Selasa, 31 Oktober 2017

Perbanyak Istighfar

KEAJAIBAN ISTIGFAR DARI IMAM HASAN AL-BASHRI

Al kisah suatu hari ada orang yang mengadu kepada Imam Hasan Al-Bashri tentang lamanya musim kemarau, maka beliau memberi nasihat, “Beristighfarlah kepada Allah”.

Kemudian datang lagi orang yang mengadu tentang kemiskinan, maka beliau pun memberi solusi cepat menyelesaikan masalah, “Beristighfarlah kepada Allah!” Terakhir, ada seseorang yang meminta agar didoakan punya anak, maka Imam Hasan Al-Bahri menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah!”

Ar-Rabi’ bin Shabih yang kebetulan hadir di situ langsung bertanya, “Kenapa engkau menyuruh mereka semua untuk beristighfar?” Maka, Imam Hasan Al-Bashri pun menjawab, “Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri.

Tetapi, sungguh Allah SWT telah berfirman dalam surat Nuh:
“فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً . يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً” (نوح: 10-12)
“Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.”

Rasulullah SAW juga bersabda, yang menyuruh kita memperbanyak istigfar membuka salah satu kunci rezeki.
“مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”
“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”(HR. Ahmad dari Ibnu Abbas)

Istilah Nasab Habaib

Habib Luthfi bin Yahya :
.
"Kita dapat mengambil ibrah (pelajaran) dari nama-nama para leluhur Habaib. Ungkapkan singkat yang memiliki makna yang sangat dalam, mari kita renungkan bersama. ;
.
Alaikum bi “AL HADDAD“ (Jadilah pandai besi). Artinya orang yang selalu menempa diri agar menjadi lebih baik, menjauhkan diri dari maksiat, dan menghiasi diri dengan taat.
.
Alaikum bi “Al ATHTHOS“, ( Orang yang bersin ). Bukan hanya fisik yang di tempa, namun kotoran-kotoran yang ada dalam diri kita yang berupa penyakit-penyakit hati, kita keluarkan dari tubuh kita.
.
Alaikum bi “AL FAQIH“ (Orang yang pandai dalam ilmu agama). Jikalau kita telah menguasai ilmu agama dan memahaminya dengan benar tentulah akan mudah bagi kita untuk mencapai ridho Allah.
.
Alaikum bi “BA‘ABUD“ (Ahli Ibadah). Tujuan dari Tafaqquh fid Din (Belajar agama) adalah untuk diamalkan, dengan bekal ilmu, kita dapat mengerjakan ibadah dengan benar dan sesuai yang diharapkan.
.
Alaikum bi “JAMALULLAIL“ (Keindahan malam). Belum sempurna ibadah seorang hamba bila belum mampu merasakan dan membiasakan untuk bangun diwaktu malam dan menghidupkannya dengan sholat tahajjud dan tafakkur.
.
Alaikum bi “AL IDRUS“ (Orang yang selalu belajar). Mu’min yang sejati adalah orang yang selalu belajar, bukan hanya belajar secara formal, namun juga mengambil Ibroh (pelajaran) dari segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita.
.
Alaikum bi “YAHYA“ ( Orang yang hidup). Jikalau semua hal tersebut sudah dapat kita kerjakan, maka kita akan menjadi orang yang benar-benar hidup.
.
Alaikum bi “SYIHAB“ (Obor). Seseorang yang telah menguasai ilmu agama, mampu mengamalkannya dan peka terhadap lingkungan sekitar tentu akan menjadi pelita bagi ummat, yang menerangi sekaligus menunjukkan jalan yang benar.
.
Alaikum bi “SAQQOF“ (Atap). Pemimpin bukan hanya sekedar orang yang mampu memberi pengajaran pada umat, namun juga siap mengayomi semua umat, memberi keteduhan dari panasnya terik matahari dan hujan. Pemimpin adalah orang yang bersedia berkorban demi kepentingan umum."
.

Pengobatan Habib. UMAR

Mendoakan Orang Sakit

Tanya: Apa yang perlu dibaca untuk seseorang yang sakit?

Habib Umar Bin Hafidz menjawab,
Bacakan:

بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤذِيكَ

حَصَّنْتُكَ بالحَيِّ القَيُّومِ الّذي لايَموتُ أبَدَاً ودَفَعْتُ عَنْكَ السُّوءَ بِأَلْفِ أَلْفِ اَلْفِ لا حَوْلَ و لا

قُوَّةَ إِلا باللهِ العَليِّ العَظِيمِ

Bismillāhi arqika min kulli shay’in yu’dhik. Ḥaṣṣantuka bilḤayyi’l Qayyum, alladhī lā yamūtu abadan wa dafa’tu ‘ankassu’a bi alfi alfi alfi lā hawlā wa lā quwwata illa billāhi ‘Aliyyi’l `Aẓīm

Dengan nama Allah saya mencari penyembuhan untuk Anda (nama yang sakit) dari segala sesuatu yang merugikan Anda. Aku menempatkan Anda dalam perlindungan Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri, yang tidak pernah mati dan mengusir segala yang jahat agar menjauh dari Anda dengan "tidak ada kekuatan kecuali dari Allah Yang Maha Mulia dan Yang Mahakuasa".
أُعِيذُكَ بِكَلِماتِ اللهِ التَّامَّةْ مِنْ كُلِّ شَيْطانٍ وهَامَّةْ وكُلِّ عَيْنٍ لامَّةْ

U`īdhuka bi kalimātillāhi’tāmmha, min kulli shayṭanin wa hāmmah wa kulli ‘aynin lāmmah

Aku mencari perlindungan bagi-mu dengan kata-kata lengkap Allah. agar dijauhkan dari setiap setan, setiap makhluk dan setiap mata jahat.

BacaAyat al-Kursī, Surat al-Falaq dan Surat al-Nās.
Kemudian bacakan enam ayat penyembuhan dari al qur an, orang yang sakit bisa mengamalkan ayat ini pagi dan sore atau bisa kita bacakan pada air dan diminumkan pada yang sakit untuk diminumkan pagi dan sore.. :

وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِينَ

وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ

يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ

Bacakan juga sholawat al-Ṭibbiyyah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ القُلوبِ و دَوائِها

وعَافِيةِ الأَبْدانِ و شِفائِها و قُوتِ الأَرْواحِ و غِذَائِها و نُورِ الأَبْصارِ و ضِيائِها وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ وَ سَلِّمْ

Ya Allah limpahkan kedamaian dan berkah atas Nabi Muhammad S.A.W dan Keluarga serta Sahabatnya, sumber obat-obatan dan penyembuhan bagi hati orang-orang, sumber kesehatan dan kesejahteraan bagi tubuh manusia, sumber makanan bagi jiwa manusia dan sumber dari cahaya untuk visi masyarakat.

Biidznillah.. In shaa Allah disembuhkan Allah.. Aamiin

Dzikir sirr

*DZIKIR SIRR SEBANDING DENGAN 35 JUTA DZIKIR LISAN*

```Jika Asma Allah diucapkan sekali saja dengan lisan, itu disebut dzikir (mengingat) lisan, namun jikaNama Allah diingat dengan hati, maka itu akan sebanding dengan dengan tiga puluh lima juta ucapan-ucapan (dzikir) lisan. Itulah dzikir hati atau dzikir sirr.```

