Senin, 31 Januari 2022

NAMA NAMA WALISONGO MENURUT PERIODE WAKTUNYA

Nama2 Walisongo Menurut Periode Waktunya
Menurut buku Haul Sunan Ampel Ke-555 yang ditulis oleh KH. Mohammad Dahlan Penerbit Yayasan Makam Sunan Ampel, hlm 1-2, Surabaya, 1979 dan Catatan dari Al-Habib Hadi bin Abdullah Al-Haddar dan As-Sayyid Bahruddin Ba'alawi Al-Husaini, disebutkan bahwa:

Wali Songo Angkatan Ke-1, tahun 1404 – 1435 M. Terdiri dari:

1. Maulana Malik Ibrahim, [wafat 1419 M]
2. Maulana Ishaq,
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro,
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi,
5. Maulana Malik Isra'il, [wafat 1435 M]
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, [wafat 1435 M]
7. Maulana Hasanuddin,
8. Maulana 'Aliyuddin,
9. Syekh Subakir, atau Syaikh Muhammad Al-Baqir

Wali Songo Angkatan ke-2, tahun 1435 - 1463 M, terdiri dari : 

1. Sunan Ampel, [tahun 1419 menggantikan Maulana Malik Ibrahim]
2. Maulana Ishaq, [wafat 1463]
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro,
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi,
5. Sunan Kudus, [tahun 1435 menggantikan Maulana Malik Isra’il]
6. Sunan Gunung Jati, [tahun 1435 menggantikan Maulana Muhammad Ali Akbar]
7. Maulana Hasanuddin, [wafat 1462 M]
8. Maulana 'Aliyuddin, [wafat 1462 M]
9. Syekh Subakir, [wafat 1463 M]

Wali Songo Angkatan ke-3, 1463 - 1466 M, terdiri dari : 

1. Sunan Ampel,
2. Sunan Giri, [tahun 1463 menggantikan Maulana Ishaq]
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, [w.1465 M]
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, [w.1465 M]
5. Sunan Kudus, 6. Sunan Gunung Jati,
7. Sunan Bonang, [tahun 1462 menggantikan Maulana Hasanuddin]
8. Sunan Derajat, [tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin]
9. Sunan Kalijaga, [tahun 1463 menggantikan Syaikh Subakir]

Wali Songo Angkatan ke-4, 1466 - 1513 M, terdiri dari : 

1. Sunan Ampel, [w.1481]
2. Sunan Giri, [w.1505]
3. Raden Fattah, [pada tahun 1465 mengganti Maulana Ahmad Jumadil Kubra]
4. Fathullah Khan [Falatehan], [pada tahun 1465 mengganti Maulana Muhammad Al-Maghrabi]
5. Sunan Kudus,
6. Sunan Gunung Jati,
7. Sunan Bonang,
8. Sunan Derajat,
9. Sunan Kalijaga, [wafat tahun 1513]

Wali Songo Angkatan ke-5, [1513 - 1533 M], terdiri dari : 

1. Syaikh Siti Jenar, wafat tahun 1517] [tahun 1481 Menggantikan Sunan Ampel]
2. Raden Faqih Sunan Ampel II [ Tahun 1505 menggantikan kakak iparnya, yaitu Sunan Giri]
3. Raden Fattah, [wafat tahun 1518]
4. Fathullah Khan [Falatehan],
5. Sunan Kudus, [wafat 1550]
6. Sunan Gunung Jati,
7. Sunan Bonang, [w.1525 M]
8. Sunan Derajat, [w. 1533 M]
9. Sunan Muria, [tahun 1513 menggantikan ayahnya yaitu Sunan Kalijaga]

Wali Songo Angkatan ke-6, [1533 - 1546 M], terdiri dari:

1. Syaikh Abdul Qahhar [Sunan Sedayu], [Tahun 1517 menggantikan ayahnya, yaitu Syaikh Siti Jenar]
2. Raden Zainal Abidin Sunan Demak [Tahun 1540 menggantikan kakaknya, yaitu Raden Faqih Sunan Ampel II)
3. Sultan Trenggana [tahun 1518 menggantikan ayahnya yaitu Raden Fattah]
4. Fathullah Khan [Falatehan], [wafat tahun 1573]
5. Sayyid Amir Hasan, [tahun 1550 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Kudus]
6. Sunan Gunung Jati, [w.1569]
7. Raden Husamuddin Sunan Lamongan, [Tahun 1525 menggantikan kakaknya, yaitu Sunan Bonang]
8. Sunan Pakuan, [Tahun 1533 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Derajat]
9. Sunan Muria, [w. 1551]

