Senin, 23 Oktober 2017

ALBANI, MUHADITS ABAD INI?

Anak-anak muda sekarang kalau disuguhi hadits, senang bertanya: "haditsnya shahih apa enggak?". Tapi umumnya mereka hanya merujuk kepada syekh al-bani. Kalau ada tulisan "dishahihkan oleh al-bani", mereka akan ikut bilang "ini hadits shahih". Tp kalau tidak ada tulisan "dishahihkan oleh al-bani" mereka ragu derajat hadits tersebut. Bahkan akan dicap sebagai hadits dhoif atau lebih parah hadits maudhu'.

Mungkin ada yg bertanya2 siapakah albani ini kok begitu hebatnya dapat menshahihkan atau mendhaifkan hadits2 yg bahkan diriwayatkan oleh imam Bukhari atau para imam madzhab?

Apa benar albani merupakan muhadits abad ini? Berikut penjelasan habibana Mundzir al musawa:

Albani itu BUKAN #Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para periwayat hadits, albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil nukil dari sisa buku buku hadits yg ada masa kini.

kita bisa lihat Imam Ahmad bin Hanbal yg hafal 1.000.000 hadits (1 juta hadits), berikut sanad dan hukum matannya, hingga digelari #Huffadhudduniya (salah seorang yg paling banyak hafalan haditsnya di dunia), (rujuk Tadzkiratul Huffadh dan siyar a'lamunnubala) dan beliau tak sempat menulis semua hadits itu, beliua hanya sempat menulis sekitar 20.000 hadits saja, maka 980.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman.

Imam Bukhari hafal 600.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya dimasa mudanya, namun beliau hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits saja pada shahih Bukhari dan beberapa kitab hadits kecil lainnya, dan 593.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman, demikian para Muhaddits2 besar lainnya, seperti Imam Nasai, Imam Tirmidziy, Imam Abu Dawud, Imam Muslim, Imam Ibn Majah, Imam Syafii, Imam Malik dan ratusan Muhaddits lainnya.

Muhaddits adalah orang yg berjumpa langsung dg perawi hadits, bukan jumpa dengan buku-buku, albani hanya jumpa dg sisa sisa buku hadits yg ada masa kini.

Albani BUKAN pula #Hujjatul_Islam, yaitu gelar bagi yg telah hafal 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya, bagaimana ia mau hafal 300.000 hadits, sedangkan masa kini jika semua buku hadits yg tercetak itu dikumpulkan maka hanya mencapai kurang dari 100.000 hadits. AL Imam Nawawi itu adalah Hujjatul islam, demikian pula Imam Ghazali, dan banyak Imam Imam Lainnya.

Albani BUKAN pula #Alhafidh, ia tak hafal 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, karena ia banyak menusuk fatwa para Muhadditsin, menunjukkkan ketidak fahamannya akan hadits-hadits tsb.

Abani BUKAN pula #Almusnid, yaitu pakar hadits yg menyimpan banyak sanad hadits yg sampai ada sanadnya masa kini, yaitu dari dirinya, dari gurunya, dari gurunya, demikian hingga para Muhadditsin dan Rasul saw, orang yg banyak menyimpan sanad seperti ini digelari Al Musnid, sedangkan Albani tak punya satupun sanad hadits yg muttashil.

berkata para Muhadditsin, "Tiada ilmu tanpa sanad" maksudnya semua ilmu hadits, fiqih, tauhid, alqur'an, mestilah ada jalur gurunya kepada Rasulullah saw, atau kepada sahabat, atau kepada Tabiin, atau kepada para Imam Imam, maka jika ada seorang mengaku pakar hadits dan berfatwa namun ia tak punya sanad guru, maka fatwanya mardud (tertolak), dan ucapannya dhoif, dan tak bisa dijadikan dalil untuk diikuti, karena sanadnya Maqtu.

Apa pendapat anda dengan seorang manusia muncul di abad ini lalu menukil nukil sisa-sisa hadits yg tidak mencapai 10% dari hadits yg ada dimasa itu, lalu berfatwa ini dhoif, itu dhoif.

saya sebenarnya tak suka bicara mengenai ini, namun saya memilih mengungkapnya ketimbang HANCURNYA ummat karena TIPUAN seorang #TONG_KOSONG.

==============================

Ternyata albani BUKAN Muhadits, BUKAN Alhafidz, BUKAN al musnid, BUKAN hujjatul islam tapi hanyalah seorang tong kosong yg bisa menghancurkan umat karena tipuannya.

Wahabi mah gitu orangnya.

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar