Rabu, 27 Desember 2023

Abuya KH. Thoifur Mawardi, ulama kharismatik Purworejo.

Suatu hari ada seorang santri tepatnya pada tahun 2019 sowan ke Abuya lalu ia bertanya ke Abuya:
"Yai, apa rahasianya kok sering sekali ketemu Nabi dalam mimpi." 

Abuya Thoifur memang dikenal sangat sering bertemu dengan Nabi. 

Beliau menjawab, "saya dulu mengajukan pertanyaan yang hampir sama ke guru saya, Sayyid Muhammad. Beliau memberi saya doa ini, 

اللهم اجمع بيني وبين ابوي سيد محمد بن علوي المالكي بالمصطفي صلي الله عليه وسلم دنيا واخري يقظة ومناما 

Ya Allah, mohon kumpulkan aku dan guruku Sayyid Muhammad, dengan Nabi SAW di dunia dan akhirat, saat keadaan terjaga maupun tidur." 

 sebab wasilah doa ini, sampai ada sumur Thoifur di makkah yang masyhur. Dan bahkan levelnya sudah 'istisyarah' dengan Nabi. 

Pernah suatu ketika Abuya akan membeli tanah. Tapi ragu ragu antara akan membeli atau tidak. Kemudian Nabi hadir dalam mimpi, "dituku!," dawuhnya. 

Santri tersebut akhirnya meminta izin mengamalkan doa di atas..... 

*** 

Sejak tahun 2019 sampai sekarang seorang santri yg sowan pada waktu itu membaca do'a yg telah Abuya kasihkan,dan ternyata selama itu tak juga bermimpi Nabi..... 

Saya ingat, dalam Muqaddimah Tahqiq Syarah Burdah ada ungkapan, 

هذه الفاتحة ، ولكن اين عمر 

"Ini adalah fatihah, tapi lantas dimana Umar bin Khattab?" 

Pernyataan ini mempunyai asbabul wurud. Dahulu Kaisar Romawi sakit kepala dan meminta obat. Kemudian Umar mengirimkan peci pada sang Kaisar. Saat peci itu dipakai, sakit kepala hilang. Tapi saat dilepas, sakit itu muncul lagi. Ia penasaran, lantas peci itu dibuka, ternyata ada tulisan "bismillahirrahmanirrahim." Karena sebab ini, Sang Kaisar masuk Islam. 

Apakah setiap bismillah yang ditulis mempunyai khasiat yang sama? Jawabannya tentu tidak. Penulis bismillah di peci adalah sosok besar, Umar bin Khattab. Belum tentu kita yang menulis bisa mempunyai khasiat yang sama dengan yang ditulis oleh Umar. 

Sama dengan surat al Fatihah. Ini adalah surat agung. Meskipun surat al Fatihah mempunyai segudang khasiat, tapi yang bisa memunculkan khasiat itu salah satunya yang keistimewaan tangannya seperti tangan Shahabat Umar. Maka ada ungkapan, 

ان السر في الكف لا في الحرف 

"Sesungguhnya rahasianya itu ada pada telapak tangan, bukan pada huruf." 

Jadi, surat fatihahnya ada. Tapi tangan tangan yang seperti Umar ini apakah ada? 

Kemudian saya meraba diri. Ijazah dari Abuya Thoifur adalah ijazah agung. Tapi lisan kita tentu tak sama dengan lisan beliau. Sehingga khasiatnyapun menjadi tak sama. 

*** 

Ringkas cerita santri yg dulu sowan Abuya kembali sowan Abuya Thoifur. Dan beliau beranikan diri bertanya kedua kali. 

"Yai, saya sudah membaca doa yang dulu, tapi kok belum juga mimpi." 

Beliau menjawab, "selain doa yang dulu dibaca terus, usahakan saat tidur dalam keadaan capek ibadah: maksudnya kita tidurnya karena capek ibadah, bukan karena capek yang lain." 

Beliau bercerita, saat itu pernah tarawih 5 hari khatam al-Quran. Rasanya sangat capek. Tapi selama 5 hari itu, kanjeng Nabi selalu hadir dalam mimpi. 

Pernah pula beliau mengajar Sunan Nasai sampai larut malam. Kondisi sangat capek. Karena saking capeknya, beliau tertidur tak sadar. 

"Malam itu kanjeng Nabi rawuh, dan beliau mengusap ngusap (beliau membahasakan "mijeti") kakiku." 

