amal tersebut dilakukan dengan ikhlas ( menyandarkan amalan itu hanya kepada Allah semata2 dan bukan kerana lainnya) kerana sesuatu selain Allah itu adalah makhluk , mengakui atas pertolongan serta limpahan  kurnian Allah semata2 dalam segala yang berkaitan dengan amal yang dilakukan kerana  mempunyai kekurangan & kelemahan dan  dengan memperhatikan keatas  segala ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Allah  & RosulNya dalam sesuatu amal.
Jika sebaliknya daripada itu , maka  amal itu adalah sia2 &  amal itu menjadi penghalang baginya untuk menghadap kepada Tuhannya bahkan mendapat seksa daripadaNya.

Ibnu 'Atho'illah r.a mengataka;
Lenyapkanlah pandangan makhluk disebabkan adanya pandangan Allah kepada engkau.
Dan lenyapkanlah perhatian mereka kepadamu
disebabkan kesaksian perhatian Allah kepada engkau.

Setiap amal atau perbuatan itu hendaklah dipersaksikan ( dituju & ditujukkan) dan mengharapkan keredhaan hanya kepada Allah semata2  dan bukannya kepada makhluk , kerana Allahlah Tuhan Yang Maha Pengurnia lagi Maha Pemberi Balasan terhadap amal yang dilakukan sedangkan makhluk tiada mempunyai kuasa apa2 .

Setiap amalan atau perbuatan hamba semuanya tidak lepas daripada pengetahuan & penilaian  Allah samada sesuatu amal itu untukNya semata2 atau
untuk makhluk2Nya.

Zun al Nun al Misri r.a mengatakan bahawa alamat ikhlas itu ada 3 perkara;
1-Pujian atau celaan manusia sama sahaja baginya.
2-Tidak riyak dalam beramal ketika ia sedang beramal.
3- Dia melakukan amal itu hanya mengharapkan keredhaan Allah.

Berkata Ibnu 'Atho'illah r.a;
Apabila kamu menuntut pahala untuk sesuatu amal yang engkau kerjakan ,maka engkau pun dituntut untuk melakukan kesempurnaan  keikhlasan didalam beramal.
Dan bagi seseorang yang belum merasa cukup hendakah merasa cukup jika dia selamat dari tuntutan itu.

Jika  yang dituntut oleh seseorang hamba dalam beramal supaya memperolehi balasan pahala, maka Allah pun menuntutnya dalam mengerjakan  amal dengan benar2 ikhlas  kepadaNya semata2 dan bukannya ingin mendapatkan pahala atau yang lain2nya  kerana Allah baru memberi kurnian pahala itu apabila  seseorang itu  beramal dengan  benar2 ikhlas kepadaNya semata2 tanpa ada tujuan2 yang lain.
Maka itu seseorang yang beramal dengan menuntut sesuatu yang lain didalam niatnya ,maka dikatakan dia beramal mengikut keinginan hawa nafsunya & juga dia telah merasa ragu2 terhadap balasan pahala & limpahan kurniaan  daripada Allah apabila beramal ikhlas semata2 kepadaNya.

Sehubungan dengan ini al Wasithi berkata;
Ibadah2 yang menuju kepada permohonan keampunan itu lebih dekat daripada ibadah2 yang menuju kepada permohonan untuk memperolehi balasan atau syurga.

Perhatikanlah Firman Allah Ta'ala ;
Katakanlah dengan kurnia Allah & rahmatNya hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Kurnia Allah & rahmatNya itu adalah lebih baik daripada apa yang mereka himpunkan.

Rajin Ibadah, Tapi Ahli Neraka

Habib Munzir Al Musawa:

Banyak orang yang beramal baik tapi hatinya jahat, mengkufurkan orang muslim, mencaci para wali Alloh, mencaci para sholihin, melarang orang bertabarruk atau bertawassul pada Nabi dan sholihin, atau mencaci sahabat Nabi saw, namun amal mereka baik, banyak Qiyamullail, banyak puasa, banyak menghafal Alqur'an, banyak berinfak sedekah, membangun masjid dll, dan caci maki merekapun dianggap orang awam adalah kebenaran, karena mereka berkedok membasmi kebatilan, yaitu dengan memusyrikkan orang ziarah dlsb..

Nah.. mereka yang seperti inilah yang akan Alloh balikkan hatinya di saat hampir wafat untuk mati dalam su'ul khotimah, karena Alloh swt telah berfirman dalam hadits Qudsiy riwayat Shohih Bukhori :

"Barang siapa memusuhi wali-waliku maka ku umumkan perang padanya".

Maka kalau Alloh sudah mengumumkan perang padanya, sudah bisa dipastikan ia akan mati dalam kekufuran dan su'ul khotimah..

Sebaliknya ada orang yang banyak bermaksiat misalnya, namun ia sangat cinta pada sholihin, cinta pada Alloh, cinta pada Rosul, namun ia masih terus terjebak dosa dosa, maka Alloh swt akan balikkan keadaannya di wafatnya dalam keadaan husnul khotimah, Alloh berikan padanya hidayah dan keinginan bertobat, Alloh swt berikan dan penuhi hatinya dengan penyesalan atas semua dosa, lalu ia menangis, bersujud, merintih pada Alloh, dan wafat dalam keadaan itu..

📚Sebagaimana hadits nabi saw riwayat shohih Bukhori : ketika Abu Dzar ra bertanya pada Rosul saw : :Wahai Rosululloh, bagaimana dengan suatu kaum yang mencintai kaum lainnya tapi ia tak mampu menyusul seperti amal sholih mereka?, Rosul saw menjawab :
"Engkau akan bersama orang yang kau cintai wahai Abu Dzar"

Anas bin malik ra berkata ketika mendegar hadits ini sungguh aku sangat gembira, karena aku bisa bersama Rosul saw, aku mencintai Rosul saw, Abubakar dan Umar, walau aku tak mampu menyusul dengan amal mereka" (shohih Bukhori) —

Selasa, 23 April 2019

Shala antar shalat penghapus Disa

Sulthonul Qulub Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa:

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allaah,
Allaah SWT berfirman :
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠّﻪَ ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺱِ ﻟَﺮَﺅُﻭﻑٌ ﺭَّﺣِﻴﻢٌ ‏( ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ : 143 )
” Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia “. ( QS. Al Baqarah : 143 )

Namun jangan kecewakan perasaan dzat Yang paling mencintaimu, paling memeliharamu, paling dermawan kepadamu, Dialah Yang paling baik kepada kita dari semua yang baik, dan Dialah Yang mengganjar setiap perbuatan baik kita sepuluh kali lebih besar hingga tujuh ratus kali dan lebih , sedangkan membalas perbuatan dosa hanya dengan satu dosa saja.

