Selasa, 26 November 2019

DIPOTONG LIDAH KARENA MEMUJI NABI MUHAMMAD SAW DENGAN LANTUNAN SYA'IR SHALAWAT

Dahulu Kala Ada seorang penyair hebat dan sangat terkenal yaitu Syaikh Farazdaq dimana beliau selalu asyik memuji Rasulullah SAW., beliau mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya
Suatu waktu ketika beliau melakukan ibadah haji kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah SAW. dan membaca qasidah di makam beliau dan ketika itu ada seseorang yang mendengarkan qasidah pujian yang dilantunkannya.

Setelah selesai membaca qasidah, orang itu menemui Sang Penyair dan mengajak beliau untuk makan siang ke rumahnya. Beliau pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.

Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Sang Penyair dan berkata: “Sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan ku bawa engkau ke sini untuk ku gunting lidahmu!”

Maka orang itu menarik lidah beliau lalu mengguntingnya dan berkata: “Ambillah potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!”

Maka Sang Penyair pun menangis karena rasa sakit dan juga sedih tidak bisa lagi membaca syair untuk Sayyidina Muhammad SAW. Kemudian beliau datang ke makam Rasulullah Saw. seraya berdoa: “Ya Allah jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya maka biarkan aku tidak lagi bisa berbicara seumur hidupku, karena aku tidak butuh kepada lidah ini kecuali hanya untuk memuji-Mu dan memuji Nabi-Mu. Namun jika Engkau dan Nabi-Mu ridha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula.”

Beliau terus menangis hingga tertidur dan bermimpi jumpa dengan Rasulullah SAW. yang berkata:

“Aku senang mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu.”

Lalu Rasulullah SAW. mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada posisinya semula. Ketika Sang Penyair ( Syaikh Farazdaq ) terbangun dari tidurnya beliau mendapati lidahnya telah kembali seperti semula, maka beliau pun bertambah dahsyat memuji Rasulullah SAW.

Hingga di tahun selanjutnya beliau datang lagi menziarahi Rasulullah SAW. dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah SAW. Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemui beliau dan mengajak beliau untuk makan siang di rumahnya.
Beliau teringat kejadian tahun yang lalu namun beliau tetap menerima ajakan tersebut sehingga beliau dibawa ke rumah anak muda itu. Sesampainya di rumah anak muda itu, beliau dapati rumah itu adalah rumah yang dulu pernah beliau datangi lalu lidah beliau dipotong.

Anak muda itu pun meminta beliau untuk masuk yang akhirnya beliau pun masuk ke dalam rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di dalamnya ada kera yang sangat besar dan terlihat sangat beringas, maka anak muda itu berkata: “Engkau lihat kera besar yang di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah merubahnya menjadi seekor kera.”

Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu, sebagaimana firman Allah Swt.:

فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ ( الأعراف

“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang, Kami katakan kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina”. (QS. al-A’raf ayat 166)

Kemudian anak muda itu berkata: “Jika ayahku tidak bisa sembuh maka lebih baik Allah matikan saja.”

Maka Syaikh Farazdaq berdoa: “Ya Allah aku telah memaafkan orang itu dan tidak ada lagi dendam dan rasa benci kepadanya”. Dan seketika itu pun Allah SWT. mematikan kera itu dan mengembalikannya pada wujud yang semula.

Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah SWT. mencintai orang-orang yang suka memuji Nabi Muhammad SAW. Karena pujian kepada Nabi Muhammad SAW. disebabkan oleh cinta dan banyak memuji kepada Nabi Muhammad SAW. berarti pula banyak mencintai beliau.

Dan semakin banyak orang yang berdzikir, bershalawat dan memuji Nabi Muhammad SAW., maka Allah akan semakin menjauhkan kita, wilayah kita dan wilayah-wilayah sekitar dari musibah dan digantikan dengan curahan rahmat dan anugerah dari Allah SWT.