"Seketika aku bangun dan capekku hilang." Pungkas beliau.

Kamis, 14 Desember 2023

Imam Ubaidillah

Beliau lahir di Basrah Iraq. Mula mula belajar pada ayahnya Imam Ahmad bin Isa lalu ke Mekah belajar kepada Syaikh Abu Thalib Al Makki penulis kitab Qutul Qulub.

Berhijrah ke Hadramaut bersama dengan kedua orang tuanya Imam Ahmad bin Isa dan Sayidah Zainab binti Abdullah bin Hasan Al Uraidhi. Imam Ubaidillah mengajak serta istrinya Sayidah Ummul Banin binti Muhammad bin Isa dan anaknya yang masih kecil yaitu Ismail (dipanggil Basri karena untuk mengingatkan kepada Basrah kota asalnya).

Diantara rombongannya juga ada Iman Muhammad bin Sulaiman (kakek Al Ahdal) dan Imam Ahmad Al Qudaimi (kakek Al Qudaimi). Kalau nasab Imam Ubaidillah palsu, maka yang ingkar pertama adalah keturunan Al Ahdal dan Al Qudaimi hehe. Tapi sampe sekarang semua mengakui Imam Ubaidillah.

Lahir diberi nama Abdullah. Setelah dewasa diganti namanya jadi Ubaidillah karena tawadhu' nya. Trus ada yang bilang Abdullah dan Ubaidillah beda orang? Yaa cari saja makam dan peninggalan Abdullah hehe..

Imam Ubaidillah bukan anak Imam Ahmad? Ubaidillah itu nikah sama sepupunya sendiri alias keponakan ayahnya. Kalau bukan sayid, kagak bakal diberi ijin untuk menikahi Syarifah sama mertuanya Sayid Muhammad bin Isa hehehe..

Tidak ada kitab sejaman yang menulisnya? Nasab Rasulullah tidak ditulis dijaman Rasul, tapi semua orang arab tahu kalau Rasulullah bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf dan seterusnya...

Kalau nasab Imam Ubaidillah palsu, sudah sejak jaman dulu suku suku di Yaman marah dan mengingkarinya. Apalagi suku suku di Yaman banyak yang dari keturunan para sahabat Nabi. Tidak perlu nunggu 'mujtahid' dari banten 😀😀😀

Di dekat makam Imam Ubaidillah ada masjid yang konon dulu didirikan oleh beliau, dulu masjidnya kecil dan sekarang sudah menjadi besar dan luas.

Nb : Di Makam Imam Ubaidillah bin Ahmad bin Isa. Robbi Fanfa'na Bibarkatihim..

Selasa, 12 Desember 2023

Ibadah Tanpa Dalil?

Lagi-lagi untuk kesekian kalinya poster seperti di bawah ini hendak menggiring wacana kepada kita soal amalan-amalan kita yang mereka anggap tidak ada dalilnya. Opini mereka yang selalu didengungkan bahwa ibadah harus ada dalilnya. Sampai di sini betul.

Namun ketika membawa-bawa nama ulama besar yang bergelar Amirul Mukminin di bidang hadis, Al-Hafidz Ibnu Hajar, yang bermazhab Syafi'i menunjukkan pembuat poster ini tidak menguasai kitab Fathul Bari secara menyeluruh dan hanya bisa mengetik pada poin yang sesuai dengan pemikirannya lalu Imam Ibnu Hajar digiring seolah sama seperti mereka dan menghantam pengikut Mazhab Syafi'i agar meninggalkan amalan-amalan yang tidak ada dalilnya.

Di mana letak kesalahan pembuat poster ini?

Pertama, betul ibadah itu harus ada dalilnya. Hanya saja bagi Al-Hafidz Ibnu Hajar dalil itu tidak harus dalil khash (khusus), dalil umum juga boleh. Hal ini ditegaskan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar:

ﻭاﻟﻤﺮاﺩ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﺿﻼﻟﺔ ﻣﺎ ﺃﺣﺪﺙ ﻭﻻ ﺩﻟﻴﻞ ﻟﻪ ﻣﻦ اﻟﺸﺮﻉ ﺑﻄﺮﻳﻖ ﺧﺎﺹ ﻭﻻ ﻋﺎﻡ

Maksud hadis Nabi tiap-tiap bidah adalah sesat, yaitu hal-hal baru yang tidak memiliki dalil dalam agama baik dengan cara dalil khusus atau dalil umum (Fathul Bari 17/254)

Misalnya lagi ketika Al-Hafidz Ibnu Hajar membolehkan Maulid Nabi juga memakai dalil umum tentang syukur, dalil umum tentang sedekah, dalil umum tentang menyampaikan sejarah Nabi dan sebagainya (Husnul Maqshid fi Amalil Maulid).

Kedua, Al-Hafidz Ibnu Hajar menggunakan metode ijtihad berupa Qiyas atau analogi dalam ibadah, yang menurut kelompok Salafi tidak diperbolehkan menggunakan Qiyas dalam ibadah.

Mana buktinya? Jawab saja mau minta berapa? Saya buktikan bahwa Al-Hafidz Ibnu Hajar termasuk ulama yang membolehkan untuk baca Qur'an dan zikir di kuburan (di Indonesia namanya Tahlilan), dengan dalil hadis al-Bukhari bahwa Nabi melihat ada 2 kuburan yang sedang disiksa, kemudian Nabi mengambil pelepah kurma dan membelahnya jadi dua, kemudian masing-masing kuburan ditancapkan pelepah kurma tersebut. 

Setelah ditanya mengapa Nabi melakukan hal itu? Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:

 « لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ تَيْبَسَا أَوْ إِلَى أَنْ يَيْبَسَا » 

“Semoga diringankan siksanya selama pohon kurma tidak kering” (HR al-Bukhari)

Di hadis inilah Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata:

إِنَّ الْمَعْنَى فِيهِ أَنَّهُ يُسَبِّح مَا دَامَ رَطْبًا فَيَحْصُل التَّخْفِيف بِبَرَكَةِ التَّسْبِيح ... وَكَذَلِكَ فِيمَا فِيهِ بَرَكَة الذِّكْر وَتِلَاوَة الْقُرْآن مِنْ بَاب الْأَوْلَى (فتح الباري لابن حجر - ج 1 / ص 341)

“Makna dalam hadis ini bahwa pepohonan yang masih basah selalu bertasbih kepada Allah, maka akan diperoleh keringanan siksa kubur karena keberkahan tasbih... Terlebih lagi berkah dzikir dan bacaan al-Quran” (Ibnu Hajar, Fath al-Bari 1/341)

Jadi Al-Hafidz Ibnu Hajar dengan metode Qiyas Awlawi berpendapat bahwa bacaan Quran dan zikir dapat sampai kepada mayit serta bermanfaat, karena tasbihnya pohon saja dapat meringankan siksa kubur. 

Kalau pembuat poster ini secara adil mempelajari, membaca dan menghayati tulisan Al-Hafidz Ibnu Hajar akan menemukan banyak istimbath (menggali hukum) dan faidah ilmu baik yang beliau kutip dari para ulama maupun oleh beliau sendiri. Tapi setelah dijelaskan seperti ini saya tidak yakin mereka berubah pikiran sebab bukan kebenaran yang mereka cari tapi justifikasi pada pendapatnya sendiri dengan memakai pendapat ulama lain, sayangnya mereka belum sempurna menguasai, sehingga mempermalukan diri mereka sendiri, kecuali kalau mereka tidak punya kemaluan eeee maaf tidak punya malu maksud saya.

Senin, 11 Desember 2023

Apakah Wahabi salafi ada di Yaman..?Tak ada...

Sahabat Nabi Tsauban berkata, Rasulullah ﷺ telah bersabda,

إني لبعقر حوضي أذود الناس لأهل اليمن أضرب بعصاي حتى يرفض عليهم

“Sesungguhnya kelak aku akan berada di samping telagaku. Kemudian Aku akan menghalangi orang-orang yang akan meminum dari telagaku, agar penduduk Yaman dapat meminumnya terlebih dahulu. Aku memukul dengan tongkatku, sehingga air telaga tersebut mengalir untuk mereka.” (HR. Muslim)

,’” Rasulullah ﷺ bersabda,

أتاكم أهل اليمن, هم أرقّ قلوبا, الإيمان يمان و الفقه يمان و الحكمة يمانية
“Penduduk negeri Yaman telah datang kepada kalian. Mereka adalah orang yang paling lembut hatinya. Iman itu ada pada Yaman, Fiqih ada pada Yaman, dan hikmah ada pada Yaman.” (HR. Imam Ahmad)