Dan Allah subhanahu wata’ala juga menyiapkan pengampunan atas dosa-dosa, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Muslim :
ﺍَﻟﺼَّﻠَﻮَﺍﺕُ ﺍﻟﺨَﻤْﺲُ ﻭَ ﺍﻟﺠُﻤْﻌَﺔُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠُﻤْﻌَﺔِ ﻭَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥ ﻣُﻜَﻔِّﺮَﺍﺕُ ﻣَﺎ ﺑَﻴﻨَﻬُﻤَﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺍﺟْﺘُﻨِﺒَﺖِ ﺍﻟْﻜَﺒَﺎﺋِﺮُ
” Jarak antara shalat lima waktu, shalat jum’at dengan jum’at berikutnya dan puasa Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya merupakan penghapus dosa-dosa yang ada diantaranya, apabila menjauhi dosa-dosa besar”. (HR Muslim)

Belajar Tawadhu dari Sosok Syaikhona Kholil Bangkalan : ketika Syaikhona mengaku tidak tahu apa-apa.

Ketika menghadiri acara Dauroh ke 2 bersama Habib Umar Bin Hamid Al-Jilani di Lanbulan beberapa waktu yang lalu, di sebuah bazar saya membeli kitab yang sangat menarik. Nama kitab itu adalah "Tuhfah Arrowi" kitab karya Kh. Ahmad Ghazali Muhammad yang menceritakan sejarah hidup Syaikh Nawawi Al-Bantani. Meskipun dari judulnya kita bisa menebak kitab ini terfokus pada biografi Syaikh Nawawi banten, akan tetapi kitab ini juga cukup luas mengulas "manaqib" murid-murid beliau. Yang cukup panjang pembahasannya adalah ketika Sang penulis, Kh. Ghazali mengisahkan tentang sejarah Syaikhona Kholil Bangkalan yang beliau cantumkan pada daftar utama ulama-ulama yang pernah berguru kepada Syaikh Nawawi.

Di halaman 43-44 ada sebuah kisah menarik, kisah yang penulis dengar langsung dari ayahnya Kh. Muhammad Fathullah yang mendengar langsung dari gurunya, Kh. Syamsuddin Ombul salah satu santri Syaikhona Kholil.

" suatu hari Syaikhona Kholil pergi untuk membeli sesuatu dengan menaiki delman. Ketika sudah berada diatas delman beliau bertanya kepada kusir.

" dari mana asal kuda ini pak.. ?"

" dari daerah Bima kiai.. "

Mendengar jawaban kusir itu, Syaikhona lekas saja turun dari delman dan enggan menaikinya lagi. Si kusir jelas kebingungan dan bertanya :

" mengapa anda tiba-tiba tidak mau menaiki delman saya kiai.. ?"

Syaikhona Kholil menjawab :

" salah satu guruku waktu di Mekkah berasal dari Bima. Aku tidak mau menaiki delman ini karena aku takut kuda ini "mungkin'' adalah salah satu keturunan dari kuda-kuda yang dimiliki oleh guruku.."(kemungkinan guru yang dimaksud oleh beliau adalah Syaikh Abdul Ghoni Bin Subh Al-Bimawi)

Satu lagi kisah ketawadhu'an Syaikhona Kholil adalah ketika Kh. Hasyim Asy'ari salah satu Santri beliau pulang dari Mekkah dan sudah memiliki ribuan santri. Pada waktu Ramadhan beliau dikejutkan dengan kedatangan Syaikhona Kholil ke kediaman Kiai Hasyim di Tebuireng Jombang. Yang lebih mengejutkan lagi, Sang guru ternyata datang untuk berguru dan mengaji hadits kepadanya. Pada waktu itu Kiai Hasyim sedang membuka pengajian Shohih Bukhori & Muslim. Waktu itu Syaikhona dan Kiai Hasyim tampak saling menghormati satu sama lain. pemandangan "unik" pun terlihat kala itu, ketika turun dari Musholla, baik Syaikhona ataupun Kiai Hasyim sama-sama berebut mengambil sandal "sang guru" untuk kemudian memakaikannya di kaki empunya.

Syaikhona adalah seorang Faqih, Muhaddits, Mufassir, beliau juga seorang mursyid Thariqah dan Hafidz Qur'an lengkap dengan qiro'ah sab'ah-nya. Tapi.. Terlepas dari itu semua, beliau selalu menganggap dirinya bukan siapa-siapa, tidak memiliki dan mengetahui apa-apa. Konon, Syaikhona tidak pernah hatam ketika mengajar kitab Jurumiah, masalahnya setiap kali sampai pada Bab لا. Baabu "Laa" yang seharusnya dibaca : "Baabu Laa.. I'lam.." Beliau baca menjadi : "Baabu laa A'lam.. " yang akhirnya memiliki makna : Bab aku tidak tahu. Setelah itu Syaikhona pasti akan menutup kitabnya lantas berkata : " Iyut.. Halil lakar lok taoh pa-apah.. "( iya.. saya memang tidak tahu apa-apa.. ) beliau kemudian menutup majlisnya lalu pulang ke ndalemnya.

Tahu mengapa mereka para kekasih Allah selalu bersikap baik dan ramah kepada siapapun.. ? Karena mereka selalu menganggap orang lain lebih baik dan mulia dari diri mereka. Dalam pandangan mereka, mereka adalah mahluk Allah yang paling hina. Mereka tak pernah menganggap diri mereka memiliki ilmu, karomah atau kebaikan apapun.

Dari situ bisa kita ketahui apa yang membedakan mereka dengan banyak orang di zaman sekarang yang bahkan dengan mudahnya menyematkan nama "binatang" pada orang-orang yang berbeda pendapat dan pilihan dengan mereka. Mengapa mereka dengan mudah menghujat, mencaci dan merendahkan orang lain ? Jawabannya mudah : karena mereka merasa diri mereka jauh lebih baik dari orang kebanyakan. Karena pilihan dan pendapat mereka (dalam pandangan mereka) adalah yang terbaik, maka orang lain boleh saja dihina dan direndahkan. Mereka sama sekali tidak pernah siap untuk menerima perbedaan..

Melihat orang-orang seperti mereka, saya merasa sangat bersyukur mempunyai guru-guru yang tak pernah mengajarkan untuk menghujat dan merendahkan orang lain. Dulu ketika saya belajar di Tarim, setiap Jum'at pagi saya selalu berdiri di depan pintu Qubbah Alyadrus di pemakaman zanbal dengan niat mencium tangan Siidil Habib Umar. Saya ingat setiap kali saya selesai mengecup tangan beliau, beliau lekas saja menempelkan tangan mulianya di dada beliau seperti orang yang mengharap berkah dari orang yang baru menyalaminya. Dan hal itu saya saksikan dari beliau berkali-kali. Saya masih ingat betul pesan beliau dalam kitab "Taujih Atthullab" :

" Andai gurumu adalah seorang wali Qutub-pun lantas engkau meremehkan dan merendahkan saudara seimanmu, - siapapun dirinya- maka dosa dan keburukan yang kau dapatkan sudah cukup untuk menutupi semua kebaikan yang kau miliki.. "

Ditengah gejolak politik dan hiruk pikuk pilpres yang masih belum mereda hingga detik ini, betapa butuhnya kita pada sifat saling rendah hati dan saling menghargai yang para kekasih Allah itu ajarkan.