( Dikisahkan Oleh Almaghfurlah Al Habib Mundzir bin Fuad Al Musawwa )

#Wallahu'alam

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Minggu, 24 November 2019

SALAH KAPRAH MEMAKNAI"KAIN SARUNG" SEBAGAI "CELANA"

=======
Imam Ahmad mencatat sebuah riwayat dalam Musnad-nya
(4 / 390) :
( حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مَيْسَرَةَ ، عَنْ عَمْرِو ابْنِ الشَّرِيدِ ، عَنْ أَبِيهِ أَوْ : عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ عَاصِمٍ ، أَنَّهُ سَمِعَ الشَّرِيدَ يَقُولُ : أَبْصَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَجُرُّ إِزَارَهُ ، فَأَسْرَعَ إِلَيْهِ أَوْ : هَرْوَلَ ، فَقَالَ : ” ارْفَعْ إِزَارَكَ ، وَاتَّقِ اللَّهَ ” ، قَالَ : إِنِّي أَحْنَفُ ، تَصْطَكُّ رُكْبَتَايَ ، فَقَالَ : ” ارْفَعْ إِزَارَكَ ، فَإِنَّ كُلَّ خَلْقِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ حَسَنٌ ” ، فَمَا رُئِيَ ذَلِكَ الرَّجُلُ بَعْدُ إِلَّا إِزَارُهُ يُصِيبُ أَنْصَافَ سَاقَيْهِ ، أَوْ : إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ
Sufyan bin ‘Uyainah menuturkan kepadaku, dari Ibrahim bin Maisarah, dari ‘Amr bin Asy Syarid, dari ayahnya, atau dari Ya’qub bin ‘Ashim, bahwa ia mendengar Asy Syarid berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melihat seorang laki-laki yang pakaiannya terseret sampai ke tanah, kemudian Rasulullah bersegera (atau berlari) mengejarnya. Kemudian beliau bersabda:
“Angkat pakaianmu, dan bertaqwalah kepada Allah“. Lelaki itu berkata: “kaki saya bengkok, lutut saya tidak stabil ketika berjalan”. Nabi bersabda: “angkat pakaianmu, sesungguhnya semua ciptaan Allah Azza Wa Jalla itu baik”.
Sejak itu tidaklah lelaki tersebut terlihat kecuali pasti kainnya di atas pertengahan betis, atau di pertengahan betis.
Rosululloh Saw bersabda:
رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم أخذ بحجزة سفيان بن أبي سهل فقال يا سفيان لا تسبل إزارك فإن الله لا يحب المسبلين
“Aku melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mendatangu kamar Sufyan bin Abi Sahl, lalu beliau berkata: ‘Wahai Sufyan, janganlah engkau isbal. Karena Allah tidak mencintai orang-orang yang musbil’” (HR. Ibnu Maajah no.2892, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Maajah)
Berangkat dari hadits tersebut dan beberapa hadits lainnya tentang isbal , ada beberapa gelintir kaum yang memelintir kata الإزار "KAIN /SARUNG" menjadi سَرَاوِيلَ "CELANA" yang sehingga larangan isbal menyasar ke "CELANA", yang pada perkembangannya melahirkan RCTI ( Rombongan Celana Tinggi) alias Bani Cingkrang.
Perlu kita pahami bahwa "ISBAL" berlakunya pada kain sarung, baju gamis ataupun sorban bukan, pada celana.
Sebagaimana tertera dalam hadits ini;
عن عبد الله بن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: الإسبال في الإزار والقميص والعمامة, من جر منها شيئا خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة. (رواه أبو داود وغيره )
Dari Abdullah bin Umar dari Nabi -shollallohu alaihi wasallam-bersabda: “Isbal terdapat padasarung, baju gamis ataupunsorban . Barangsiapa menyeret salah satu darinya karena sombong, maka pada hari kiamat nanti, Allah tidak akan mau melihat kepadanya” (HR. Abu Dawud dan yang lainnya).
Coba perhatikan benar-benar redaksi haditsnya. Di dalam matan hadits tsb tertuliskan الإزار atau sarung. Dan tidak ada satupun yang memuat سَرَاوِيلَ atau celana. Padahal celana sudah ada pada jaman Rasulullah, dan itu terbukti dengan banyaknya hadits shahih yang menerangkan tentang celana. Beliau berkata-kata dengan kalimat yang sangat jelas dan tegas.
Silahkan dilihat hadits di bawah ini.

صحيح البخاري ٥٣٥٧:
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ جَابِرِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ لَمْ يَجِدْ إِزَارًا فَلْيَلْبَسْ سَرَاوِيلَ وَمَنْ لَمْ يَجِدْ نَعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ خُفَّيْنِ
Shahih Bukhari 5357:
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Amru dari Jabir bin Zaid dari Ibnu Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa tidak mendapat sarung (ketika berihram), hendaknya ia mengenakan celana panjang, dan siapa yang tidak mendapatkan sandal, hendaknya ia mengenakan sepatu."
Dari hadits tersebut menjadi sangat jelas bahwa yg dimaksed dengan Izar إِزَار adalah sarung / kain bawahan ihram , bukan termasuk celana , sebagaimana bunyi hadits إِزَارًا فَلْيَلْبَسْ سَرَاوِيلَ sangat jelas ada kata "izar" dan "sarawil"
Jadi kesimpulannya SARUNG dengan CELANA adalah dua subtansi yang berbeda, maka jsangan disamakan arti dan maknanya.
Demikian sekelumit tentang perbedaan antara SARUNG dengan CELANA.
Semoga ada manfaatnya.

Rabu, 20 November 2019

Tidak Ada Haditsnya

By. Ahmad Sarwat, Lc.MA

Dalam diskusi tentang dalil, kita sering mendengar argumen : tidak ada haditsnya. 

Kesannya, yang punya argumen itu pinter sekali, bahwa dia sudah hafal sekian juta hadits dan selesai menelaahnya satu per satu. Lalu dia simpulkan tidak ada hadits yang menjadi dalil untuk masalah itu.

Lalu dengan bekal ungkapan 'tidak ada haditsnya', lantas suatu amal divonis bid'ah, haram dan terlarang. Plus ditambahi bahwa yang masih menjalankannya masuk neraka.

Ibarat main catur, skak-ster sudah tuh.

Tapi apa benar kaidah 'tidak ada haditsnya' ini  bisa dijadikan argumen? Mari kita uji bersama khusus dalam perkara ibadah shalat di masjid saja.

Adakah hadits yang menyebutkan Nabi SAW shalat dengan karpet diberi garis-garis shaf? Tidak ada kan? Nah, seharusnya garis-garis shaf itu bid'ah dan semua yang shalat disitu masuk neraka. 

Adakah hadits yang menyebutkan Nabi SAW menentukan jadwal iqamah shalat pakai timer berbunyi nyaring yang terpasang di dinding masjid? Tidak ada lah. So, harusnya kan bid'ah juga dan masuk neraka.

Dimana posisi Bilal saat mengumandangkan azan? Naik ke atas bangunan atau di ruang shalat? Haditsnya sih naik ke atas bangunan. Tidak ada hadits yang menyebutkan posisi muadzdzin di dalam ruang shalat masjid. 

Jadi harusnya bidah dan masuk neraka.

Adakah hadits yang menyebutkan bahwa dinding masjid Nabawi dihias dengan kaligrafi, diberi atap, menara dan kubah berwarna hijau? Jelas tidak ada. Maka seharusnya semua yang shalat disitu jadi ahlul bid'ah, halal darahnya dan mati masuk neraka. 

Satu lagi, pernahkah dengar dalam hadits bahwa di masjid Nabawi disediakan kotak amal? 100% dipastikan tidak ada haditsnya. 

Jadi, siapa pun yang nyemplungin duit di kotak amal masjid, siap-siap kalau mati tidak dishalatkan jenazahnya dan tidak dikuburkan di pekuburan Islam. Matinya dibakar karena mati sebagai ahli bid'ah. 

So, masih mau berdalih pakai istilah 'tidak ada haditsnya'?

Rabu, 06 November 2019

KAU INSPIRASIKU, NING

Jangankan menyapaku, cara mengingatku saja kau sudah lupa . . .

Nduk . . .

Menikah itu bukan tentang sekedar meraih kebahagiaan dalam kebersamaan saja, tidak, tapi juga tentang niatnya, jika niatmu hanya itu, maka tidak akan pernah kamu mendapatkannya, karena sesuatu yg akan binasa tidak akan pernah alamikan kebahagiaan untuk siapapun

Pernah kamu melihat  bayanganmu sendiri memberikanmu seteguk minuman saat kamu haus ? Tidak kan, itu sifat dunia, _mataul gurur_
Karena sejatinya yg bisa buat hausmu hilang adalah prmilik dunia itu sendiri

Nduk . . .