Wali Songo Angkatan ke-7, 1546- 1591 M, terdiri dari : 

1. Syaikh Abdul Qahhar [Sunan Sedayu], [wafat 1599]
2. Sunan Prapen, [tahun 1570 menggantikan Raden Zainal Abidin Sunan Demak]
3. Sunan Prawoto, [ tahun 1546 Menggantikan ayahnya Sultan Trenggana]
4. Maulana Yusuf, [pada tahun 1573 menggantikan pamannya yaitu Fathullah Khan [Falatehan], Maulana Yusuf adalah cucu Sunan Gunung Jati]
5. Sayyid Amir Hasan,
6. Maulana Hasanuddin, [pada tahun 1569 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Gunung Jati]
7. Sunan Mojoagung [tahun 1570 Menggantikan Sunan Lamongan]
8. Sunan Cendana, [tahun 1570 menggantikan kakeknya, yaitu Sunan Pakuan]
9. Sayyid Shaleh [Panembahan Pekaos], [tahun 1551 menggantikan kakek dari ibunya, yaitu Sunan Muria. Sedangkan Sayyid Shaleh adalah Shaleh bin Amir Hasan bin Sunan Kudus]

Wali Songo Angkatan ke-8, 1592- 1650 M, terdiri dari : 

1. Syaikh Abdul Qadir [Sunan Magelang], asal Magelang, [wafat 1599], menggantikan Sunan Sedayu
2. Baba Daud Ar-Rumi Al-Jawi, [1650 menggantikan Gurunya yaitu Sunan Prapen]
3. Sultan Hadiwijaya [Joko Tingkir], [tahun 1549 Menggantikan Sultan Prawoto]
4. Maulana Yusuf, asal Cirebon
5. Sayyid Amir Hasan, asal Kudus
6. Maulana Hasanuddin, asal Cirebon
7. Syaikh Syamsuddin Abdullah Al-Sumatrani, [tahun 1650 Menggantikan Sunan Mojo Agung]
8. Syaikh Abdul Ghafur bin Abbas Al-Manduri, [tahun 1650 menggantikan Sunan Cendana] 
9. Sayyid Shaleh [Panembahan Pekaos],

Wali Songo Angkatan ke 9, 1650 – 1750M, terdiri dari:

1. Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan [tahun 1750 menggantikan Sunan Magelang]
2. Syaikh Shihabuddin Al-Jawi [tahun 1749 menggantikan Baba Daud Ar-Rumi]
3. Sayyid Yusuf Anggawi [Raden Pratanu Madura], Sumenep Madura [Menggantikan, yaitu Sultan Hadiwijaya / Joko Tingkir]
4. Syaikh Haji Abdur Rauf Al-Bantani, [tahun 1750 Menggantikan Maulana Yusuf, asal Cirebon ]
5. Syaikh Nawawi Al-Bantani. [1740 menggantikan Gurunya, yaitu Sayyid Amir Hasan bin Sunan Kudus]
6. Sultan Abulmufahir Muhammad Abdul Kadir [ tahun 1750 menggantikan buyutnya yaitu Maulana Hasanuddin]
7. Sultan Abulmu'ali Ahmad [Tahun 1750 menggantikan Syaikh Syamsuddin Abdullah Al-Sumatrani]
8. Syaikh Abdul Ghafur bin Abbas Al-Manduri
9. Sayyid Ahmad Baidhawi Azmatkhan [tahun 1750 menggantikan ayahnya, Sayyid Shalih Panembahan Pekaos]

Wali Songo Angkatan ke-10, 1751 – 1897 terdiri dari : 

1. Pangeran Diponegoro [ menggantikan gurunya, yaitu: Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan] 2. Sentot Ali Basyah Prawirodirjo, [menggantikan Syaikh Shihabuddin Al-Jawi]
3. Kyai Mojo, [Menggantikan Sayyid Yusuf Anggawi [Raden Pratanu Madura]
4. Kyai Kasan Besari, [Menggantikan Syaikh Haji Abdur Rauf Al-Bantani]
5. Syaikh Nawawi Al-Bantani. …
6. Sultan Ageng Tirtayasa Abdul Fattah, [menggantikan kakeknya, yaitu Sultan Abulmufahir Muhammad Abdul Kadir]
7. Pangeran Sadeli, [Menggantikan kakeknya yaitu: Sultan Abulmu'ali Ahmad]
8. Sayyid Abdul Wahid Azmatkhan, Sumenep, Madura [Menggantikan Syaikh Abdul Ghafur bin Abbas Al-Manduri]
9. Sayyid Abdur Rahman (Bhujuk Lek-palek), Bangkalan, Madura, [Menggantikan kakeknya, yaitu: Sayyid Ahmad Baidhawi Azmatkhan]