```Ada 35 juta pembuluh darah dalam tubuh, dan semua terhubung ke jantung. Jika Nama Allah diucapkan bahkan sekali saja (dengan hati) maka semua yang mengalir mengucapkan juga.```

```Rasulullah saww bersabda, “Wahai Abu Dzarr! Berzikirlah kepada Allah dengan zikir khamilan!”, Abu Dzarr bertanya : “Apa itu khamilan?”
Sabda Rasul : “Khafi (dalam hati)”```
(Mizan al-Hikmah 3 : 435)

*Semoga BERMANFAAT DAN MENJADI BAROKAH*
Dan *_SEMOGA ALLAH MELEPASKAN BELENGGU KEMALASAN- KEBURUKAN-KEBODOHAN DAN KEMISKINAN_*

Jumat, 27 Oktober 2017

HADITS KELUARGA NABI SAW LAKSANA BAHTERA NABI NUH AS*

*
PERTANYAAN :

Apa arti dan maksud hadits ini ? "...Man rakiba fihaa najaa..".

JAWABAN :

Hadits yang dimaksud adalah :

(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَرَجِ , نا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ , نا الْحُسَيْنُ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ , قَالَ : نا أَبُو الصَّهْبَاءِ , عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ , عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ : " مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي كَمَثَلِ سَفِينَةِ نُوحٍ , مَنْ رَكِبَ فِيهَا نَجَا , وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ " .

Dari sahabat Ibnu Abbas ra. ia berkata: bahwa Rasul Saw. Bersabda : “ Perumpamaan atau kedudukan Ahlul Bait-ku itu seperti kapalnya Nabi Nuh, barangsiapa yang naik di dalamnya, ia akan selamat, dan barangsiapa yang enggan dan terlambat, ia akan celaka.

Peran keluarga Nabi saw. dalam melestarikan dan menyebarkan ajaran Islam sangat besar. Utamanya pada masa ketika umat Islam sedang dalam keadaan kritis. Tiga pengalaman di masa lalu menunjukkan kontribusi mereka dalam pelestarian agamaini.

1. Pertama, pasca kudeta Mu’awiah, muncul tiga faksi besar di kalangan umat Islam: faksi Umawi, faksi Ali, dan faksi Khawarij. Perebutan kekuasaan yang melelahkan mereda ketika al-Hasan bin Ali menyerahkan klaim kekhalifahannya kepada Mu’awiah.

2. Kedua, pada abad ketiga dan keempat hijriah, ketika kekuasaan keluarga Abbasiah mulai melemah, aksi-aksi kudetaoleh penguasa pinggiran begitu marak. Pemberontakan kaum Zanji berkulit hitam,kelompok Qaramitah dan lainnya telah meminta tumbal ribuan orang Kufah, Basrah,Baghdad dan kota-kota lain di wilayah utara. Kelaparan, pengungsian, kematian,dan perang, sudah tidak dapat lagi dikontrol. Begitu sulitnya memperoleh makanan membuat banyak orang meninggalkan majlis-majlis ilmu, masjid-masjid,perpustakaan-perpustakaan. Sebelum akhirnya pulih pada abad kelima dan keenam hijriah, keluarga nabi saw. menyelamatkan diri menuju Hadhramaut, Yaman.Membawa serta kekayaan mereka untuk berjuang di tempat yang jauh dari pusat kekuasaan.

3. Ketiga, pada abad kesebelas hijriah, ketika bangsa Barat mulai melakukan ekspedisi-ekspedisi ke seluruh dunia, menguasai kerajaan-kerajaan keluarga Muslim, dan di negeri sendiri mereka mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, di sisi lain,kerajaan-kerajaan Muslim mulai melemah dan tidak sanggup mengirim ekspedisi dakwah, keluarga nabi saw. mengambil alih tugas dakwah itu melalui jaringan sufinya. Keluarga ini menyebar dari pusatnya di Hadhramaut, menuju kota-kota disepanjang pantai samudera Hindia. Dari Afrika Timur, India, Aceh, Malaka,Palembang, Banjar, Batavia, Pekalongan, Gresik, Surabaya dan kepulauan timur Nusantara.

Tiga pengalaman pada masa yang berbeda itu menjadi pelajaran penting akan peran kaum sayid dalam melestarikan dan menyebarkan ajaran Islam. Beberapa orang peneliti sering menyebut mereka pedagang yang sambil lalu menyebarkan agamanya. Konversi melalui praktik perdagangan dan kadang-kadang melalui jalur politik, yang tentu saja konotasinya adalah tidak murni melaksanakan perintah agama, merupakan penafsiran yang digunakan untuk menjatuhkan kehormatan keluarga ini. Beberapa oknum keluarga sayid memang melakukan kesalahan. Namun sangat tidak tepat bila harus digeneralisir kepada seluruh praktik keagamaan mereka. Keluarga ini bagaimanapun, seperti keluarga-keluarga Muslim lainnya, memiliki tingkat keberagamaan yang bertingkat-tingkat. Lapisan ulama dalam keluarga inilah yang paling berjasa dalam menjalankan tugas-tugas keagamaan itu. Bukan sekadar para padagangnya.

Berdasarkan paparan di atas, keluarga nabi berjasa besar menjadi sekoci penyelamat spiritualitas masyarakat Muslim. Ia seperti bahtera Nuh yang menyelamatkan kaum beriman. Orang-orang yang percaya akan mengikuti, menaiki, lalu mereka selamat.Orang-orang yang tidak mempercayai akan mengingkari, menjauh dan pada akhirnya tenggelam dalam kehampaan. Guruagung kaum tarekat, al-Habib Luthfi bin Yahya, Hafizhahullah, selalu mengingatkan akan peran penting dan tanggung jawab ini untuk para keluarga Nabi saw. Seraya mengutip sabda baginda Nabi saw., beliau menyatakan, ahli baitika safinati nuh, man rakibaha naja wa man takhallafa ‘anha gharaqa(Keluargaku seperti bahtera Nuh. Siapa saja yang menaiki, akan selamat. Siapayang meninggalkannya akan tenggelam).

Menarik sekali melihat penafsiran Guru Agung tersebut. Bahwa mereka yang mengaku keturunan Nabi saw. harus mawas diri dan sadar akan tanggung jawab dalam menyelamatkan umat. Upaya penyelamatan didasarkan pada penyelamatan kesadaran rohani yang meliputi kesadaran akan Tuhan dan kepercayaan yang dilapisi kecintaan yang tinggi kepada utusan-Nya, Muhammad saw. Artikel ini akan membahas hadis ‘Bahtera Nuh’ tersebut untuk mengetahui keberadaannya dari segi kualitas (tingkat kesahihan) dan pemahamannya. Bagaimanakah kualitas hadis‘ Bahtera Nuh’? Apakah ia benar-benar dari Nabi saw? Apa yang dikehendaki Nabi saw. dengan ‘Bahtera Nuh’? Bagaimana penafsiran para ulama terhadap hadis tersebut? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang penulis jawab dalam tulisan ini. Tulisan ini dibagi dalam empat  bagian;pengantar, takhrij, syarh al-hadis dan penutup.

Takhrij Hadis: ‘Bahtera Nuh’Dicantumkan dalam Kutubul Hadis al-Mu’tabarah 

Hadis ini memiliki sanad lengkap dalam beberapa kitab hadis mu’tabar. Seperti(1) al-Mu’jam al-Kabir, (2) al-Mu’jam al-Ausath dan (3) al-Mu’jamal-Shaghir karya al-Thabarani, (4) al-Mushannaf karya Ibnu AbiSyaibah, (5) Hilyat al-Auliya wa Thabaqat al-Ashfiya karya Abu Nu’aimal-Ashfihani, (6) al-Musnad karya al-Bazzar, (7) al-Mustadrakkarya al-Hakim, (8) al-Musnad karya al-Syihab, (9) Akhbar Makkah karyaal-Fakihi, dan (10) Amtsal al-Hadis karya Abu al-Syaikh al-Ashfihani.

Perawi tingkat sahabatnya terdiri dari empat orang. Yaitu Ali bin Abi Thalib, AbuDzarr al-Ghiffari, Ibnu ‘Abbas dan Abu Sa’id al-Khudri. Empat sahabat besar inidikenal sebagai tokoh sahabat ahlul ilmi wal akhlaq. Ali bin Abi Thalin dikenal sebagai babul ‘ilmi (gerbang pengetahuan). Ibnu ‘Abbas merupakan penafsir ulung generasi sahabat. Abu Dzar dan Abu Sa’id dikenal sebagai periwayat wasiat-wasiat rohani Nabi saw.

Hadis ini diriwayatkan melalui banyak jalur periwayatan sebelum pada akhirnya sampai ke tangan para penyusun kitab hadis pada abad kedua, ketiga dan keempat hijriah. Kita yang mengenal hadis ini, harus berterima kasih kepada para penyusun kitab tersebut atas jasa mereka tersebut. Cara kita berterima kasih dapat dilakukan dengan cara mengkaji hasil temuan mereka.

Al-Haitsami,penyusun kitab Majma’ al-Zawa’id menjelaskan bahwa sebagian sanad hadis tersebut bermasalah karena ditemukan perawi dengan kualitas kurang baik. Dalams anad al-Bazzar dari Abu Dzar terdapat perawi bernama al-Hasan bin Abi Ja’faral-Jufri. Sedangkan dalam sanad al-Thabarani dari sahabat Abu Dzar terdapat nama Abdullah bin Dahir. Kedua perawi ini dinilai matruk oleh ahlihadis. Dengan demikian, dua sanad yang berujung pada Abu Dzar dha’if dengan kualifikasi matruk. Sedangkan riwayat al-Bazzar dan al-Thabarani dariIbnu Abbas, dalam jalur ini terdapat orang yang bernama Al-Hasan bin AbiJa’far, yang berkualitas matruk. Al-Haitsam menyebutkan hadis Bahtera Nuh juga diriwayatkan oleh Abdullah bin al-Zubair. Menurut al-Haitsami, riwayat tersebut terdapat dalam kitab al-Musnad karya al-Bazzar. Dalam sanad ini terdapat perawi bernama Ibnu Lahi’ah yang dikenal layyin (lemah hafalan). Al-Haitsami juga menemukan bahwa hadis bahtera nuh diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri oleh al-Thabarani dalam kitab al-Mu’jam al-Shaghir danal-Mu’jam al-Ausath. Menurutnya, terdapat sejumlah perawi yang tidak dia kenal(majhul).[1]  Matruk merupakan sebutan untuk perawi yang diduga melakukan kebohongan (muttaham bil kadzib). Seseorang dianggap terduga bohong bila, dia meriwayatkan hadis tersebut secara sendiri antanpa disertai dukungan dari jalur lain. Di samping bahwa pengertian yang terkandung dalam hadis dinilai janggal (mukhalif lil qawa’id al-ma’lumah).Atau bisa jadi, seorang perawi diketahui memiliki kebiasaan tidak jujur dalam ucapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sekalipun dia tidak pernah diketahui secara pasti memalsukan hadis. Perawi dengan kriteria semacam itu dalam tradisi ilmu hadis disebut matruk. Sanad yang di dalamnya terdapat perawi matruk maka ia menjadi dha’if. Tingkat dha’if-nya bisa dibilang parah karena matruk merupakan jenis hadis paling dha’if setelah mau’dhu’(palsu).[2]

Namun sebagian ulama menilai kualitas hadis tersebut memenuhi kriteria kesahihan terbaik yang pernah ada dalam sejarah ilmu hadis. Yaitu kriteria Imam Muslim (shahih‘ala syarth muslim). Hal ini seperti dinyatakan Abu Abdillah al-Hakimal-Naisaburi. Kesahihan hadis bahtera Nuh ini diungkapkan al-Hakim setelah mengkaji sanad hadis tersebut yang bersumber dari Abu Dzarr.[3]Sayangnya, Al-Hakim tidak memasukkan riwayat Ali bin Abi Thablib, Ibnu Abbas,Abu Sa’id atau Abdullah bin al-Zubair. Ada dua kemungkinan. Pertama, sanad hadis yang berasal dari keempat tokoh ini tidak valid. Karenanya, beliau tidak memasukkannya ke dalam al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain. Kedua,beliau tidak memiliki sanad tersebut. Sekalipun kemungkinan ini kecil melihat kapasitas beliau, perjalanannya berburu hadis serta jaringan keguruan dan pertemanan yang luas. Kecil kemungkinan beliau tidak mengetahui jalur lain tersebut. Artinya, riwayat Abu Dzar merupakan satu-satunya sanad yang shahih.

Kesimpulanal-Hakim ini ditolak oleh al-Dzahabi. Bahwa dalam sanad dari Abu Dzar terdapat rawi yang bernama Mufaddhal bin Shalih. Kualitas rawi ini wahin alias lemah. Pernyataan al-Dzahabi ini memiliki dasar dalam pernyataan al-Bukhari, al-Tirmidzidan Ibnu Hiban. Al-Bukhari menyebut Mufaddhal bin Shalih dengan munkar al-hadis,al-Tirmidzi memberi gelar laisa bi dzaka al-hafizh (bukan seorang hafiz),dan Ibnu Hibban yarwi al-maqlubat ‘an al-tsiqat hatta yattahimuhu al-qalb (meriwayatkan hadis-hadis maqlub dari perawi-perawi tsiqah hingga dia dituduh sengaja membalik-balik teks hadis).[4]Intinya, sanad yang dikatakan al-Hakim shahih, ternyata mengandung masalah. Masalah atau cacat yang kelihatan setelah sebuah sanad dihukumi shahih disebut dengan ‘illat. Dengan demikian, hadis ini tergolong mu’allalatau ma’lul. Hadis mu’allal termasuk hadis dha’if. Kesimpulan ini seperti diungkapkan oleh al-Suyuthi dalam kitab al-Jami’ al-Shaghir min Hadisal-Basyir al-Nadzir.[5]

Bisa disimpulkan bahwa hadis bahtera Nuh, menurut perspektif ilmu hadis tergolong hadis dha’if.

Syarh al-Hadis: Anjuran Mencintai Keluarga Nabi

Ada sekitar 400 buah hadis yang berbicara tentang keutamaan ahli bait (fadha’ilahli bait al-nabi). Hal ini seperti dikumpulkan oleh al-Muttaqi al-Hindi dalam kitab Kanz al-‘Ummal fi Sunan al-Aqwal wa al-Af’al. Melihat begitu banyak riwayat tentang keutamaan ahli bait ini, para ulama memahami bahwa ahli bait merupakan keluarga yang harus dihormati. Artinya, sekalipun sanadnya lemah namun pengertiannya masih bisa diterima. Lebih-lebih, hadis bahtera Nuh initujuan utama (maghza)-nya adalah anjuran mencintai keluarga Nabi. Dengan demikian ia termasuk perbuatan yang mulia (fadha’il a’mal). Pandangan umum ahli hadis menyatakan, hadis daif boleh digunakan dalam fadhai’l a’amal.Di sini, ada beberapa hal yang perlu dibahas menganai hadis bahtera Nuh.

1. Pertama, tentang maksud ahlibait. Siapakah ahli bait dalam hadis ini. Al-Munawi dalam kitab Faidhal-Qadir fi Syarh al-Jami’ al-Shaghir mengatakan ahli bait dalam hadis iniadalah Fatimah, Ali, al-Hasan, al-Husain, dan keturunan keduanya yang ahliagama (ahl al-‘adl wa al-diyanah). Dari sini, al-Munawi menekankan bahwa yang dimaksud ahli bait adalah golongan ulamanya. Bukan keseluruhan orang yang punya hubungan nasab dengan Nabi saw.[6]

2. Kedua, berkaitan dengan metafor bahtera Nuh. Di masa lalu, bahtera Nuh merupakan penyelamat umat manusia dari banjir bandang yang menghancurkan seluruh dunia. Dengan menaiki bahtera tersebut, umat manusia dapat diselamatkan. Berpegang kepada ahli bait seperti menaiki bahtera Nuh. Akan menyelamatkan pelakunya. Ahli bait merupakan wasilah keselamatan untuk umat Islam. Cara berpegang kepada ahli bait, menurutal-Munawi, berarti mencintai mereka, menghormati mereka, mematuhi petunjuk ulama mereka. Sebaliknya, membenci mereka dapat membuat orang kufur nikmat karena berarti melupakan kakek buyut mereka yang telah berjasa mengenalkan Islam dan mendorong agar umatnya mencintai diri dan keluarganya. Kufur nikmat ini bisa berujung pada penelantaran perintah-perintahnya. Dan yang paling mengerikan adalah, orang semacam itu dapat terjerumus ke dalam kezaliman yang berlarut-larut.[7] 

Dalam bagian penutup ini, penulis akan menyuguhkan ringkasan sebagai berikut:

1. Pertama, hadis bahtera Nuh ini diriwayatkan oleh kitab-kitab hadis terkemuka dengan banyak jalur periwayatan. Diantaranya adalah Mu’jam Kabir, Mu’jam Ausath, Mu’jam Shaghir karyaal-Thabarani dan al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain karya al-Hakim.

2. Kedua, kualitas hadis bahtera Nuh ini lemah. al-Hakim yang menilai salah jalur sanad hadis tersebut dari AbuDzar sahih, dibantah oleh al-Dzahabi. Kesimpulan al-Dzahabi ini didukung oleh pernyataan ulama terdahulu seperti al-Bukhari, al-Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Ulama setelahnya yang mendukung kedhaifan hadis bahtera Nuh adalah al-Suyuthi.