Menikah juga bukan tentang dengan siapa kamu akan menjalani hidup, tidak, tapi tentang seberapa menerima dirimu pada  siapa dan bagaimana  suamimu nanti

Jika kamu pernah berharap, kebahagiaan itu dengan cara punya suami yg bisa buatmu nyaman menjalani hidup, serba kecukupan, dengan sejuta harkat dan martabat, maka sungguh kamu tidak akan pernah dapatkan kemuliaan, karena kamu tau, semakin tinggi kelas seorang tidak mungkin ujiannya semakin ringan

Pernah kamu memilih ingin menjadi anaknya siapa ? Tidak kan, setau kamu, mereka adalah orang tua yg harus kamu mengabdikan diri pada mereka _Ma kana lahumul khiyaroh_
Tapi orang yg cerdas adalah mereka yg bisa memanfaatkan apa yg mereka miliki  untuk mendapatkan apa yg dia inginkan

Nduk . . .

Jika nanti orang tuamu sudah memasrahkan dirimu pada suamimu, maka saat itu pula, suami adalah orang tua yg harus kamu dewakan, orang tuanya adalah abahmu, adiknya adalah adikmu, anaknya adalah anakmu

Jangan sesekali kamu menganggap mereka orang lain, jangan pula memperlakukan mereka seperti keluargamu
Karena mereka Abahmu, tapi juga Ayah dari suamimu _Innahu laisa min ahlik, innahu amalun goiru sholih_

Nduk . . .

Dadio khodijah seng sugeh ati, opo seng mbok duweni kabeh kanggho bojomu

Dadio Aisyah seng sugeh akale, opo seng mbok werohi kanggo bojomu

Dadio Fathimah seng sugeh nerimane, opo seng di wei bojomu dang di syukuri

Dadio Zalikho seng ngegantungno marang pangeran, ojo marang ciptaane pangeran termasuk bojomu

Karena, dunia itu makhkuq, yg hanya bisa melahirkan mahluq, dan hanya akan menjadi cerita bagi sang kholiq, _Nabai Ma Qod Sabaq_

 Nduk . . .

Solihe anakmu tergantung sepiro  solihae ibu'e

Tergantung noto niatmu mulai saiki, nek niatmu cuma kangho awakmu, yo wes entu'e iku

Contohono poro Ahlil Bayt, mereka menjaga kemurnian dzurriyah mereka baik secara jasmani maupun rohani, khawatir anak keturunannya akan menjadi buruk, dan menjadi contoh buruk bagi umat mbahe nabi muhammad

Misale ae Mbah Ali Ridho bin Musa al Kazhim bin Jafar As-Sodiq bin Muhammad al-Bagir bin Ali Zainal Abidin bin al Husein bin Ali bin Abi Tholib
Beliau di jaga betul oleh kedua orang tuanya, sejak bahkan jauh sebelum dia dilahirkan

Tidak menikah kecuali dengan orang sholih, tidak berhubungan kecuali wes di tirakati, tidak hamil kecuali wes siap mosoni, tidak melahirkan kecuali wes siap didik ilmu lan adape

Alim nganti ora ono seng ngerti alime
Tawadduk nganti ora ono seng ngerti mulyane

Sampek Abu Hanifah ngendikan, andai bukan karena Jafar, niscaya saya akan tersesat
Sampai imam Ahmad Hambal ngendikan, andai kemuliaan mereka diberitahukan pada orang gila, niscaya akan langsung sembuh
Seng ngerti yo seng podo  tekkane

 Ngertio, nduk

Kemuliaan mereka berawal karena kesucian niat mereka
Menikah karena  mencari rido Allah, karena menjalani perintah, karena sunnah, karena menjaga trah, karena ingin anak solih solihah, karena ulama salaf jadi tedak lelampah, karen dakwah, karena ingin syafaat anak dunia dan akhirah, dan sejuta karena yg lain . . .

Mbah Abu Bakar as-Sakron bin Abdurrohman as-Segaf, iso duwe anak Mbah Abdullah Alydrus yo rahasiane iku, niat seng apik, lakone kalawan apik, didik kalawan apik, wong apek ora kiro rugi, wong apik mesti mulyo

Kamu tau, ndak ?

Saking  hawatirnya Ahli Bayt pada anaknya, mereka tidak memasrahkan pendidikan putra mereka pada orang lain, mereka mendidik tegas anak mereka sendiri sampai mapan, lalu mencarikan Guru Ngalim Wali nek wes fondasine tidak tergoyahkan

Elengo, Nduk...