Tahun 1830 – 1900 [Majelis Dakwah Wali Songo dibekukan oleh Kolonial Belanda, dan banyak para ulama’ keturunan Wali Songo yg dipenjara dan dibunuh]

Dari nama para Wali Songo tsb, pada umumnya terdapat sembilan nama yg dikenal sebagai anggota Walisongo yg paling terkenal, yaitu:

• Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
• Sunan Ampel atau Raden Rahmat
• Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
• Sunan Drajat atau Raden Qasim
• Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq
• Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
• Sunan Kalijaga atau Raden Said
• Sunan Muria atau Raden Umar Said
• Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

Minggu, 30 Januari 2022

42 Kelebihan selawat ke atas nabi s.a.w

Al-Sheikh Abdul Qadir Al-Jelani Al-Hasani menyatakan kelebihan berselawat ke atas nabi di dalam kitabnya Al-Safinah al-Qadiriyah. Beliau meriwayatkan drpd Ibnu Farhun berkata ” Berselawat kepada nabi Muhammad s.a.w. itu mempunyai empat puluh dua kelebihan. Perkara ini tertulis dalam kitabnya Hadaiq Al-Anwar”
1. melaksanakan perintah Allah s.w.t
2. bersamaan dengan selawat Allah s.w.t. kepada Rasulullah S.a.w.
3. mendapat ganjaran 10x selawat drpd Allah atas setiap kali selawat yang diucapkan ( selawat drpd Allah s.w.t. bererti rahmat
4. bersamaan dengan selawat para malaikat
5. dikurniakan oleh Allah s.w.t. 10x dari darjat atas setiap satu-satu selawat
6. dituliskan oleh malaikat 10x kebaikan atas setiap selawat
7. dihapuskan oleh Allah s.w.t. 10x kejahatan atas setiap selawat
8. segala doa akan diperkenankan oleh Allah s.w.t.
9. mendapat syafaat dprd Rasulullah s.a.w.
10. mendapat keampunan Allah s.w.t. dan akan ditutup segala keaiban
11. Allah s.w.t. akan menutupi segala dukacita
12. dikurniakan maqam hampir kepada Rasulullah s.a.w.
13. mendapat darjat al-sidq
14. ditunaikan segala hajat
15. selamat sejahtera pada hari kiamat
16. Allah s.w.t dan para malaikat akan berselawat ke atas individu yang berselawat
17. mendapat khabar gembira daripada Allah s.w.t. dengan balasan syurga
18. selamat sejahtera pada huru-hara hari kiamat
19. Rasulullah s.a.w. akan menjawab secara langsung ke atas setiap selawat yang dibacakan
20. mudah mengingat semula perkara-perkara yang lupa
21. mendapat kedudukan yang baik pada hari kiamat serta tidak akan kecewa pada hari itu
22. tidak akan merasai fakir
23. terpelihara dari dihinggapi sifat bakhil
24. mendapat kesejahteraaan drpd doa Rasulullah s.a.w
25. selawat akan menjemput setiap pengucapnya ke jalan syurga
26. menjauhkan seseorg itu drpd terlibat dalam majlis-majlis yang tidak disebut padanya nama Allah dan rasulNya atau drpd majlis-majlis lagha
27. berselawat menyempurnakan kalam pujian Allah s.w.t. apabila disebut “Alhamdulillahirabbil’alamin” di dalam doa, maka akan disambut selepas itu dengan selawat ke atas Nabi Muhammad s.a.w
28. selamat melintasi titisan sirat al-mustaqim pada hari kiamat
29. terpelihara drpd sifat kasar dan gelojoh
30. disambut oleh Allah s.w.t. pada hari kiamat dengan kata-kata pujian yang lunak
31. mendapat keberkatan Alalh
32. mendapat kesempurnaan iman
33. kasih dan cinta kepada Rasulullah s.a.w.
34. mendapat hidayah daripada Allah dan dikurniakan hati yang sentiasa hidup mengingati Allah s.w.t.
35. setiap selawat yang dibaca akan dibentagkan di hadapan Rasulullah s.a.w. secara langsung
36. teguh pendirian dengan kebenaran
37. berselawat bererti kita menunaikan sebahagian daripada hak-hak Rasulullah s.a.w. kea tas diri kita. di samping itu ia dianggap mensyukuri nikmat Allah s.w.t. yang mengurniakan dan mengutuskan Rasulullah s.a.w. kepada kita.
38. berselawat juga bererti zikrullah, bersyukur serta mengiktiraf segala nikmat yang dikurnikan oleh Allah s.w.t.
39. mendapat balasan rahmat yang luas daripada Allah s.w.t.
40. berselawat bereti melengkapkan pengertian berdoa dan memohon kepada Allah s.w.t. ke atas Rasulullah s.a.w. dan kepada diri sendiri
41. antara kelebihan yang paling hebat kepada setiap individu ialah akan terjelma gambaran Rasulullah s.a.w. dalam jiwanya
42. dikurniakan oleh Allah s.w.t. maqam seorang Syeikh dan Murabbi.