3. Ketiga, sekalipun daif, hadis bahtera Nuh dapat digunakan sebagai dasar amalan sunnah (fadha’il a’mal).Mencintai keluarga Nabi saw. merupakan anjuran agama dan berpahala.

4. Keempat, maksud ahli bait disini adalah para ulama yang memiliki garis keturunan kepada Kanjeng Nabi saw.bukan keseluruhan mereka yang punya nasab kepada beliau. Sekalipun demikian, menghormati mereka sebagai sesama muslim tetap dianjurkan dan merupakan bagian dar ipelaksanaan ajaran agama.

5. Kelima, perjalanan sejarah konflik umat Islam menunjukkan bahwa dalam masa-masa krisis para ulama-habaib telah berhasil menunjukkan posisi mereka sebagai bahtera Nuh yang menyelamatkan ilmu pengetahuan dan ajaran Islam. Namun demikian, sejarah juga mengajarkan mencintai keluarga Nabi saw. perlu dilakukan secara proporsional agar tidak terjebak dalam perilaku berlebihan (ekstrim). Karena, Nabi saw. menyatakan habbib habibaka haunan ma (cintailah kekasihmu dengan tidak berlebihan).

*Daftar Riwayat Hadis-Hadis Keluarga Nabi Bahtera Nuh :*

المعجم الأوسط للطبراني (12/ 126، بترقيم الشاملة آليا)

5548 - حدثنا محمد بن أحمد بن أبي خيثمة قال : نا أحمد بن محمد بن سوادة الكوفي قال : نا عمرو بن عبد الغفار الفقيمي ، عن الحسن بن عمرو الفقيمي ، عن أبي إسحاق ، عن حنش بن المعتمر ، عن أبي ذر قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : « أهل بيتي فيكم كسفينة نوح عليه السلام في قومه ، من دخلها نجا ، ومن تخلف عنها هلك » « لم يرو هذا الحديث عن الحسن بن عمرو الفقيمي إلا عمرو بن عبد الغفار »

المصنف لإبن أبي شيبه (9/ 28)

حدثنا معاوية بن هشام قال ثنا عمار عن الاعمش عن المنهال عن عبد الله بن الحارث عن علي قال : إنما مثلنا في هذه الامة كسفينة نوح وكتاب حطة في بني إسرائيل

حلية الأولياء وطبقات الأصفياء (4/ 306)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: ثنا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، قَالَ: ثنا الْحَسَنُ بْنُ أَبِي جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِي الصَّهْبَاءِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي مَثَلُ سَفِينَةِ نُوحٍ، مَنْ رَكِبَهَا نَجَا، وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ». غَرِيبٌ مِنْ حَدِيثِ سَعِيدٍ، لَمْ نَكْتُبْهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ

إتحاف الخيرة المهرة (7/ 229)

6729- وعن أبي الطفيل : أنه رأى أبا ذر ، رضي الله عنه ، قائمًا على الباب وهو ينادي : يا أيها الناس تعرفوني ؟ من عرفني فقد عرفني ومن لم يعرفني فأنا جندب صاحب رسول الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم وأنا أبو ذر الغفاري سمعت رسول الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم يقول : إن مثل أهل بيتي فيكم مثل سفينة نوح من ركب فيها نجا ومن تخلف عنها غرق وإن مثل أهل بيتي فيكم مثل باب حطة. رواه أبو يَعْلَى والبزار بإسناد ضعيف.

المعجم الأوسط (4/ 9)

3478 - حدثنا الحسين بن أحمد بن منصور { بن } سجادة قال نا عبد الله بن [ ص 10 ] داهر الرازي قال نا عبد الله بن عبد القدوس عن الأعمش عن ابي إسحاق عن حنش بن المعتمر قال رأيت أبا ذر الغفاري أخذ بعضادتي باب الكعبة وهو يقول من عرفني فقد عرفني ومن لم يعرفني فأنا أبو ذر الغفاري سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم { قال } مثل اهل بيتي فيكم كمثل سفينة نوح في قوم نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك ومثل باب حطة في بني اسرائيل : لم يروه عن الأعمش الا عبد الله بن عبد القدوس

المعجم الأوسط (5/ 354)

5536 - حدثنا محمد بن عثمان بن ابي شيبة قال حدثنا علي بن حكيم الاودي قال حدثنا عمرو بن ثابت عن سماك بن حرب عن حنش بن المعتمر قال رايت ابا ذر وهو آخذ بحلقة الكعبة وهو يقول انا ابو ذر الغفاري [ ص 355 ] من لم يعرفني فانا جندب الغفاري سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول مثل اهل بيتي مثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق

المعجم الصغير - الطبراني (1/ 240)

391 - حدثنا الحسين بن أحمد بن منصور سجادة البغدادي حدثنا عبد الله بن داهر الرازي حدثنا عبد الله بن عبد القدوس عن الأعمش عن أبي إسحاق عن حنش بن المعتمر أنه سمع أبا ذر الغفاري يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : مثل أهل بيتي فيكم كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك ومثل باب حطة بني إسرائيل لم يروه عن الأعمش إلا عبد الله بن عبد القدوس

المعجم الصغير - الطبراني (2/ 84)

825 - حدثنا محمد بن عبد العزيز بن ربيعة الكلابي أبو مليل الكوفي حدثنا أبي حدثنا عبد الرحمن بن أبي حماد المقرئ عن أبي سلمة الصائغ عن عطية عن أبي سعيد الخدري : سمعت رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول إنما مثل أهل بيتي فيكم كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق وإنما مثل أهل بيتي فيكم مثل باب حطة في بني إسرائيل من دخله غفر له لم يروه عن أبي سلمة إلا بن أبي حماد تفرد به عبد العزيز بن محمد

المعجم الكبير (3/ 45)

2636 - حدثنا علي بن عبد العزيز ثنا مسلم بن إبراهيم ثنا الحسن بن أبي جعفر ثنا علي بن زيد بن جدعان عن سعيد بن المسيب : عن أبي ذر رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : مثل أهل بيتي مثل سفينة نوح من ركب فيها نجا ومن تخلف عنها غرق ومن قاتلنا في آخر الزمان فكأنما قاتل مع الدجال

المعجم الكبير (3/ 45)

2637 - حدثنا الحسين بن أحمد بن منصور سجادة ثنا عبد الله بن داهر الرازي ثنا عبد الله بن عبد القدوس عن الأعمش عن أبي إسحاق : عن حنش بن المعتمر قال : رأيت أبا ذر أخذ بعضادتي باب الكعبة وهو يقول : من عرفني فقد عرفني ومن لم يعرفني فأنا أبو ذرالغفاري سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : مثل أهل بيتي فيكم كمثل سفينة نوح في قوم نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك ومثل

المستدرك 405 (2/ 343)

3312- أَخْبَرَنَا مَيْمُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَاشِمِيُّ ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ ، حَدَّثَنَا الْمُفَضَّلُ بْنُ صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ ، عَنْ حَنَشٍ الْكِنَانِيِّ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ ، يَقُولُ : وَهُوَ آخِذٌ بِبَابِ الْكَعْبَةِ : أَيُّهَا النَّاسُ ، مَنْ عَرَفَنِي فَأَنَا مَنْ عَرَفْتُمْ ، وَمَنْ أَنْكَرَنِي فَأَنَا أَبُو ذَرٍّ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي مَثَلُ سَفِينَةِ نُوحٍ مَنْ رَكِبَهَا نَجَا ، وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ. هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ وَلَمْ يُخْرِجَاهُ.

المستدرك 405 (3/ 150)

4720- أَخْبَرَنِي أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ حَمْدَانَ الزَّاهِدُ ، بِبَغْدَادَ ، حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْقَرَاطِيسِيُّ ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الأَحْمَسِيُّ ، حَدَّثَنَا مُفَضَّلُ بْنُ صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ ، عَنْ حَنَشٍ الْكِنَانِيِّ قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ : وَهُوَ آخِذٌ بِبَابِ الْكَعْبَةِ مَنْ عَرَفَنِي فَأَنَا مَنْ عَرَفَنِي ، وَمَنْ أَنْكَرَنِي فَأَنَا أَبُو ذَرٍّ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : أَلاَ إِنَّ مَثَلَ أَهْلِ بَيْتِي فِيكُمْ مَثَلُ سَفِينَةِ نُوحٍ مِنْ قَوْمِهِ ، مَنْ رَكِبَهَا نَجَا ، وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ.

مسند الشهاب (2/ 273)

1342 - أخبرنا عبد الرحمن بن أبي العباس المالكي أبنا أحمد بن إبراهيم بن جامع ثنا علي بن عبد العزيز ثنا مسلم بن إبراهيم ثنا الحسن بن أبي جعفر عن أبي الصهباء عن سعيد بن جبير عن بن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : مثل أهل بيتي مثل سفينة نوح من ركب فيها نجا ومن تخلف عنها غرق