" kapan seseorang bisa dikatakan sebagai orang yang tawadhu dan rendah hati ? .. " Abu Yazid Al-Busthomi yang kala itu ditanyai menjawab :

إذا لا يرى لنفسه مقاما ولا حالا، ولا يرى في الخلق شرا منه.

" ketika ia tidak menganggap dirinya memiliki kebaikan, kemuliaan atau keistimewaan apapun. Dan ia memandang tidak ada mahluk yang lebih hina dari pada dirinya sendiri.. "

* Ismael Amin Kholil, Bangkalan, 23 April, 2019.

RASULULLAH TIDAK MENGHARAMKAN TRADISI


Walisongo dan para penyebar Islam terdahulu dalam menyebarkan Islam sangat toleran dengan tradisi lokal yang telah membudaya dalam masyarakat selama tidak bertentangan dengan akidah dan hukum Islam.
Mereka mencoba meraih hati mereka agar masuk Islam dengan menyelipkan ajaran Islam dalam tradisi mereka.

Dalam konteks ini seorang Ulama bermadzhab Hambali Syaikh Ibnu Muflih al-Maqdisi al-Hanbali menegaskan :
"Ibnu Aqil berkata : TIDAK DI ANJURKAN UNTUK KELUAR DARI TRADISI MASYARAKAT KECUALI DALAM HAL YANG HARAM.

Sebab Rasulullah ﷺ membiarkan Ka'bah (tidak sesuai pondasi Nabi Ibrahim), dan beliau bersabda:

Kalau mereka tidak baru saja (masuk Islam) dengan agama jahiliyahnya maka Aku akan meluruskannya"
(al-Adab al-Syar'iyah II/114. Begitu pula dalam kitab Mathalib Uli al-Nuha II/367)

MENGISLAMISASI TRADISI
------------------------
Jika mengamati hadits-hadits shahih secara seksama, maka akan dijumpai beberapa metode dakwah Rasulullah ﷺ yang lebih arif dalam menerima tradisi dengan mengganti nilai yang ada di dalamnya dengan ajaran Islam, tidak dengan menghilangkan tradisi tersebut secara keseluruhan.

Hal ini dapat kita saksikan dari beberapa hadits berikut ini:
____________
1. HARI RAYA
"Diriwayatkan dari Anas, ia berkata : ketika Rasulullah ﷺ tiba di Madinah, penduduknya telah memiliki dua hari raya (Nairuz dan Mahrajan) yang dijadikan sebagai hari bersenang-senang mereka.

Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
Sesungguhnya Allah telah menggantikan kedua hari itu bagi kalian dengan yang lebih baik, yaitu Hari Adlha dan Fitri"
(HR Ahmad No: 12025, Abu Dawud No: 1134, al-Nasai dalam Sunan al-Kubra No: 1755, Abu Ya'la No 3820, al-Hakim No: 1091, dan ia
berkata Hadits ini shahih sesuai kriteria Muslim)

Ahli Hadis Ibnu Hajar berkata :"Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan al-Nasai dengan sanad yang sahih" (Bulugh al-Maram I/179)

Dalam hadits tersebut dijelaskan tentang latar belakangnya bahwa di Madinah (sebelum Rasulullah hijrah bernama Yatsrib) para penduduknya telah memiliki 2 nama hari yang dijadikan sebagai hari perayaan, yaitu Nairuz dan Mahrajan, dengan bersenang-senang, persembahan pada berhala dsb

Maka, kedatangan Islam tidak menghapus tradisi berhari raya, namun dengan merubah rangkaian ritual yang ada di dalamnya dengan shalat dan sedekah dalam Idul Fitri, juga salat dan ibadah haji atau qurban dalam idul Adlha,
(HR al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman No 3710).
__________
2. THAWAF

Begitu pula ritual kaum Musyrikin Jahiliyah dalam melakukan tawaf di Ka'bah. Ahli sejarah Syaikh Ibnu Ishaq berkata :
"Para lelaki melakukan tawaf dengan telanjang.
Sementara perempuan, diantara mereka melepas seluruh pakaiannya kecuali baju perang yang dilempar ke arahnya kemudian dikelilingi….
Hal itu terus berlangsung hingga Allah mengutus Nabi-Nya ﷺ "
(Ibnu Ishaq dalam al-Sirah al-Nabawiyah I/30)

Setelah Islam datang, hal yang diluruskan adalah tatacara tawaf yang sesuai Syariat, yaitu menutup aurat, dan bukan menghapus ritual tawaf itu sendiri yang telah ada sejak masa Nabi Ibrahim As, sebagaimana dalam firman Allah Swt al-A'raf: 31: "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan"
______
Ibnu Katsir berkata: "Ayat yang mulia ini adalah bantahan kepada kaum Musyrikin yang melakukan tawaf di Ka'bah dengan telanjang, sebagaimana riwayat Muslim (No 3028) dan al-Nasa'i (V/233)" (Ibnu Katsir III/405)
______
Begitu pula cara dakwah yang dijalankan oleh para Walisongo khususnya di tanah Jawa.
Para wali sangat arif dengan budaya lokal pra Islam, seperti kenduren sebelum perkawinan, tingkeban saat kehamilan, 7 hari, 40 hari dan 100 hari setelah kematian dan tradisi selametan lainnya.
______
Budaya ini tidaklah serta merta dihapus oleh para penyebar Islam tersebut, tetapi diisi dengan nilai-nilai yang sesuai ajaran Islam seperti baca al-Quran, shalawat, sedekah dan lainnya sebagaimana cara yang dilakukan oleh Rasulullah ketika di Madinah dalam merubah isi hari raya dan meluruskan tatacara dalam melakukan tawaf di Ka'bah.
______
Ahli hadits Syaikh asy-Syaukani berkata : "Tradisi yang berlaku di sebagian negara dengan berkumpul di masjid untuk membaca al-Quran dan dihadiahkan kepada orang-orang yang telah meninggal, begitu pula perkumpulan di rumah-rumah, maupun perkumpulan lainnya yang tidak ada dalam syariah, tidak diragukan lagi apabila perkumpulan tersebut tidak mengandung maksiat dan kemungkaran, hukumnya adalah boleh.
______
Sebab pada dasarnya perkumpulannya sendiri tidak diharamkan, apalagi dilakukan untuk ibadah seperti membaca al-Quran dan sebagainya.
Dan tidaklah dilarang menjadikan bacaan al-Quran itu untuk orang yang meninggal.
______
Sebab membaca al-Quran secara berjamaah ada dasarnya seperti dalam hadits:
Bacalah Yasin pada orang-orang yang meninggal.
Ini adalah hadis sbahih.
Dan tidak ada bedanya antara membaca Yasin berjamaah di depan mayit atau di kuburannya, membaca seluruh al-Quran atau sebagiannya, untuk mayit di masjid atau di rumahnya"
(Rasail al-Salafiyah, Syaikh Ali bin Muhammad as Syaukani, 46)

KESAMAAN TRADISI
-------------------
Wahhabi menuduh tradisi yang telah berlaku di sebagian masyarakat sebagai bid'ah karena mewarisi tradisi agama sebelum Islam di Jawa, yaitu Budha dan Hindu, sehingga praktek semacam ini hukumnya haram dilakukan karena menyerupai (tasyabbuh) dengan tradisi agama lain, sebagaimana mereka mengharamkan perayaan maulid Nabi Muhammad ﷺ karena dianggap menyerupai perayaan kelahiran dalam agama lain, yaitu natal dalam agama Kristen.