Senin, 24 Januari 2022

AKU CINTA HABAIB KECUALI.....

Dalam kasus viral seorang tokoh yang “menghina” Habib Luthfi bin Yahya, Pekalongan, dia mengklarifikasi menggunakan akun Twitter nya dengan cuitan berikut ini:

"Saudaraku.. Tentu saya menghormati para Habaib termasuk Hb. Lutfi Bin Yahya. Seluruh Habaib adalah Dzurriyah Nabi yg mulia. Saya hormat kpd mereka semua kecuali Hb yg menganut ajaran Syi’ah Rafidhah atau pembela Syi’ah Rafidhah..atau Habib2 yg Liberal dan sesat.!"

Penjelasannya seputar menghormati habib menurut nya sangat melenceng dari kebenaran. Karena bagi kita, selaku Ahlusunah Waljamaah, menghormati habib merupakan sebuah keniscayaan. Tentu, menghormati dzurriyah Rasulullah, tidak pandang bulu. Allah berfirman:

قُلْ لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا اِلَّا الْمَوَدَّةَ فِى الْقُرْبٰىۗ 

Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam keluargaku”
(QS. asy-Syura : 23)

Ibnu Jubair menyebutkan bahwa lafal qurba yang dimaksud dalam ayat ialah keluarga Rasulullah. Imam ath-Thabari dalam tafsirnya (21/525) menyebutkan:

سَئَلَ عَنهَا اِبْنُ عَباسٍ، فَقَالَ اِبْنُ جُبَيْرٍ: هُمْ قُرْبَى آلِ مُحَمَّد

“Ibnu Abbas bertanya mengenai ayat tersebut, lalu Ibnu Jubair menjawab: itu adalah kerabat Nabi Muhammad”

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو هِشَامٍ قثنا ابْنُ فُضَيْلٍ قَالَ: أنا زَكَرِيَّا، عَنْ عَطِيَّةَ الْعَوْفِيِّ، أَنَّ كَعْبًا الْحَبْرَ أَخَذَ بِيَدِ الْعَبَّاسِ فَقَالَ: «اخْتَبِئْهَا لِلشَّفَاعَةِ عِنْدَكَ» قَالَ: وَهَلْ لِي شَفَاعَةٌ؟ قَالَ: نَعَمْ «لَيْسَ أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا كَانَتْ لَهُ شَفَاعَةٌ»

“Suatu waktu, Sayyidina Ka’ab mengambil tangan Sayyidina Abbas seraya berujar, ‘Sembunyikan tanganmu karena syafaat yang ada pada dirimu,’ Sayyidina Abbas bertanya, ‘Apa aku punya syafaat?’ Sayyidina Ka’ab menjawab, ‘iya, tiak seorangpun dari keluarga Rasulullah kecuali memiliki syafaat”

Jadi, dari keterangan Sayyidina Ka’ab tersebut, dapat disimpulkan bahwa seluruh keluarga nabi memiliki syafaat, tanpa ada pengecualian.

Oleh karenanya, kita wajib menghormati seluruh habib, secara keseluruhan tanpa terkecuali. Hatta kepada habib yang menganut aliran Syiah sekalipun, kita wajib memuliakan.

Cuitan tokoh ini tersebut sangat mencolok perbedaannya bila dibandingkan dengan syair indah Imam Syafi’i. Syair itu sebagaimana berikut:

إِنْ كَانَ رَافِضًا حُبُّ آلِ مُحَمَّد فَلْيَشْهَدِ الثَّقَلَانِ إنِّيْ رَافِضِي

“Sekiranya hanya disebabkan mencintai ahli bait Muhammad dikategorikan Rafidhi. Maka saksikanlah dengan kecintaanku pada ahlu bait, maka aku adalah Syiah Rafidhi.”