مسند الشهاب (2/ 274)

1345 - أنا محمد بن الحسين النيسابوري أنا القاضي أبو طاهر نا محمد بن عثمان هو بن أبي سويد نا مسلم بن إبراهيم نا الحسن بن أبي جعفر عن علي بن زيد عن سعيد بن المسيب عن أبي ذر قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إن أهل بيتي مثل سفينة نوح من ركب فيها نجا ومن تخلف عنها غرق

مجمع الزوائد للهيثمي (19/ 354)

وعن أبى ذر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مثل أهل بيتى كمثل سفينة نوح من ركب فيها نجا ومن تخلف عنها غرق ومن قاتلنا في آخر الزمان كمن قاتل مع الدجال . رواه البزار والطبراني في الثلاثة وفى اسناد البزار الحسن بن أبى جعفر الجفري وفى اسناد الطبراني عبدالله بن داهر وهما متروكان . وعن ابن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مثل أهل بيتى مثل سفينة نوح من ركب فيها نجا ومن تخلف عنها غرق . رواه البزار والطبراني وفيه الحسن بن أبى جعفر وهو متروك . وعن عبدالله بن الزبير أن النبي صلى الله عليه وسلم قال مثل أهل بيتى مثل سفينة نوح من ركبها سلم ومن تركها غرق . رواه البزار وفيه ابن لهيعة وهو لين . وعن أبى سعيد الخدرى قال سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول انما مثل أهل بيتي فيكم كمثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق وإنما مثل أهل بيتى فيكم مثل باب حطة في بنى اسرائيل من دخله غفر له . رواه الطبراني في الصغير والاوسط وفيه جماعة لم أعرفهم

أخبار مكة للفاكهي (3/ 134)

ذكر خطبه ابي ذر جندب بن جناده الغفاري رضي الله عنه بمكه وقيامه بها حدثنا اسماعيل بن محمد الاحمسي بالكوفه وحدي قال ثنا مفضل بن صالح الاسدي عن ابي اسحاق عن حنش الكناني قال رايت ابا ذر رضي الله عنه آخذا بباب الكعبه وهو يقول يا ايها الناس من عرفني فانا من عرفتم ومن انكرني فانا ابو ذر سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يقول مثل اهل بيتي فيكم مثل سفينه نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك وزاد غيره في هذا الحديث ان ابا ذر رضي الله عنه اسند ظهره الي الكعبه فقال يا ايها الناس هلم الي اخ ناصح شفيق قال فاكتنفه الناس ثم قال ارايتم لو ان احدكم اراد سفرا اليس كان ياخذ من الزاد ما يصلحه السفر سفر الآخره فتزودوا ما يصلحكم فقام اليه رجل من اهل الكوفه فقال وما الذي يصلحنا قال احجج حجه لعظائم الامور وصم يوما شديدا حره للنشور وصل ركعتين في سواد الليل لظلمه القبور وكلمه خير تقولها وكلمه شر تسكت عنها وصدقه منك

أمثال الحديث لأبي الشيخ الاصبهاني (ص: 138)

299 أَخْبَرَنَا أَبُو يَعْلَى ، ثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَبَانَ ، ثَنَا عَبْدُ الْكَرِيمِ بْنُ هِلَالٍ الْقُرَشِيُّ ، قَالَ : أَخْبَرَنِي أَسْلَمُ الْمَكِّيُّ ، ثَنَا أَبُو الطُّفَيْلِ ، أَنَّهُ رَأَى أَبَا ذَرٍّ قَائِمًا عَلَى هَذَا الْبَابِ وَهُوَ يُنَادِي ، أَلَا مَنْ عَرَفَنِي فَقَدْ عَرَفَنِي ، وَمَنْ لَمْ يَعْرِفْنِي فَأَنَا جُنْدُبٌ ، أَلَا وَأَنَا أَبُو ذَرٍّ ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : " مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي مَثَلُ سَفِينَةِ نُوحٍ ، مَنْ رَكِبَ فِيهَا نَجَا وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ "

[1] Al-Haitsami, Majma’al-Zawa’id, 19/354

[2] Mahmud Thahhan, TaisirMustalah al-Hadis, 74

[3] Al-Hakim, al-Mustadrak‘ala al-Shahihain, 2/343

[4] Al-Dzahabi,Tarikh al-Islam, 4/1215

[5] Al-Suyuthi,al-Jami’ al-Shaghir min Hadis al-Basyir al-Nadzir, 1/208

[6] Al-Munawi,Faidh al-Qadir fi Syarh al-Jami’ al-Shaghir, 2/519, 5/517

[7] Al-Munawi,Faidh al-Qadir fi Syarh al-Jami’ al-Shaghir, 2/519, 5/517

Sumber : Keluarga Nabi, Bahtera Keselamatan (Anjuran Mencintai Ahli Bait dalam Hadits Nabi.)

*BILA ALLAH TIDAK MENGHENDAKI KITA LAGI*

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

#NasihatDiri

BILA ALLAH TIDAK MENGHENDAKI KITA LAGI

*Allah akan sibukkan kita dengan urusan dunia.Allah akan sibukkan kita dengan urusan anak-anak.Allah akan sibukkan kita dengan urusan menjalankan perniagaan dan harta.Allah akan sibukkan kita dengan urusan mengejar karir, pangkat dan jabatan.*

Alangkah ruginya karena kesemuanya itu akan kita tinggalkan.

Sekiranya kita mampu bertanya pada orang-orang yang telah pergi terlebih dulu menemui Allah ﷻ, dan jika mereka diberi peluang untuk hidup sekali lagi, tentu mereka akan memilih untuk memerbanyak amal ibadah.

Sudah semestinya mereka memilih tidak lagi akan bertarung mati-matian untuk merebut dunia, yang sudah jelas-jelas tidak bisa dibawa mati.

Karena tujuan kita diciptakan adalah untuk menyembah Allah, beramal dan beribadah hanya kepada Allah.

Kita mungkin cemburu, apabila melihat orang lain lebih dari kita, dari segi gaji, pangkat, harta, jabatan, rumah besar, mobil mewah.

*Kenapa kita tidak pernah cemburu melihat ilmu agama orang lain lebih dari kita?Kita tidak pernah cemburu, melihat orang lain lebih banyak amalan dari kita.Kita tidak pernah cemburu, apabila melihat orang lain bangun di sepertiga malam, sholat tahajud dan bermunajat kepada Allah.Kita tidak pernah cemburu, apabila melihat orang lain setiap hari sholat Subuh berjamaah di masjid dekat rumah kita.*

*Kita hanya cemburu apabila melihat orang lain ganti kendaraan dengan yang lebih mewah.*

*Kita cemburu apabila melihat orang lain bisa liburan setiap tahun.*

*Kita hanya cemburu apabila melihat orang lain bergelimang harta, tahta dan wanita.*

*Cemburu karena dia bisa jadi gubernur, bupati ataupun walikota.*

*Tetapi jarang kita cemburu, apabila melihat orang lain yang bisa khatam Alquran sebulan dua kali.Kita jarang cemburu, apabila melihat mualaf yang paham isi Alquran.Kita jarang cemburu, apabila melihat orang lain berbuat untuk menegakkan akidah Islam.Kita jarang cemburu, kepada orang yang berjihad di jalan Allah.Kita jarang cemburu, kepada orang yang mewakafkan dirinya dan semua hartanya di jalan Allah.*

Setiap kali menyambut hari ulang tahun, kita sibuk mau merayakan sebaik mungkin. Tetapi kita telah lupa dengan bertambahnya umur kita, maka panggilan Illahi semakin bertambah dekat.

*Kita patut bermuhasabah mengenai persiapan ke satu perjalanan yang jauh, yang tidak akan kembali untuk selama-lamanya. Karena hidup di dunia menentukan kehidupan yang kekal nanti di Akhirat.*

Sesungguhnya

*MATI itu PASTI ….ALAM KUBUR itu BENAR ….HISAB itu BENAR ….MAHSYAR ALLAH itu BENAR ….SURGA dan NERAKA itu BENAR ….*

Penyesalan itu selalu terlambat ….

Menunda taubat menunggu usia tua ….

Itupun kalau masih sempat ….

Sebab syarat MATI tidak harus tua, tidak harus sakit ….

Penyelesaian masalah hidup adalah melalui iman dan amal.

Iman sebesar zarrah pun, Allah muliakan dengan Surga 100x dunia”

*Lalu mengapa kita tak mau menambah bekal hidup kita dengan iman, ibadah dan amalan baik…..???*

Mudah-mudahan hidup kita selamat di dunia dan Akhirat, dan selalu bermanfaat untuk ummat dan kita termasuk orang-orang yang Allah ridai, untuk masuk ke Surga-Nya…..

آمـــــين يا ربّ العالمــين

————————————————

Dari Postingan WhatsApp Ustadz Maududi Abdullah, Lc

Surga Ada Didalam Hati

" SURGA ITU DIHATI "
إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian(wajah, baju dan  organisasi), juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”. HR Muslim dalam kitab Al Birr Wash Shilah Wal Adab no. 2564 (33).