👉 Ini adalah jalan ijtihad yang dangkal, bahwa setiap hal yang memiliki kesamaan dengan agama lain akan divonis sebagai bentuk tasyabbuh (penyerupaan) yang diharamkan.

👉 Tuduhan asal jeplak wahhabi tsb karena minimnya pengetahuan dan terlalu sombong dengan slogan favoritnya, KEMBALI PADA QUR'AN DAN SUNNAH, dengan mengesampingkan peran para Ulama.
______
Padahal menurut para ulama, tidak semua bentuk tasyabbuh dalam kesamaan tradisi akan mengarah pada persamaan subtansi kandungan dalam tradisi tersebut, salah satu contohnya adalah riwayat hadits-hadits sahih berikut:

1. PUASA ASYURA
----------------
"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
Ketika Rasulullah ﷺ tiba di Madinah beliau menjumpai Yahudi berpuasa pada 10 Muharram (Asyura').
Mereka ditanya mengenai hal itu, mereka menjawab:

Pada hari ini Allah memberi kemenangan pada Musa dan Bani Israil atas Firaun, dan kami berpuasa pada hari ini sebagai bentuk pengagungan kepadanya.

Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: Kami lebih berhak dengan Musa daripada kalian.
Lalu Rasul memerintahkan berpuasa pada hari itu"
(HR al-Bukhari No 3943)

Asyura' ini tidak hanya diagungkan oleh Yahudi saja, tapi kaum Musyrikin juga mengagungkannya:
"Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Kafir Quraisy berpuasa pada hari Asyura' di masa Jahiliyah, kemudian Rasulullah memerintahkan berpuasa Asyura.

Hingga telah diwajibkan puasa Ramadlan, Rasulullah bersabda: Barangsiapa bersedia maka berpuasalah, barangsiapa tidak bersedia maka berbukalah" (HR al-Bukhari No 1893)

2. MENDIRIKAN SALAT JUMAT
--------------------------
Begitu pula dalam salat Jumat yang diprakarsai oleh umat Islam yang ada di Madinah. "Diriwayatkan dari Muhammad bin Sirin, ia berkata: Sebelum Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinah dan sebelum diturunkannya perintah salat Jumat, penduduk Madinah berkumpul, kemudian mereka berkata:
Sesungguhnya Yahudi memiliki hari yang dijadikan sebagai hari perkumpulan setiap 7 hari, begitu pula Nashrani.

Maka hendaknya kita menjadikan sebuah hari dimana kita berkumpul untuk berdzikir kepada Allah, kita salat dan kita bersyukur kepada-Nya.
Mereka menjadikannya pada hari Arubah (Jumat), dan mereka berkumpul di rumah As'ad bin Zarari untuk salat bersama mereka.
Kemudian Allah menurunkan ayat tentang salat Jumat"
(Riwayat Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf No: 5144)

Ahli hadis al-Hafidz Ibnu Hajar berkata:
"Sanadnya sahih secara mursal" (Raudlah al-Muhadditsin I/332). al-Hafidz Ibnu Hajar juga berkata:
"Riwayat ini meskipun mursal namun diperkuat dengan sanad yang hasan, yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan yang lain dari Ka'b bin Malik"
(Fathul Bari II/355)
______
👉 Dua riwayat diatas menunjukkan bahwa puasa Asyura dan Perkumpulan 7 hari sekali dalam Shalat Jumat adalah tradisi dari agama Yahudi, Nashrani dan Musyrikin jahiliyah.

👉 Lalu apakah puasa Asyura dan shalat Jumat dihukumi haram karena tasyabbuh dengan agama lain ?

👉 Jawabannya,, tidak ,,!!!
Karena meski sama, tapi ibadahnya berbeda, bahkan kedua peristiwa ini ditetapkan dalam agama Islam.
.
.
👤. Mujahid Aswaja
👤. Salafy Taubat

Senin, 22 April 2019

DO'A SETIAP GERAKAN WUDHU


Sebelum engkau wudhu jangan lupa bersiwak dengan menggunakan kayu siwak, karena sesungguhnya bersiwak adalah mensucikan mulut, disenangi oleh Allah Swt dan dibenci oleh setan,
Rasulullah Saw bersabda:
. "Satu shalat dengan siwak lebih uama daripada tujuh puluh shalat tanpa bersiwak." - -
Kemudian niatlah bersamaan dengan membasuh wajah,  dan saat melakukan setiap gerakan wudhu bacalah do'a berikut ini :
-
-
√ Berkumur
“Ya Allah, berilah aku pertolongan untuk dapat membaca kitab-Mu dan memperbanyak ingat kepada-Mu serta teguhkanlah aku dengan kalimat (taugid) di dunia dan akhirat."
-
-
√ Membasuh Wajah
“Ya Allah, sinarilah wajahku dengan cahaya-Mu di hari
kiamat, yaitu saat bersinarnya wajah para wali-Mu dan janganlah Engkau suramkan wajahku di hari kiamat, yaitu saat menghitamnya wajah para musuh-Mu."
-
-
√ Membasuh Tangan
*tangan kanan, “Ya Allah, berikanlah kitab catatan amalku kepadaku dengan tangan kananku dan perbitungkanlah amalku dengan perhitungan yang mudah." -
*tangan kiri, "Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari menerima kitab amalku dengan tangan kiriku atau dari belakang punggungku."
-
-
√ Mengusap Kepala
"Ya Allah, selimutilah aku dengan rahmat-Mu dan limpahkanlah atas diriku berbagai berkab-Mu. Naungilah aku dibawah naungan 'Arsy-Mu di hari kiamat, yaitu saat tidak ada lagi naungan kecuali dari-Mu. Ya Allah haramkanlah rambut dan kulitku dari panas api neraka.”
-
Lanjut dikolom komentar..
#Sumber dari kitab Bidayatul Hidayah
#Pena_Tarim #Tarim #Hijrah #MuhasabahDiri
#Dakwah #Islam #kalam_sholihiin #tarim #tareem_lovers #taremlovers #tarem #yaman #hadramaut #habibumarbinhafidz #pecintahabaib #tareem_lovers #tareem #hadramaut #daruzzahro #darulmustofa #pecintatarim #tarim #kalam_habibana #kalamulama #akhwat #Habib #dakwah #dakwahcinta #sunnah #habibumar #kalamulama #untaiankata #untaianilmu

Minggu, 21 April 2019

MENGAPA ALLAH ﷻ TIDAK MERAHASIAKAN MALAM NIFSU SYA'BAN TETAPI MERAHASIAKAN MALAM LAILATUL QADAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Seringkali ada yang bertanya-tanya,
Mengapa Allah ﷻ Tidak Merahasiakan malam Nisfu Sya'ban,
tetapi merahasiakan Malam Lailatul Qadar?
Padahal keduanya sama-sama malam yang dipenuhi limpahan rahmat Allah ﷻ.