Imam asy-Syafi’i dalam syairnya, juga menggambarkan bahwa mencintai ahlul bait merupakan kewajiban sesuai tuntunan Allah dalam al-Quran. Berikut lirik syairnya:

يَا آلَ بَيْتِ رَسُوْلِ اللهِ حُبّكمُ * * * فَرْضٌ مِنَ اللهِ فِي القُرْآنِ أَنْزَلَهُ
يَكْفِيْكُمْ مِنْ عَظِيْمِ الذِكْرِ أَنّكمُ * * * مَنْ لَمْ يُصَلِّ عَلَيْكُمْ لَا صَلَاةَ لَه

Wahai keluarga Rasulullah, mencintai kalian semua merupakan sebuah kewajiban dari Allah dalam al-Quran. Cukuplah bagi kalian keagungan, bahwasannya: barang siapa yang tidak bersalawat kepada engkau, maka tidak ada salat baginya”

Setiap orang salat, pasti bersalawat kepada ahlul bait Rasulullah. Itu tanpa ada pengecualian. Kita dengan mantap mengucapkan, allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala Ali Sayyidina Muhammad, tanpa ada imbuhan kecuali ahlul bait menganut ajaran Syiah Rafidhah atau pembela Syiah Rafidhah atau ahlul bait yang liberal dan sesat. Semoga kita ditakdirkan menjadi pencinta keluarga Nabi Muhammad secara keseluruhan, sampai akhir hayat. Amin!

Muhammad ibnu Romli | Annajahsidogiri.id

#Sidogiri #AnnajahCenterSidogiri #Aktual #Aswaja #Wahabi

Senin, 10 Januari 2022

Bagaimana cara kamu memilih guru tharīqah (murabbī)?


Sebenarnya kamu tidak perlu memilih mursyid untukmu, namun Allah yang akan memilihnya. Lihatlah tharīqah yang mudah kamu amalkan dan ikutilah syaikhnya.

Mursyid atau Syaikh tharīqah harus memiliki dua kriteria:

1. Ia dikenal sebagai orang saleh.

2. Ia memahami tharīqah dengan baik.

Tidak disyaratkan bagi seorang mursyid tharīqah untuk mendalami fikih. Ia tidak harus menjadi ahli fikih seperti Dr. Ali Jum’ah yang sangat mendalami fikih, namun seorang mursyid tharīqah wajib mengetahui dasar-dasar fikih; tentang bersuci, shalat, zakat, haji serta halal dan haram. 

Pastinya ia harus mengerti tentang penyakit-penyakit hati.
Seorang Mursyid adalah ahli hati (Syaikh al-Qalb), karena itu ia harus memahami fikih hati. Sedangkan ahli fikih adalah ahli hukum perbuatan badan (Syaikh al-Jawārih) yang harus mendalami fikih badan dan interaksi.

Kamu memiliki dzāhir yang diatur oleh Islam, dan memilki bātin yang merupakan tempat Iman. Karena itu kamu harus memiliki syaikh yang ahli fikih, dan syaikh murabbī pendidik hatimu. Bisa saja gurumu adalah seorang syaikh yang ahli dua fikih ini, sehingga ia adalah faqīh dan murabbī bagimu. 

Bagaima jika kamu belum mendapatkan murabbī?

Jika kamu punya murabbī kamu boleh membaca 200 kali shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam (sesuai petunjuk syaikh). Namun apabila kamu belum mendapatkan murabbī maka kamu harus memperbanyak shalawat, minimal 1000 kali sehari, atau idealnya 10.000 kali per hari. Jumlah shalawat bagi orang yang mendidik jiwanya tanpa murabbī berkisar antara 1000 hingga 10.000 perhari.

Syaikh al-Syuni membaca 40.000 shalawat setiap hari. Inilah rahasia yang membuat beliau mengungguli orang-orang di zaman beliau, hingga menjadi imam mereka, padahal beliau tidak memilki seorang murabbī. 
Bayangkan, membaca 40.000 shalawat sehari berarti bershalawat setiap saat dan sepanjang hari. Karena inilah, sebenarnya memiliki murabbī meringankan bebanmu dan membuatmu tidak bersusah payah membaca shalawat dengan angka fantastis ini setiap hari. Ya, memilki syaikh murabbī adalah kenikmatan besar. 

• Syaikh Dr. Yusri Jabr al-Hasani
Ulama al-Azhar, dan Mursyidd Thariqh Shiddiqiyah Syadziliyah