Abdullah bin Amr duduk dengan Rosulullah
ada banyak sahabat  lain yang juga ikut bersama,
menyimak dan mendengar
bersama cinta yang sama
dan kepatuhan yang tidak berbeda
dan tiba-tiba keheningan datang seketika,
saat orang yang mereka cintai berkata,
" akan datang ahli surga,
dari pintu masjid  yang ada diutara "
maka semua mata memandang kearah sana,
dan hati mereka yang tersimpan tanda tanya.
" seperti apakah ahli surga itu,? "
lama mereka menunggu,
dan orang itu pun masuk dari pintu itu,
dengan jenggotnya yang basah dengan air wudlu,
yang ia baru saja basuh
serta pandangan mata yang begitu teduh
maka iapun duduk bersimpuh
semua mata memandangnya
menerawang serta membayangkan
" apakah ia yang digambarkan,
sebagai ahli surga, "

Dan keesokan hari
kejadian yang kemarin berulang kembali
Rosulullah pun mengatakan hal sama,
" akan datang ahli surga dari pintu utara."
dan orang yang datang yang itu jua
sampai pada hari yang ketiga.

Rasa keingin tahuan Abdullah
memaksanya untuk bermalam
melihat ibadah si ahli surga diam-diam
agar terjawab pertanyaan yang ia pendam.

lepas tiga hari dari yang dijanjikan
ia menghela napas dengan kekecewaan
sebab ibadah yang dilakukan
tak jauh berbeda dengan apa yang ia kerjakan
lalu Abdullah berkata,
" apakah ada ibadah yang kau sembunyikan,
sehingga surga untukmu sudah Nabi janjikan,? "
Orang tersebut tersenyum sambil berkata,
" apa yang kau lihat itulah yang kukerjakan."

Abdullah merasa kecewa,
dengan jawaban si ahli surga
lalu ia pamit dengan segera
belum sampai ia dipintu,
sang ahli surgapun lalu berseru,
" kemarilah ada hal yang ingin kuberi tahu,"

Kemudian ia bercerita, dan katanya,
" lima puluh tahun lebih sudah kulalui hidup ini,
banyak sudah yang kutemui
ada yang berkenan dihati
dan ada sesuatu yang tidak kusukai,
dan terjadi pada diri ini
akan tetapi selalu kucoba untuk mengerti,
agar tidak menyimpan amarah itu dihati,
atau dendam yang sia-sia dan membara."

Tersentak Abdullah dari untaian  mutiara,
si Ahli surga yang ia tidak pernah kira
" itu yang tidak aku punya." ujarnya.

" Hati yang lapang dan bersih
adalah buah dari seluruh rangkaian ibadah."

اللهم ارزقنا لسانا ذاكرا وجسدا صابرا و قلبا شاكرا
أمين

Semoga bermanfaat

Rabu, 25 Oktober 2017

1 habib alim sebanding 70 kyai alim

SATU HABIB YANG ALIM DERAJADNYA MENYAMAI 1000 KIYAI YANG ALIM

Saya mendengar dari guru saya Al Allaamah Samahatul Ustadz Al Habib Abdurrahman bin Al Ustadzul Imam Al Hafidz Al Musnid Al Quthub Al Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih Malang dalam sebuah majlis ta'lim beliau berkata: "Satu habib yang alim itu bandingannya sama dengan 1000 kiyai yang alim, siapa saja kiyai yang meninggal dalam keadaan membenci habaib dzurriyah Nabi, maka dia tidak akan masuk surga (haram surga baginya)".

Saya pernah juga mendengar dari guru Al Maghfurlah Al Ustadz Al Mu'allim Dimyati Ardhini guru senior di Pesantren Darul Hadits Al Faqihiyyah Malang (murid kesayangan yang mulia) ketika ta'lim kitab Maraqul Ubudiyah Syarah Bidayatul Hidayah beliau berkata: "Satu habib yang alim (ilmu agama) itu derajadnya sama dengan 70 kiyai yang alim"... 

Kiyai H. Masyhuri Pasuruan, beliau sangat ta'dzim sama para Habaib dzurriyah Nabi, sesaat beliau menyampaikan mauidzah hasanah yang menerangkan tentang keutamaan Habib dzurriyah Nabi: "Bila ada habib yang kelakuan dan perbuatannya aneh tidak berakhlak dan bejad, tetap hormati dan muliakan, jangan sampai anda membenci atau menghinanya, karena semua habib yang demikian tadi ketika mau meninggalnya akan di beri hidayah dan bertaubat kepada Allah Swt, ibarat kita sebagai orang awam sama para habaib seperti keset lantai, maka jangan sampai membenci dan jangan su'udzon, karena di dalam jasadnya mengalir darah Nabi Muhammad SAW"...

Ancaman hadits bagi orang yang membenci keluarga dzurriyah Nabi termasuk golongan kafir.

Rasulullah saw bersabda :
ألا ومن مات على بغض آل محمد مات كافرا , ألا ومن مات على بغض آل محمدلم يشمّ رائحة الجنّة

Sungguh siapa yang mati dalam keadaan membenci keluarga Muhammad saw, maka ia mati dalam keadaan kafir. Sungguh siapa yang mati dalam keadaan membenci keluarga Muhammad saw, maka ia tidak akan mencium harumnya surga. (Tafsir Al Kasyaf juz 3/403)

Berita gembira bagi orang yang mencintai habaib dzurriyah Nabi.
Rasulullah SAW bersabda: "Empat golongan yang akan memperoleh syafa’atku pada hari kiamat:
Orang yang menghormati keturunanku, orang yang memenuhi keperluan mereka, orang yang berusaha membantu urusan mereka pada saat diperlukan, dan orang yang mencintai mereka dengan hati dan lidahnya". (HR. Imam Ahmad bin Hanbal)

Kitab Musnad Imam Ahmad bin Hanbal.

Semoga bermanfaat...
Wallaahu A'lam bisshawaab....

Sumber Dari FB: https://mbasic.facebook.com/photo.php?fbid=734956099998709&id=100004529762285&set=a.516496061844715.1073741913.100004529762285&source=56

ISLAM SAUDI DI AMBANG KEHANCURAN

https://goo.gl/Zgzpz7

Ahmad Arroysuni

Wakil Ketua Persatuan Ulama Muslim (International Union for Muslim Scholars), Ahmad Arroysuni mengecam apa yang dia sebut dengan "Islam Saudi". Dia menyatakan Islam Saudi telah beranjak menuju fase kehancuran setelah sebelumnya berada dalam fase kejayaan.

Dalam tulisan berjudul "Islam Saudi, dari kejayaan menuju kehancuran", yang dipublish situs resmi Persatuan Ulama Muslim, iumsonline.org, ia menyerang keras Dinasti Saudi serta menuding telah memanfaatkan Agama untuk kepentingan politiknya.

Ia menyatakan dalam tulisannya :

"منذ أزيد من نصف قرن تمكنت المملكة العربية السعودية – بفضل إمكاناتها المالية النفطية الضخمة، وموقعها الجيو/ديني – تمكنت من تحقيق نفوذ ثقافي ودعوي وسياسي كاسح، تمدد عبر العالم كله، وشمل العالم الإسلامي بصفة خاصة. وبذلك انتشر وساد هذا الذي أسميته "الإسلام السعودي". وأصبح معظم المتدينين والدعاة وأبناء الحركات الإسلامية متأثرين بهذا النمط "الإسلامي"، بدرجة من الدرجات

“Sejak lebih dari setengah abad, Dinasti Saudi - dengan ditopang kekayaan berasal dari minyak yang besar serta letak geografis negaranya - berhasil menguasai dan memaksakan wawasan keilmuan, dakwah dan politik di hampir seluruh negri, khususnya negeri-negeri muslim. Maka tak heran, ideologi yang saya sebut dengan : "Islam Saudi" tersebar di penjuru dunia, dan tentunya hampir semua muslim yang taat beragama, termasuk para da’i dan aktifis Islam sedikit banyak terpengaruh dengan “aliran Islam” ini.

فما هو الإسلام السعودي؟

Apa itu aliran Islam Saudi?

البعض يسمونه "وهابية"، وهو وهابي الأصل فعلا، لكن وهابية الإسلام السعودي معدَّلة ومكيفة.

Sebagian orang menyebutnya “Wahhabiyah”, dan Islam Saudi memang wahabi asli. Tapi Wahabi Islam Saudi sudah dimodifikasi dan dibuat “lebih nyaman”.

والبعض يسمونه "سلفية"، وهو سلفية مشوهة ومطوَّعة.

Sebagian menyebutnya “Salafiyyah”, tapi Islam Saudi adalah Salafi Palsu dan memperturutkan Hawa Nafsu

والبعض يعتبرونه "حنبليا"، ولكن حنبليته نجدية جامدة.

Sebagian menyebutnya “Hambaliy”, tapi Islam Saudi Hambali beraliran Najed yang kaku/saklek.

والبعض يصفون أصحابه بـ"الظاهرية الجدد"، وهو كذلك، ولكن ظاهريتهم محرفة ومُسَعودة.