Malam Nisfu Sya’ban memiliki keutamaan yang besar,
Nisfu Sya'ban  termasuk waktu yang Mustajabah untuk berdoa karena perisitiwa2 besar
terjadi di malam penuh berkah tersebut.
Demikian pula dengan Malam Lailatul Qadar, memiliki keistimewaan yang sangat Agung.
Lailatul Qadar adalah malam yang diharapkan oleh setiap Muslim di seluruh penjuru Dunia.

Allah ﷻ Memperlihatkan Malam Nisfu Sya’ban kepada siapa pun.
Tidak ada yang dirahasiakan tentang terjadinya Malam Nisfu Sya’ban.
Waktu dan tanggalnya sudah jelas dan tidak berubah-ubah di setiap tahunnya,
yaitu malam tanggal 15 bulan Sya’ban.

Berbeda dengan Malam Lailatul Qadar Allah ﷻ sangat Merahasiakan
kapan Malam seribu bulan tersebut terjadi.
Bisa tanggal 21, 23, 25, 27 atau bahkan di sepanjang bulan Ramadhan terjadi Lailatul Qadar,
namun kapan persisnya benar-benar menjadi misteri.

Pertanyaannya kemudian, mengapa Allah ﷻ tidak Merahasiakan Malam Nisfu Sya’ban
tapi Merahasiakan Lailatul Qadar ?
Padahal, keduanya sama-sama Malam yang dipenuhi Limpahan Rahmat.

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani رحمه الله‎ menegaskan bahwa Lailatul Qadar dirahasiakan
karena Lailatul Qadar lebih dominan sisi Rahmat dan Ampunan di dalamnya.
Barangsiapa menghidupi Lailatul Qadar, ia diberi Kemuliaan dan Pahala yang tidak terhingga.

Oleh karena itu, Allah ﷻ Merahasiakannya agar Umat Islam tidak mengandalkan Lailatul Qadar
sebagai satu-satunya waktu untuk Beribadah secara serius.
Dengan dirahasiakannya Lailatul Qadar, semakin tampak siapa Hamba yang betul-betul
menjaga konsistensi Ibadahnya dan siapa yang hanya Beribadah secara musiman.

Hal ini berbeda dengan Malam Nisfu Sya’ban. Meski di dalamnya dipenuhi Limpahan Rahmat,
namun pada malam tersebut lebih dominan sisi “Penentuan Nasib” seorang Manusia.

Di malam Nisfu Sya’ban, Amal perbuatan Manusia selama 1 tahun dilaporkan di Hadapan-Nya.
Manusia diuji selama satu tahun, apakah ia semakin dekat Dengan-Nya atau
justru semakin diperbudak oleh Nafsunya?.

Di Malam tersebut Allah ﷻ Memberi Keputusan siapa yang layak mendapat Ridha-Nya dan
siapa yang Tertimpa Azab-Nya. Di malam tersebut tampak siapa yang beruntung dan celaka.
Oleh karena hal tersebut maka Malam Nisfu Sya’ban tidak dirahasiakan oleh Allah ﷻ.

Syekh Abdul Qadir al-Jilani رحمه الله‎ mengatakan:

وقيل إن الحكمة في أن الله تعالى أظهر ليلة البراءة وأخفى ليلة القدر لأن ليلة القدر ليلة الرحمة
والغفران والعتق من النيران، أخفاها الله لئلا يتكلوا عليها

“Dikatakan, Hikmah Allah Memperlihatkan Malam Pembebasan (Nisfu Sya’ban) dan
menyamarkan Lailatul Qadar adalah bahwa Lailatul Qadar merupakan Malam Kasih Sayang,
Pengampunan dan Pemerdekaan dari Neraka.
Allah ﷻ Menyamarkan Lailatul Qadar agar Manusia tidak mengandalkannya".

وأظهر ليلة البراءة لأنها ليلة الحكم والقضاء وليلة السخط والرضاء ليلة القبول
والرد والوصول والصد، ليلة السعادة والشقاء والكرامة والنقاء فواحد فيها يسعد
والآخر فيها يبعد، وواحد يجزى ويخزى وواحد يكرم وواحد يحرم، واحد يهجر وواحد يؤجر

“Dan Allah Memperlihatkan Malam Pembebasan (Nisfu Sya’ban) karena ia adalah
Malam Penghakiman dan Pemutusan, Malam Kemurkaan dan Keridhaan,
Malam Penerimaan dan Penolakan, Malam Penyampaian dan Penolakan,
Malam Kebahagiaan dan Kecelakaan, Malam Kemuliaan dan Pembersihan.

Sebagian orang beruntung, sebagian yang lain dijauhkan dari Rahmat-Nya,
ada yang dibalas Pahala, ada pula yang dihinakan, ada yang di Muliakan,
ada pula yang dicegah dari Rahmat-Nya, salah seorang di diamkan, salah seorang diberi Pahala".

Semoga bermanfaat
Silahkab share

Sumber :
Kitab : Ghunyah al-Thalibin, hal. 283
Karya : Syekh Abdul Qadir Al-Jilani رحمه الله‎,

Kamis, 18 April 2019

Mendoakan ORANG TUA DI ALAM KUBUR KETIKA DI ZIARAHI ATAU DI DOAKAN ANAKNYA


Dalam penjelasan kitab al-Ruh, karya As Syaikh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah RA,  Apa yang terjadi kepada orang tua ketika Anda berziarah ke makam mereka atau ketika Anda mendoakan mereka?

As Syaikh Muhammad al-Syanqithi RA, berkata:

Semoga Alloh SWT mengampuni keluarga kita yang telah meninggal dunia dan kaum Muslimin yang telah meninggal dunia.
Aku tidak mampu menahan tangis melihat betapa perlunya ahli kubur kepada kita.
Aku terkesan dan aku ingin semuanya mengetahui hal ini...

As Syaikh Utsman bin Sawad RA, ulama salaf, bercerita tentang ibunya, seorang wanita yang ahli ibadah.

Ketika ibunya akan meninggal dunia, ia mengangkat pandangannya ke langit dan berkata : “Wahai tabunganku, wahai simpananku, wahai Tuhan yang selalu menjadi sandaranku alam hidupku dan setelah kematiaku, jangan Engkau abaikan diriku ketika mati, jangan biarkan aku kesepian dalam kuburku.” Kemudian ia meninggal dunia.