Nabi muhammad itu Rosul, juga Ulul Azmi, Pamungkase poro Nabi, cubone yo mesti paling gede tanimbang liane, mulyone awakmu, tergantung sepiro abote cubomu, hebate awakmu, tergantung bisa tidaknya dirimu menyempurkan segala jenis isi daripada soal ujian tersebut

Layakah kita mendapatkan soal ujian ? Koyok dene Buyut Ibrohim

Jika hidupmu saja tanpa ujian, mana mungkin ada jawaban
Jika tidak ada jawaban, mana mungkin ada kenaikan kelas
Jika tidak ada naik kelas, mana mungkin ada kelulusan
Jika tidak ada kelulusan, mana mungkin dirimu mendapatkan pangkat jabatan luhur di sisi Tuhan

_Wa idzibtala Ibrohima robbuhu bikalimatin, Fa atammahun_

Nduk . . . 

Jangan lupa, sholato sunnah setidaknya 50 roka'at sehari dan malamnya, ben rizqine lancar tur berkah, karo di niati nirakati anak lan sak keturunane

Jangan malas berpuasa sunnah, setidaknya senin dan kamis, ngormati lelahirane kanjeng Nabi, insyallah pinaringan sehat jasmani lan rohani, kagem sampean dan keturunane 

Ojo males-males dzikir, api'e dzikir iku sholawat, sanajan lafadz cendek Shollollah Ala Muhammad, karena di sana menyebutkan nama Allah dan Rosulnya, otomatis dapat dua faedah, akeh-akeho istighfar, nanti hidupnya tenang karena jauh dari balak dan mushibah dan anaknya bukan hanya sholih tapi alim juga 

Kabeh amalan iku, niate ngambah dalane gusti Allah, ngelakoni sunnahe Rosulullah, eleng marang gusti Allah dengan bersolawat kepada Rosulullah, sekaligus moco lan ngamalno isine alQuran

 Nduk . . .

Orang hamil itu berkah, maka jangan melakukan hal yg menjadi sebab turunnya mushibah

Jika rido allah ada dibalik ta'at, maka marahnya juga ada dibalik ma'siat

Nduk . . .

Mbah Arwani itu jadi ahli Quran bukan hanya karena usaha beliau, namun lebih kepada usaha orang tuanya semasa hamil, yg tidak putus berpuasa senin dan kamis dan khotam al-Quran setiap pekan

Karena saya tau, tidak ada yg gratis di dunia ini, hebatnya keinginanmu itu tergantung seberapa hebat usahamu, jika kamu tetap disibukan dengan hal yg tidak penting, maka jangan pernah berharap anakmu menjadi orang penting

Nduk . . .

Ora usah muluk-muluk urusan dunia, rejekine menungso iku namung seng dipangan karo seng di enggo, sisanya hanya fatamorgana, kebayang tapi tidak bisa di sandang, solihnya anakmu, tergantung seberapa solihahnya ibunya, karena ayah, hanya sebagai penyandang nama, ibu adalah madrasah sebenarnya

Saksekno, betapa banyak orang solih lahir dari ayah yg biasa saja, namun, ibunya lah yg luar biasa, sebab anak itu pasti nurun ke ibunya sebagai pembentuk karakter, Mbah Fadlol as-Senori salah satunya
Ketika ibunya mengambil air di sumur,  sering kali beliau mendapatkan emas setimba, tapi beliau kembalikan ke dalam sumur, sambil mengatakan, Ya Allah, saya tidak ingin harta, saya hanya ingin anak yg alim

Nduk . . .

Hati-hati dengan apa yg kau makan, jika kamu makan racun, pasti kamu dan anakmu akan sakit bahkan mati
Maka barang syubhat apalagi haram, lebih bisa buat jiwamu sekarat dan hatimu wafat, saat itu terjadi, manusia lebih nyampah dari kotoran hewan, yg terkadang, masih bisa di jadikan pupuk kandang

Jika karena najis, pakaian tidak bisa dipakai untuk sholat, lalu bagaina dengan darah dan daging yg sudah menjadi najis karena memakan barang haram ?

Elengo, Nduk . . .
Adzab terbesar manusia itu bukan kemiskinan, tapi tercegahnya dia untuk bisa bersujud kepada Allah sebagai Tuhan, _Aba An yakuna ma'assajidin_ , Naudzu billah

Atiqurrohman Umar
Tanjung priok, 8 Shofar 1441 H l 7 Oktober 2019 M