Sebagian menyebutnya : “Neo-Zohiriy”, dan memang Islam Saudi adalah Zohiriy, tapi Zohiriy yang menyimpang dan Saudisasi

وقد وُصف بأوصاف أخرى؛ كالتشدد والتطرف، و"فقه البداوة"، و"فقه التخلف".

Kadang disebut dengan sebutan lain seperti Garis Keras, Ekstrim, Fikih Kampungan, dan Fikih Kuno.

والحقيقة أن "الإسلام السعودي" فيه من كل هذه الأوصاف قسمةٌ ونصيب، ولكنه في تركيبته نمط خاص في الفهم والتدين، تَشكل بين قساوة الرمال ونداوة الريال، وانضبط تحت ظل السيفين المتعانقين، وبتوجيه آل سعود وسطوتهم.

Sebenarnya sebutan-sebutan dan sifat-sifat di atas ada pada Islam Saudi, tapi mereka punya ciri khas tambahan dalam hal pamahaman dan pola beragama. Ciri khas Islam Saudi terbentuk dari beberapa faktor seperti, Kasarnya padang pasir, lembutnya uang riyal, naungan 2 (dua) pedang, arahan Keluarga Dinasti Saudi dan lecutan cambuknya (otoriter).

وما دام هذا "الإسلام السعودي" خليطا ومُركَّبا، ومتعدد المصادر والأصول، فلنترك نسبته أو نَسبه جانبا، ولنذكر بعض الخصائص والمميزات التي عُرف وتميز بها، علما بأن بعضها يرجع إلى أيام الشيخين محمد بن عبد الوهاب ومحمد بن سعود، وبعضها تشكل خاصة في ظل "الدولة السعودية الثالثة"، وهي دولة الملك عبد العزيز وأولاده وأحفاده، القائمة حتى اليوم.

Islam Saudi terdiri dari unsur-unsur tersebut diatas ditambah reveresi pemikiran dan prinisp-prinsip mereka. Namun saat ini kita tidak perlu membahasnya. Kita membahas karakter dan ciri khas Islam Saudi yang proses pembentukan karakternya melalui beberapa tahap, tahap pertama pada masa Muhammad bin Abdul Wahhab dan Muhammad bin Saud, 2 tokoh berpengaruh Saudi. Tahap kedua masa Dinasti Saudi III yang merupakan Dinasti Raja Abdul Malik bin Abdul Aziz dan anak cucunya hingga sekarang.

وأنا لا أتحدث الآن عما يمكن أن يقال من الإيجابيات أو الفوائد أو الحسنات.. وإنما حديثي عن بعض المميزات السلبية، الظاهرة والغالبة، لهذا "الإسلام السعودي":

Saya tidak mengangkat tentang sisi positif, manfaat dan kebaikan Islam Saudi. Yang saya angkat di sini adalah beberapa sisi negatif yang tampak jelas pada Islam Saudi.

1 ـ  الشدة والخشونة، وهي سمة بارزة: سواء في الأفكار، أو في الأحكام، أو في الألفاظ… حتى لقد أصبح "السلفي" أو "الوهابي" في أعين عامة الناس رمزا للشدة والغلظة والتزمت. وحتى في المعاملات العادية بين السعوديين، يقال لمن تشدد وبالغ في أمر من الأمور: "لا تحنبلها"، أي لا تكن مثل السلفيين المتحنبلين في شدتهم ومبالغاتهم.

1. Keras dan Kasar.

Ini karakter yang begitu menonjol pada Islam Saudi, baik itu dalam Ide-ide Pemikiran, Hukum fikiqi, bahkan dalam pilihan-pilihan kata. Sehingga tidak heran kalau Salafi, atau wahabi di mata orang adalah simbol kekerasan dan kekakuan. Bahkan dalam interaksi masyarakat Saudi sendiri, ada istilah di kalangan mereka untuk orang yang kaku dan berlebihan dalam beriskap dengan ungkapan : “la tuhanbilha” “masalah ini jangan kau hambalikan lah”. Maksudnya jangan seperti orang-orang salafi yang bermazhab hanbali yang kaku dan keras dalam menyikapi sesuatu.

2 ـ التعامل مع المسلمين والحكمُ عليهم من خلال ثقافة التكفير والتضليل والتبديع، شعوبا ومذاهب وطوائف وأفرادا.. بل حتى كبار العلماء – القدماء والمعاصرون – لا يسلمون من تضليلهم وتبديعهم وحملاتهم، وقد يصل الأمر إلى حد تكفيرهم.

2. Takfir, Tadhlil dan Tabdi’

Islam saudi memperlakukan kaum muslimin dan menghukumi mereka dengan Frame Takfir (Memfonis kafir), Tadhlil (Memfonis Sesat), Tabdi’ (Memfonis Bid’ah). Semua kalangan diperlakukan demikian, baik itu mazhab, kelompok, maupun perorangan. Bahkan Ulama-ulama besar baik di masa klasik maupun di masa sekarang, tidak ada yang selamat dari fonis mereka. Para ulama mereka fonis sesat, bid’ah bahkan ada pula yang sampai difonis kafir.

3 ـ الاعتماد على العنف والسيف. والمملكة تعدُّ في طليعة الدول المتفوقة في كثرة القتل والتعذيب والاعتقال والاختطاف، وكل ذلك يجد كامل شرعنته وتسويغه وتسويقه لدى أشياخ "الإسلام السعودي" وفتاويهم الجاهزة المجندة. ومن الجدير بالتأمل أن الحروب الكثيرة التي خاضتها الدولة السعودية والحركة السعودية، كانت، وما زالت، كلها موجهة ضد المسلمين!

3. Menggunakan kekerasan dan senjata

Islam saudi begitu mudah menggunakan kekerasan dan senjata. Kerajaan saudi termasuk Negara yang banyak membunuh, menyiksa, menculik lawan-lawannya. Dan hal itu didukung legitimasi Syekh Islam Saudi dengan fatwa-fatwa mereka. Kalau diteliti ulang, perang yang banyak diikuti Dinasti Saudi, dan “Gerakan Saudi”, semuanya melawan kaum muslimin.

4 ـ إشعال الفتن والصراعات بين المسلمين؛ فشيوخ الإسلام السعودي دأبهم وديدنهم شنُّ الغارات وإشعال الصراعات، ضد المذاهب الفقهية الإسلامية، والمذاهب الكلامية الإسلامية، والمذاهب الصوفية الإسلامية، والحركات الدعوية الإسلامية، وضد أفراد العلماء والمفكرين المسلمين. ونظرا لإمكاناتهم المالية واللوجستية، فقد تمكنوا من إدخال الفتن والعداوات والصراعات – الفقهية والعقدية – إلى معظم مساجد المسلمين وبيوتهم وأسرهم.

4. Menyebar Fitnah dan Konflik di antara kaum muslimin

Para Syekh-Syeikh Islam Saudi kerjaan, hobi mereka adalah menyerang dan menyulut konflik dengan Mazhab-mazhab Fikih Islam, Aliran-aliran Akidah Islam, Aliran-aliran Sufi , gerakan dakwah Islam, pribadi-pribadi ulama dan pemikir islam. Dengan ditopang kemampuan logistik dan keuangan mereka, mereka mampu menciptakan fitnah, menciptakan permusuhan, pertentangan dalam masalah Fikih dan Akidah di hampir semua masjid, rumah, dan keluarga kaum muslimin.

5 ـ خوارج على الأمة وعلمائها، مداخل مع الولاة والطغاة. فحينما يوصف مشايخ الإسلام السعودي بالتشدد والتضييق، فذلك ليس على إطلاقه، بل هو خاص بعموم المسلمين، في عاداتهم وعباداتهم ومعاملاتهم، أما مع الولاة والحكام، فهم عادة في غاية التساهل ومنتهى الترخيص. فالحاكم عندهم مهما فعل ومهما قال، ومهما أساء وزاغ، سيوجدون له من التأويلات والأعذار والرخص أكثر مما يريد. فعلى العموم: هم خوارج ومداخل في آن واحد: هم خوارج أشداء وخصوم ألداء، مع جماهير الأمة وعلمائها وفضلائها، وهم مداخل (أو مداخلة) أذلاء، مع حكامهم وطغاتهم وولاة نعمتهم.

5. (Khowarij) Pembangkan Kepada Ummat dan Ulama, (Madakhil) Penjilat Penguasa dan Thogut.

Ketika para Masyayikh Islam Saudi disebut kaku, keras, mempersulit, maka sebenarnya hal ini tidak berlaku untuk semua kalangan. Mereka kaku dan keras hanya kepada kaum muslimin baik dalam hal ibadah maupun muamalah. Tapi mereka begitu lembut, fleksibel, mempermudah dan ramah kepada pemerintah/penguasa. Menurut Islam Saudi apapun yang dilakukan penguasa, apa pun yang dikatakan penguasa, betapapun buruk dan menyimpang dari ajaran murni Agama, mereka akan mencari dan menemukan tafsiran serta dalil pembenarannya. Secara umum Islam Saudi itu Khowarij dan Madakhil dalam satu waktu. Pembangkan dan penjilat di saat yang bersamaan. Mereka khowarij, pembangkang yang kasar kepada orang yang mereka musuhi, kasar kepada umat muslim dan ulama kaum muslimin. Di saat yang sama mereka penjilat yang hina di hadapan penguasa dan thoghut yang memberikan fasilitas kehidupan mereka.

*الاندحار: مظاهره و اسبابه

Tanda-tanda Keruntuhan dan penyebabnya.

الإسلام السعودي الذي انتشر وازدهر خلال نصف القرن الماضي، دخل منذ بضع سنوات مرحلة التذبذب والذبول والانكماش، ثم انتقل في الآونة الأخيرة إلى مرحلة متقدمة ومتسارعة من الأفول والاندحار.

Islam saudi tersebar dan berkembang sekitar setengah abad yang lalu. Namun, beberapa tahun belakangan Islam Saudi telah masuk ke dalam fase kemunduran, dan saat ini sudah masuk fase kehancuran.

أما المظاهر، ورغم أن الأمر معلوم وظاهر، فأذكر منها:

Adapun tanda-tanda kehancurannya, meskipun tampak jelas dannyata, saya sebutkan sebagai berikut :

1 ـ العزوف والنفور لدى الجمهور السعودي، ولدى الشباب منهم خاصة، من هذا النمط الفكري المنغلق المتشدد المتنطع من جهة، والمحابي للظلم والفساد من جهة أخرى. فالمثقفون والشباب اليوم أصبحوا يبحثون عن دينهم، ويلتمسون تدينهم، خارج النموذج الوهابي المسَعوَد. وهذه ظاهرة معروفة جدا لدى من يعيشون داخل المملكة السعودية، أو يعاشرون السعوديين ويستمعون إليهم. ففي السعودية الآن تنتعش المذاهب الفقهية والصوفية والفكرية، التي تمت إبادتها وحظرها من قبل..

1. Islam Saudi mulai ditinggalkan

Masyarakat saudi, terutama generasi muda mulai meninggalkan aliran pemikiran yang berkepribadian ganda ini. Keras, kaku, dan kasar di satu sisi, di sisi lain lembut, fleksibel dan toleran terahadap kezaliman dan kerusakan. Cendekiawan dan generasi muda hari ini mencari dan belajar Agama Islam di luar model Wahabi Saudi. Fonomena ini banyak ditemukan di tengah masyarakat Saudi. Saat ini berkembang pesat Mazhab-mazhab fikih, Aliran-aliran Sufi, Aliran-aliran pemikiran yang sebelumnya dihancurkan dan dihambat perkembangannya.

2 ـ ما تحدثت عنه وسائل إعلام وشهود عيان مؤخرا، من قيام بعض الملحقيات الثقافية السعودية بإحراق أطنان من الكتب التي ظلت السعودية تطبعها وتوزعها عبر العالم، مثل مؤلفات ابن تيمية، وموسوعة الدرر السنية في الأجوبة النجدية ونحوها. لقد أصبح المسؤولون السعوديون في ورطة وحرج مع منتوجاتهم وبضاعتهم.

2. Reverensi-Reverensi Aliran Islam Saudi dihancurkan

Hal ini diberitakan oleh sejumlah media dan saksi mata. Akhir-akhir Atase-atase Agama Saudi di berbagai Negara  membakar bertonton Kitab-kitab yang selama ini giat dicetak dan disebar luaskan oleh Dinasti Saudi di seluruh jagat bumi. Seperti kitab-kitab karangan Ibnu Taymiyah, Ensliklopedi Sunnah dalam Tanya Jawab, dll. Para pejabat Saudi kerepotan dalam mengelola produk dan barang-barang mereka sendiri.

3 ـ ما ذكره وزير الخارجية السعودي مؤخرا في تصريح لقناة "روسيا 24"، من أنهم عزلوا الآلاف من الخطباء وأئمة المساجد، بسبب تطرفهم، وأن الدولة بصدد إدخال تغييرات جذرية شاملة على مقررات التعليم، لتخليصها من التطرف..
وكيفما قرئت هذه التصريحات وهذه الإجراءات، فإنها تدل على فشل ذريع وإفلاس كبير.

3. Pemecatan Ribuan Khatib dan Imam Masjid.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Saudi dalam konferensi pers disiarkan Rusia 24 chanel, bahwa kerajaan memberhentikan ribuan Khotib dan Imam Masjid karena mereka dituduh keras dan kaku. Kerajaan saat ini berupaya melakukan perubahan mendasar dan menyeluruh terhadap kurikulum mendidikan untuk mengatasi sikap dan pola fikir yang keras dan kaku. Ini menandakan kegagalan dan sekaligus Kerugian Islam Saudi.

وأما أسباب هذا الاندحار، فمنها:

Adapun penyebab keruntuhan Islam Saudi diantaranya adalah :

1 ـ موقف السعودية من الربيع العربي؛ حيث إنها قد وقفت ضده بشكل مطلق وصارم، منذ الوهلة الأولى. فهي التي ناصرت بنعلي حتى الرمق الأخير، ثم آوته بعد انهزامه وفراره. وهي التي ناصرت حسني مبارك بشكل جنوني، قبل الإطاحة به وبعدها. وهي التي دبرت ومولت – مع حاكم أبو ظبي – الانقلاب على الرئيس المنتخب محمد مرسي في مصر. وهي التي أحبطت الانتفاضة الشعبية اليمنية..

1. Sikap Saudi terhadap “Arabic Spring”

Saudi bersikap tegas menolak gerakan “Arabic Spiring”. Saudi adalah pendukung rezim-rezim yang ditumbangkan oleh “Arabic Spring”, bahkan saudi menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk melarikan diri pengasa negara-negara Arabic Spring. Saudilah yang mendukung Husni Mubarok sebelum dilengserkan maupun sesudahnya. Saudilah yang mengatur dan mendanai -bersama penguasa Abu Dhabi- Kudeta Presiden terpilih Mesir Muhammad Mursi. Saudi yang menggagalkan gerakan rakyat Yaman menumbangkan Rezim Ali Abdullah Saleh. dst

2 ـ الدخول في عداوة وحرب استئصالية ضد الحركات الإسلامية السنية، التي يسمونها بالإسلام السياسي. وهذا أيضا يجري بتحالف مع حاكم أبو ظبي. وقد وصل الأمر إلى حد التصنيف المعلن أو غير المعلن لكثير من الشخصيات ولحركات والهيئات الدعوية والعلمية والخيرية الإسلامية، على أنها إرهابية، بما فيها تلك الموجودة والعاملة في دول "شقيقة وصديقة"، كالولايات المتحدة الأمريكية وبريطانيا والكويت وقطر وتركيا.

2. Memusuhi Gerakan-gerakan Islam

Saudi memusuhi dan memerangi Gerakan-gerakan Islam Sunni sampai akar-akarnya. Saudi menyebutnya dengan Islam Politik. Ini juga dilakukan bekerjasama dengan pemerintah Abu Dhabi. Bahkan keduanya merilis secara terbuka maupun tidak terbuka sejumlah nama, gerakan, organisasi dakwah, organisasi keilmuan, organisasi sosial dengan sebutan TERORIS,  termasuk yang berdomisili di Negara-negara sahabatnya seperti Amerika, Inggris, Kuwait, Qatar, dan Turki.

3 ـ انهيار المصداقية العلمية والأخلاقية للمؤسسات الدينية والعُلمائية في المملكة السعودية، نظرا لمواقفهم المتناقضة، وتبعيتهم المطلقة للسياسة الرسمية السعودية. ومن آخر غرائبهم في هذا الباب: قضية التحريم والتحليل لسياقة المرأة للسيارة، وكذا التصريح المقرف، الذي صدر عن الشيخ عبد الرحمن السديس إمام الحرم المكي، حيث اعتبر السعودية والولايات المتحدة الأمريكية، تقودان العالم على طريق الأمن والسلام… وقد رد عليه شيخ علماء الهند العلامة الكبير سيد سليمان الندوي ردا شديدا سماه: "الموقف الصريح فيما قاله السديس من المديح القبيح".

3. Runtuhnya Kepercayaan ummat terhadap Lembaga Agama dan Ulama

Hal ini disebabkan sikap ulama dan lebaga keagamanan saudi yang tidak konsisten dan selalu menuruti kebijakan resmi Dinasti Saudi. Contoh yang paling menggelikan adalah masalah Izin mengemudi mobil bagi wanita (yang dulu adalah pekerjaan terlarang dan Haram), serta pernyataan Syekh Abdurrahman Assudais, Imam Masjidil Haram Makkah. Sudais menyatakan bahwa Saudi dan Amerika memimpin dunia menuju perdamaian dan ketentraman. Penyataan ini disikapi oleh seorang ulama India Al-Allalamah Sayyid Sulaiman Annadawi yang menyebut penyataan Sudais dengan istilah : “Pujian yang menjijikkan”

4 ـ اشتداد القمع والظلم والبطش، ليس فقط ضد ذوي الأفكار المتميزة أو المستقلة، بل بشكل عشوائي وغير مفهوم في كثير من الحالات، وقد اعتقل أو اختطف كثير من الموالين والمؤيدين وأركان الدولة المخلصين.. حتى قال جمال خاشقجي مؤخرا: لم يعد أحد آمنا في السعودية. وهو نفسه كان من أبرز المدافعين عن آل سعود وسياساتهم، على مدى عقود، ولكنه اليوم فار بجلده، لا لشيء سوى أن الاعتقالات لم يعد لها سبب واضح ولا منطق معلوم.

4. Tekanan, kezaliman dan pembungkaman yang menjadi-jadi.

Hal ini tidak hanya terjadi pada orang-orang yang punya pemikiran independen atau bersebrangan dengan kebijakan Kerajaan. Penangkapan terjadi pula kepada siapa saja. Di beberapa kasus, terjadi penangkapan dan penculikan para pendukung, dan pejabat pemerintahan. Sampai-sampai seorang wartawan Saudi, Jamal Khosqaji, berkomentar : “Sekarang siapapun warga saudi, bahkan yang dulu bertahun-tahun menjadi pendukung utama keluarga Dinasti Saudi dan mendukung kebijakan-kebijakannya, hari ini mereka pergi melarikan diri. Penyebabnya adalah penangkapan-penangkapan yang tidak punya dasar dan alasan yang jelas.

Alih bahasa : Aulia Ismi