Aku selalu berziarah ke makamnya setiap hari Jum’at.
Aku berdoa untuknya, dan memohonkan ampun baginya dan semua ahli kubur di situ.

Pada suatu malam aku bermimpi berjumpa dengan ibuku.
Aku berkata: “Wahai ibuku, bagaimana keadanmu?”
Ia menjawab: “Wahai anakku, sesungguhnya kematian itu adalah kesusahan yang dahsyat.
Aku alhamdulillah ada di alam barzakh yang terpuji.
Ranjangnya harum, dan bantalnya terdiri tenunan kain sutera.”
Aku berkata: “Apakah Ibu ada keperluan kepadaku?”
Ia menjawab: “Iya. Jangan kamu tinggalkan ziarah yang kamu lakukan kepada kami. Sungguh aku sangat senang dengan kedatanganmu pada hari Jum’at ketika berangkat dari keluargamu. Orang-orang akan berkata kepadaku: “Ini anakmu sudah datang.”

Lalu aku merasa senang, dan orang-orang mati yang ada di sekitarku juga senang.”

As Syaikh Basysyar bin Ghalib RA, ulama salaf pula, berkata: “ Aku bermimpi As Sufiyyah Robiah al-Adawiyah RA dalam tidurku. Aku memang selalu mendoakannya.

Dalam mimpi itu ia berkata kepadaku: “Wahai Basysyar, hadiah-hadiahmu selalu sampai kepada kami di atas piring dari cahaya, ditutupi dengan sapu tangan sutera.”

Aku berkata: “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”
Ia menjawab: “Begitulah doa orang-orang yang masih hidup.

Apabila mereka mendoakan orang-orang yang sudah mati dan doa itu dikabulkan, maka doa itu diletakkan di atas piring dari cahaya dan ditutupi dengan sapu tangan sutera.

Lalu hadiah itu diberikan kepada orang mati yang didoakan itu.
Lalu dikatakan kepadanya : “Terimalah, ini hadiah si anu kepadamu.”

Seberapa sering kita berziarah ke makam orang tua, keluarga dan guru kita yang telah meninggal dunia?
Seberapa banyak kita mendoakan mereka dalam waktu-waktu kita beribadah???

Ziarah kita dan doa kita sangat penting bagi mereka...

Yang Mau Ziarah ke Makam Kakek, Nenek, atau Orang  Tua, Silahkan...

Karena DOA Kita, Selalu Dinanti oleh mereka.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيّدنامُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيّدنا مُحَمَّدٍ

Jangan lupa kirimkan  Al Fatihah kepada mereka, kepada ibu ayah, kakek nenek, guru atau anggota keluarga kita yang sudah meninggal dunia, khususnya dimalam
Jum'at nanti.

Ya Allah,ampunilah dosaku,dosa ibu bapaku keluargaku,saudraku dan semua orang berkomentar,"Aamiin"dan jangn engaku cabut nyawa kami saat tubuh kami tidak pantas di surgamu.

Aamiin Ya Robbal Alamiin

Wallahu A'lam Bishawab

#alfatihah

Senin, 15 April 2019

Amalan Malam Nishfu Syaban


Insha Allah Nishfu Sya'ban pada hari Sabtu Malam Minggu 20-21 April 2019/15 Sya'ban 1440.H

Menghidupkan malam Nishfu Sya'ban dengan serangkaian ibadah termasuk perbuatan yang dianjurkan oleh Rasululllah ﷺ, hendaknya pada malam tersebut kita gunakan waktu sebaik-baiknya untuk melakukan ibadah. Mengapa? Lantaran kemuliaan dan keistimewaan malam tersebut yang tidak boleh berlalu begitu saja. Plus malam Nishfu Sya'ban ini datang setahun sekali, yang boleh jadi pada tahun depan kita belum tentu dapat bertemu dengannya. Oleh karena itu, sambut dan isilah dengan serangkaian ibadah sebanyak dan sebaik mungkin seperti berdzikir, berdoa, membaca al-Qur'an, membaca shalawat, membaca surat Yasin, shalat Awwabin atau shalat Tasbih, bershadaqah, bersilaturrohim dan perbuatan baik lainnya. sehingga umur dan waktu kita tidak berlalu begitu saja.

Di antara keistimewaan bulan Sya’ban adalah diangkatnya atau disodorkan amal manusia untuk dilaporkan kepada Allah. Bulan Sya'ban (termasuk malam Nishfu Sya'ban) adalah malam tutup buku catatan amal, di mana amal seseorang diangkat ke langit dan digantikan dengan buku baru. Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya apabila amal kita yang paling akhir ditulis itu adalah amal yang sangat baik. Atau, alangkah lebih baik ketika amal kebaikan kita disetor dan diangkat ke langit, kita dalam keadaan sedang beribadah dan berbuat kebaikan. Diantara amalan-amalan yang dianjurkan para Ulama' pada malam Nishfu Sya'ban adalah sebagai berikut :

1⃣ Memperbanyak Shalat-shalat Sunnah.

🔹 Sholat Sunnah Tasbih

Para Ulama menyebutkan bahwa yang lebih utama pada malam Nishfu Sya’ban adalah melakukan Shalat Tasbih. Shalat tasbih berjumlah empat rakaat, dikerjakan pada siang hari empat rakaat dengan sekali salam dan jika dikerjakan pada malam hari empat rakaat dua kali salam dengan dua rakaat sekali salam. Tasbih semuanya berjumlah 300 tasbih dengan rincian tiap rakaat 75 tasbih.

🔹Shalat Sunnah Awwabin

Shalat ini jumlanya enam rakaat, dikerjakan setelah shalat Maghrib dan sebelum Isya, setiap dua rakaat satu kali salam. Pada tiap rakaat dibaca surat al-Fatihah dan al-Ikhlash sebanyak enam kali.

🔹Shalat Nisfu Sya'ban atau Shalat Khair

Para ulama telah berselisih pendapat mengenai shalat sunat Nisfu Sya'ban yang berjumlah 100 rakaat. Setelah al-fatihah di baca surat al-Ikhlas sebelas kali pada tiap rakaat atau shalat 11 rakaat dengan membaca tiap rakaat sesudah Al-Fatihah surat Al-Ikhlas 100 kali.

Ada dua versi pendapat ulama : pertama, membolehkannya (disunatkan). Ulama yang membolehkan shalat ini adalah para ahli khasyaf seperti seperti Imam al-Ghazali dalam kitabnya al-Ihyaa’ (Juz 1 hal. 210). Pendapat ini juga diikuti oleh ulama-ulama lain seperti al-Allamah al-Kurdi. Selain dalam kitab al-Ihyaa’ juga dalam kitab-kitab lain seperti Khaziinah al-Asraar (hal. 36), al-’Iaanah (Juz 1 hal. 210), kitab al-Hawaasyi al-Madaniyyah (Juz 1 hal. 223), dan al-Tarsyiih al-Mustafiidiin (hal. 101).

Kedua, Ada juga yang melarang melakukan shalat Nisfu Sya'ban dengan alasan bahwa shalat tersebut merupakan diantara bid’ah mungkar dan sandaran hadistnya juga merupakan diantara hadits yang derajatnya maudhu’ sebagaimana diterangkan oleh Imam al-Nawawi dan pendapat ini juga diutarakan oleh ulama lainnya seperti  Imam Ibnu Hajar al-Haitami, Imam il-Taqi al-Subki, Imam al-Ramli dan lainnya.( Imam Nawawi, kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab:V: 65. Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Kitab Tuhfat al-Muhtaj Bi Syarh al-Minhaj: II: 261, Imam Ramli, kitab Nihayat al-Muhtaj, juz. II: 124).

2⃣ Membaca Yasin tiga kali dengan cara sebagai berikut :

☑ Membaca al-Fatihah dan Surat Yasin yang PERTAMA dengan niat mudah-mudahan Allah memberikan panjang umur, sehat afiat dalam thaat dan ibadah serta istiqamah dalam kebaikan.

الفَاتِحَةَ اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يُطِيْلُ اَعْمَارَنَا فِي صِحَّةٍ وَعَافِيَةٍ , وَيُوَفِّقُنَا لِكُلِّ عَمَلٍ مَرْضِيٍّ وَالطَّاعَةِ , وَيَجْعَلُنَا مِنْ عِيَالِ السَّلاَمَةِ , وَيَحْفَظُنَا وَيَرْعَانَا بِالرِّعَايَةِ التَّآمَّةِ , مَعَ الْهُدَى وَالتَّوْفِيْقِ , وَاْلأِسْتِقَامَةِ وَالتَّصْدِيْقِ . اَلْفَاتِحَة ...

Kemudian membaca surat Yasin, setelah surat Yasin membaca doanya.

☑ Membaca al-Fatihah dan Surat Yasin yang KEDUA dengan niat Allah jauhkan diri kita dan keluarga dari bala, fitnah dan mushibah serta Allah berikan kepada kita keluasan rizqi yang halal, berkah bagi kita dan keluarga.

الفَاتِحَةَ اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنِيَّةِ اْلقَبُوْلِ , وَتَمَامِ كُلِّ سُوْلٍ وَمَأْمُوْلٍ , وَصَلاَحِ الشَّأْنِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا وَبِنِيَّةِ أَنَّ اللهَ الْكَرِيْمَ يَفْتَحُ عَلَيْنَا فُتُوْحَ الْعَارِفِيْنَ , وَيُفَقِّهُنَا فِي الدِّيْنِ , وَيَرْزُقُنَا كَمَالَ اْلاِخْلاَصِ وَاْليَقِيْنِ , وَيَرْزُقُنَا اَوْلاَدًا صَالِحِيْنَ وَبَنَاتٍ صَالِحَاتٍ , وَاْلعِصْمَةَ مِنَ اْلأَفَاتِ وَالْعَاهَاتِ , ويَجْعَلُنَا مُيَسَّرِيْنَ فِي اْلأَرْزَاقِ الطَّيِّبَاتِ الْمُبَارَكَاتِ , وَمُرْتَفِعِيْنَ فِي الْمَرَاتِبِ وَالدَّرَجَاتِ . وَبِنِيَّةِ اَنَّ اللهَ يَدْفَعُ اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَاْلأَمْرَاضَ وَاْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ . اَلْفَاتِحَة ...

Kemudian membaca surat Yasin, setelah surat Yasin membaca doanya.

☑ Membaca al-Fatihah dan Surat Yasin yang KETIGA dengan niat Allah jadikan hati kita kaya dengan perangai baik, jauh dari hasud, dengki, riya, takabbur dan ujub serta mohon ketetapan iman dan Islam serta khusnul Khatimah (akhir hidup yang baik).

الفَاتِحَةَ اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يُصْلِحُ قُلُوْبَنَا وَقَوَالِبَنَا مَعَ الْبِرِّ وَاْلاِحْسَانِ , وَيُثْبِتُ لَنَا اْلاِسْلاَمِ وَاْلاِيْمَانِ , بِلاَ مِحْنَةٍ وَلاَ امْتِحَانٍ , بِجَاهِ سّيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ , وَيَحْفَظُنَا مِنْ شَرِّ اَهْلِ الزَّمَانِ , وَفِتْنَةِ الشَّيْطَانِ , وَحَسَدِ اْلاَهْلِ وَالْجِيْرَانِ , ويَجْعَلُنَا مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ اْلقَوْلَ وَيَتَّبِعُوْنَ اَحْسَنَهُ , ويَخْتِمُ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ . اَلْفَاتِحَة ...

Kemudian membaca surat Yasin, setelah surat Yasin membaca doanya.

☑ Setiap selesai membaca surat Yasin dilanjutkan membaca do`a berikut :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. اللّهُمَّ يَاذَا الْمَنِّ وَلاَيُمَنُّ عَلَيْك. يَاذَا الْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ. يَاذَا الطَّوْلِ والْإِنْعَامِ, لاَإِلهَ إِلاَّ أَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِئيْن, وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْن, وَمَأْمَنَ الْخَائِفِيْن. اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ مِنْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وَتَقْتِيْرِ رِزْقِيْ وَأَثْبِتْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ الْمُنْزَل, عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَل {يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ} إِلهِيْ بِالتَّجَلِّي الْأَعْظَم, فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ الْمُكَرَّم, الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَم, اكْشِفْ عَنِّيْ مِنَ الْبَلاَءِ مَا أَعْلَم, وَمَا لاَ أَعْلَم, وَاغْفِرْ لِيْ مَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَم. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنْ أَعْظَمِ عِبَادِكَ حَظًّا وَنَصِيْبًا فِيْ كُلِّ شَيْئٍ قَسَمْتَهُ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ نُوْرٍ تَهْدِيْ بِهِ, أَوْ رَحْمَةٍ تَنْشُرُهَا, أَوْ رِزْقٍ تَبْسُطُهُ, أَوْ فَضْلٍ تُقَسِّمُهُ عَلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِيْنَ, يَاللهُ, يَاللهُ, لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ. اللَّهُمَّ هَبْ لِيْ قَلْبًا تَقِيًّا نَقِيًّا, مِن َالشِّرْكِ بَرِيًّا, لاَ كَافِرًا وَلاَ شَقِيًّا, وَقَلْبًا سَلِيْمًا خَاشِعًا ضَارِعًا. اللَّهُمَّ امْلَأْ قَلْبِيْ بِنُوْرِكَ وَأَنْوَارِ مُشَاهَدَتِكَ, وَجَمَالِكَ وَكَمَالِكَ وَمَحَبَّتِكَ, وَعِصْمَتِكَ وَقُدْرَتِكَ وَعِلْمِكَ, يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

3⃣ Do'a Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani di malam Nisfu Sya'ban:

اَللَّهُمَّ إِذْ أَطْلَعْتَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ عَلَى خَلْقِكَ، فَعُدْ عَلَيْنَا بِمَنِّكَ وَعِتْقِكَ، وَقَدِّرْ لَنَا مِنْ فََضْلِكَ، وَوَسِِّعْ رِزْقَكَ، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يَقُوْمُ لَكَ فِيْهَا بِبَعْضِ حَقِّكَ. اَللَّهُمَّ مَنْ قَضَيْتَ فِيْهَا بِوَفَاتِهِ فَاقْضِ مَعَ ذَلِكَ رَحْمَتَكَ، وَمَنْ قَدَّرْتَ طُوْلَ حَيَاتِهِ فَاجْعَلْ مَعَ ذَلِكَ نِعْمَتَكَ، وَبَلِّغْنَا مَا لاَتَبْلُغُ اْلآمَالُ إِلَيْهِ يَا خَيْرَ مَنْ وَقَفَتِ اْلأَقْدَامُ بَيْنَ يَدَيْهِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ،
وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

4⃣ Membaca Tasbih Nabi Yunus sebanyak 2375 kali :

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Syaikh Abdul Hamid Qudus dalam kitab Kanzun Najah Was Surur mengatakan :

فإن تلاوة هذه الآية في هذه الليلة بالعدد المذكور تكون أمانا فى ذلك العام من البلايا والأوهام

siapa yang membaca dzikir ini di malam Nishfu Sya'ban sebanyak (2375) kali, maka dengan izin Allah Ta'ala, ia akan diberikan perlindungan dari bala' sampai tahun akan datang.

5⃣ Di antara amalan di malam nishfu sya'ban (pertengahan bulan sya'ban) adalah membaca ayatul hirsh surat at-Taubah ayat 128-129:

ﻟَﻘَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﺳُﻮﻝٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻜُﻢْ ﻋَﺰِﻳﺰٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣَﺎ ﻋَﻨِﺘُّﻢْ ﺣَﺮِﻳﺺٌ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺭَﺀُﻭﻑٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ ‏( 128 ‏) ﻓَﺈِﻥْ ﺗَﻮَﻟَّﻮْﺍ ﻓَﻘُﻞْ ﺣَﺴْﺒِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﺎ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻟَّﺎ ﻫُﻮَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻭَﻫُﻮَ ﺭَﺏُّ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢ
ِ
Imam al-Quthb Sayyidi Abu Ali al-Ahsan al-Ba'qiliy al-Maghribiy mengutip dalam kitab Ira'ah Arais Syumus Falak al-Haqaiq al-Irfaniyah perkataan al_Quthb al-Maktum Sayyidi Syekh Ahmad at-Tijani Radhiyallahu anhu:

ﻣﻦ ﻗﺮﺃ ﺁﻳﺔ ﺍﻟﺤﺮﺹ ٥٠٠ ﻣﺮﺓ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻟﻢ ﻳﺴﺌﻞ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ .

Siapa yang membaca ayat al-Hirhs sebanyak 500 kali pada malam nishfu sya'ban, tidak akan mendapat pertanyaan malaikat di alam kubur.

6⃣ Memperbanyak doa :

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا ياَ كَرِيْمُ.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِي الدِّينِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah kami wahai dzat yang maha mulia."
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu pengampunan, kesehatan dan pemeliharaan yang berkesinambungan dalam hal agama, dunia dan akhirat."

7⃣ Doa taubat Nabi Adam :

اللّهُمّ إِنّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلَانِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤَالِيْ وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيْبُنِيْ إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي وَأَرْضِنِيْ بِمَا قَسَّمْتَ لِي

Artinya: “Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku.”

8⃣ Memperbanyak dzikir shalawat yang telah diwasiyatkan Habib Umar bin Hafidz pada bulan Syaban 1439 H ini yaitu:

اللهم يَا قَوِيُّ يا قَادِرُ يا مُجِيْبُ، صَلِّ وَسَلِّمْ فِي كُلِّ لَحْظَةٍ وَنَفَسٍ عَلَى عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ الطَّاهِرِ الحَبِيْب، سيدِنا محمدٍ، وآلِهِ وصَحْبِهِ، وَالْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْن، وَعِبَادِك الصَّالِحِيْن، وَادْفَعِ الْبَلاَءَ وَفَرِّجْ عَلَى الْمُسْلِمِين.. يا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْن

Allôhumma yâ qowiyyu yâ qodîru yâ mujîb, Sholli wa sallim fî Kulli Lahdhotin wa nafasin 'alâ 'Abdika wa Nabiyyikatthohiril Habîb, Sayyidinâ Muhammad, Wa âlihî  wa sohbihî wal ambiyâi wal mursalîn, wa ibâdikas shôlihîn, Wadfa'il balâa, wa farrij 'alal muslimîn  Yâ ArhamarRôhimîn.

9⃣ Memperbanyak Dzikir :

لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Syaikh Abdurrahman Asshofury mengatakan dalam kitabnya : "Barangsiapa yang membacanya pada bulan Sya'ban maka Allah akan menulis untuknya ibadah seribu tahun, menghapus darinya dosa seribu tahun, keluar dari kuburnya dengan wajah seperti bulan purnama dan di tulis di sisi Allah sebagai orang yang shiddiq."

َ🔟 Memperbanyak Sholawat Nabi ﷺ

1⃣1⃣Membaca Surat Ad Dhuhon

1⃣2⃣ Sekurang-kurangnya pada malam Nisfu Sya’ban beribadah dengan mengerjakan Shalat Isya' berjamaah dan berniat Shalat Subuh berjama'ah.

1⃣3⃣ Berpuasa pada siang harinya

Dalam haditsnya Rasululllah ﷺ bersabda:

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ .

Artinya: "Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda: "Apabila sampai pada malam Nishfu Sya'ban, maka shalatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya, karena sesungguhnya Allah akan turun ke dunia pada malam tersebut sejak matahari terbenam dan Allah berfirman: "Tidak ada orang yang meminta ampun kecuali Aku akan mengampuni segala dosanya, tidak ada  yang meminta rezeki melainkan Aku akan memberikannya rezeki, tidak ada yang terkena musibah atau bencana, kecuali Aku akan menghindarkannya, tidak ada yang demikian, tidak ada yang demikian, sampai terbit fajar" (HR. Imam Ibnu Majah dalam kitab Sunannya hadis no: 1378). Wallahu Ta'ala a'lam.

Semoga bermanfaat dan bisa mengamalkannya Aamiin....

By. Ubaidillah Arsyad

Sumber :
1. Kitab Kanzun Najah Wassuruur
2. Kitab Ihya' Ulumuddin
3. Kitab Al-Ghunyah
4. Habib Umar bin Hafidz
5. KH Rizki Zulqornain
6. Dll.

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين