Jumat, 29 Juni 2018

60 Hadits Tentang Kewajiban Menghormati / Memuliakan Keluarga Nabi Muhammad SAW.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

اللهم صل على سيدناومولانا محمد...!

HADITS 1

Sa'id bin Manshur dalam kitab susunannya meriwayatkan dari Sa'id bin Jubair tentang firman Allah SWT dalam ayat ''Katakanlah, aku tidak meminta dari kalian sesuatu upahpun (atas seruanku) kecuali kasih sayang terhadap keluarga'' QS.42:23.
Ia berkata, yang dimaksud keluarga dalam ayat itu adalah keluarga Rasulullah SAW.

HADITS 2

Ibnu Al Mundzir dan Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Murdawaih meriwayatkan dalam kitab tafsir mereka dan At Thobroni dalam Al Mu'jam Al Kabir dari Ibnu 'Abbas ra berkata: ketika turun ayat ini (QS.42:23) Para shahabat bertanya : wahai Rasulullah, siapakah keluargamu yang wajib atas kita untuk mencintai mereka? Beliau menjawab: ''Ali, Fatimah dan kedua putra mereka''.

HADITS 3

Ibnu Hatim meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas tentang firman Allah (QS.42:23) Dan siapa yg mengerjakan kebaikan'', Ia berkata: ''yang dimaksud kebaikan adalah kecintaan kepada keluarga Muhammad saw''.
HADITS 4Diriwayatkan oleh Ahmad dan Turmudzi dan Ia menshahihkannya, An Nasa'i dan Al Hakim dari Al Muthalib bin Robi'ah, Ia berkata: bahwa Rasulullah saw bersabda: ''Demi Allah, iman tidak akan masuk ke dalam hati seorang muslim sehingga ia mencintai kalian (keluarga nabi saw), karena Allah dan karena hubungan keluarga denganku''.

HADITS 5

Diriwayatkan oleh Muslim dan Turmudzi dan An Nasa'i dari Zaid bin Arqam bahwa Rasulullah saw bersabda: ''Aku ingatkan kalian tentang ahlul baytku''.

HADITS 6

Diriwayatkan oleh At Turmudzi dan ia menggolongkannya sebagai hadits hasan dan Al Hakim dari Zaid bin Arqom, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: ''Sungguh aku tinggalkan padamu apa yang dapat mencegah kamu dari kesesatan setelah kepergianku, selama kamu berpegang teguh kepadanya; Kitabullah dan 'Ithrahku (keluargaku) ahlul bayt. Keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya berjumpa denganku di Al Haudh. Maka hati-hatilah dengan perlakuanmu atas keduanya sepeninggalku nanti''.

HADITS 7

Diriwayatkan oleh 'Abdu bin Humaid dalam musnadnya dari Zaid bin Tsabit berkata: Rasulullah bersabda: ''Sungguh aku tinggalkan padamu apa yang dapat mencegah kamu dari kesesatan setelah kepergianku, selama kamu berpegang teguh kepadanya: Kitabullah dan 'Ithrahku Ahlul Baytku, dan keduanya tidak akan berpisah sehingga datang kepadaku di Al Haudh''.

HADITS 8

Ahmad bin Abu Ya'la meriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri, sesungguhnya Rasulullah bersabda: ''Aku merasa segera akan dipanggil (Allah swt) dan aku akan memenuhi panggilan itu, maka aku tinggalkan padamu TSAQOLAINI (2 Pusaka) yaitu: Kitabullah dan 'Ithrahku. Dan sesungguhnya Allah yang Maha Mengetahui telah berfirman kepadaku bahwa keduanya tidak akan berpisah sehingga keduanya datang menjumpaiku di Al Haudh. Oleh karena itu perhatikan bagaimana perlakuanmu atas kedua peninggalanku itu''.

HADITS 9

Diriwayatkan oleh At Turmudzi dan ia menggolongkan hadits ini hasan dan At Thobrani dan Al Hakim dari Ibnu 'Abbas ra, Ia berkata: Rasulullah bersabda: "Cintailah Allah karena nikmat-nikmat yang telah dianugrahkan-Nya dan cintailah aku karena kecintaan (kamu) kepada Allah serta cintailah ahlul baytku karena kecintaan (kamu) kepaku".

HADITS 10

Bukhari meriwayatkan dari Abu Bakar As Shiddiq, Ia berkata: "Peliharalah Muhammad dengan memelihara keluarganya".

HADITS 11

Diriwayatkan oleh At Thobrani dan Al Hakim dari Ibnu 'Abbas ra, Ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Wahai bani Abdul Mutholib, aku mohon kepada Allah buat kalian 3 hal, aku memohon dari-Nya agar meneguhkan orang yang bangkit dari kalian, agar ia mengajari yang bodoh dari kalian dan memberi petunjuk bagi yang sesat dan aku memohon dari-Nya agar menjadikan kalian orang-orang dermawan, pemberani dan berhati belas kasih. Maka sekiranya seseorang berdiri di antara salah satu sudut Ka'bah dan Maqam Ibrahim, lalu ia shalat dan puasa, sedangkan ia adalah pembenci keluarga (Ahlul Bayt) Muhammad, pasti ia masuk neraka".

HADITS 12

At Thabrani meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : "Kebencian kepada bani Hasyim dan Anshor adalah kufur dan membenci orang-orang Arab adalah kemunafikan".

HADITS 13

Ibnu 'Adi dalam kitabnya Al Kamil meriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa membenci kami Ahlul Bayt maka ia adalah munafik".

HADITS 14

Ibnu Hibban dalam shahih dan Al Hakim meriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Demi yang jiwaku ditangan-Nya tidak seorangpun membenci kami kecuali akan dimasukkan Allah swt ke neraka".

HADITS 15

At Thabrani meriwayatkan dari Hasan bin 'Ali kwh, beliau berkata kepada Mu'awiyah bin Khadij : "Wahai Mu'awiyah bin Khadij, hati-hatilah dari membenci kami, karena sesungguhnya Rasulullah bersabda : "Tiada seseorangpun yang membenci dan menghasud kami kecuali akan dihalau dari Al Haudh dengan cambuk dari api".

HADITS 16

Ibnu 'Adi dan Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman meriwayatkan dari 'Ali kwh, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Barangsiapa tidak mengenal hak 'ithrahku dan anshornya maka ia salah satu dari 3 golongan, munafik atau anak haram atau anak dari hasil tidak suci yaitu ; dikandung oleh ibunya dalam keadaan haid".

HADITS 17

At Thabrani dalam kitabnya Al Awsath dari Ibnu 'Umar, ia berkata: Akhirnya ucapan Rasulullah sebelum wafat adalah : "Perlakuan aku sepeninggalku dengan bersikap baik kepada Ahlul Bayt".

HADITS 18

Diriwayatkan oleh At Thabrani dalam Al Awsath dari Hasan bin 'Ali ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : "Mantapkanlah dirimu pada kecintaan pada kami ahlul bayt sebab barangsiapa menghadap Allah swt sedang ia mencintai kami niscaya ia masuk syurga dengan syafa'at kami. Demi Allah yang diriku / jiwaku berada ditangan-Nya, tidak akan berguna amal seseorang bagi dirinya kecuali bila ia mengetahui hak kami".

HADITS 19

At Thabrani dalam Al Awsath meriwayatkan dari Jabir bin 'Abdullah ra, ia berkata: Rasulullah saw berpidato dihadapan kami, maka aku mendengarnya besabda : "Wahai manusia barangsiapa membenci ahlul baytku, Allah swt akan kumpulkan ia pada hari kiamat sebagai orang yahudi".

HADITS 20

At Thabrani meriwayatkan dalam Al Awsath dari 'Abdullah bin Ja'far (bin 'AlI bin Abi Tholib ra), ia berkata: aku mendengar Rasulullah saw bersabda : "Wahai bani Hasyim, aku memohon dari Allah swt untuk kalian, agar ia menjadikan kalian pemberani dan pengasih. Aku memohon agar ia memberikan petunjuk bagi yang tersesat, memberi rasa aman bagi yang ketakutan dan mengenyangkan yang lapar dari kalian. Dan demi jiwaku yang berada ditangan-Nya, tiada beriman seseorang dari mereka sehingga mencintai kamu karena aku, apakah kamu mengharapkan untuk masuk ke dalam syurga dengan syafa'atku lalu bani Mutholib tidak mengharapkanya".

HADITS 21

Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abi Syaibah dan Musaddad dalam musnadnya, Al Hakim, At Turmudzi dalam Nawadirul Ushul, Abu Ya'la dan At Thabrani dari Salamah bin Al Akwa', ia berkata: Rasulullah saw bersabda : "Bintang-bintang di langit adalah petunjuk keselamatan bagi penghuni langit dan Ahlul Baytku adalah penyelamat umatku".

HADITS 22

Al Bazar meriwayatkan dari Abi Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda : "Telah ku tinggalkan padamu 2 hal. Kalian tidak akan sesat setelah keduanya; Kitabullah dan 'Ithrahku. Keduanya tiada akan berpisah sehingga datang menemuiku di telaga Al Haudh".

HADITS 23

Al Bazzar meriwayatkan dari 'Ali bin 'Abi Thalib kwh, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Sungguh aku akan dibawa pergi (wafat) dan telah aku tinggalkan padamu 2 pusaka yang berharga yaitu : Kitabullah dan Ahlul Bayt. Dan kamu tidak akan tersesat setelah keduanya".

HADITS 24

Al Bazzar meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Perumpamaan ahlul baytku ibarat bahtera Nuh, barangsiapa yang ikut berlayar bersamanya dia akan selamat dan barangsiapa yang enggan dan terlambat, dia akan tenggelam"

HADITS 25

Al Bazzar meriwayatkan dari 'Abdullah bin Zubair ra bahwa nabi saw bersabda : "Perumpamaan Ahlul Baytku ibarat bahtera Nuh. Barangsiapa berlayar dengannya dia akan selamat dan barangsiapa meninggalkannya dia akan tenggelam".

HADITS 26

At Thabrani meriwayatkan dari Abu Dzar ra, (ia berkata): aku mendengar Rasulullah saw bersabda : "Perumpamaan Ahlul Baytku diantara kamu ibarat bahtera Nuh diantara kaumnya. Barangsiapa iku berlayar bersamanya dia akan selamat dan barangsiapa yang enggan dan terlambat dia akan binasa. Dan perumpamaan Ahlul Baytku diantara kamu seperti pintu pengampunan Bani Israil".

HADITS 27

At Thabrani meriwayatkan dalam Al Awsath dari Abu Sa'id Al Khudri ra (ia berkata) : aku mendengar Rasulullah saw bersabda : "Perumpamaan Ahlul Baytku laksana bahtera Nuh as. Barangsiapa menaikinya dia akan selamat dan barangsiapa meninggalkannya dia akan tenggelam. Dan perumpamaan Ahlul Baytku diantara kamu seperti pintu pengampunan diantara Bani Israil. Barangsiapa memasukinya maka dosa-dosanya akan diampuni".

HADITS 28

Ibnu Najjar dalam tarikhnya meriwayatkan dari Hasan bin 'Ali ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Setiap segala sesuatu mempunyai azas dan azas Islam adalah kecintaan kepada shahabat Rasulullah dan Ahlul Baytnya".

HADITS 29

At Thabrani meriwayatkan dari 'Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda : "Setiap putra seorang perempuan bergabung nasabnya kepada ashabahnya (keluarganya dari pihak ayah) kecuali keturunan Fatimah ra, akulah ashabah mereka dan Akulah ayah mereka".

HADITS 30

At Thabrani meriwayatkan dari Fatimah Az Zahra ra, beliau berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Setiap putra ibu akan bergabung dalam nasabnya kepada ashabahnya kecuali anak-anak Fatimah, Akulah wali mereka dan Akulah ashabah mereka".

HADITS 31

Al Hakim meriwayatkan dari Jabir ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Setiap putra ibu memiliki ashabah yang mereka dinisbatkan kepadanya kecuali kedua putra Fatimah, Akulah wali mereka dan Aku adalah ashabah mereka".

HADITS 32

At Thabrani meriwayatkan dalam Al Awsath dari Jabir ra bahwa ia mendengar 'Umar bin Al Khaththab ra mengatakan kepada orang-orang ketika ia menikah dengan salah seorang putri 'Ali ra. Tidaklah kalian mengucapkan selamat atasku ? aku mendengar Rasulallah saw bersabda : "Akan terputus pada hari kiamat semua sebab dan nasab (keturunan) kecuali sebabku dan nasab yang bersambung denganku".

HADITS 33

At Thabrani meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Semua sebab dan nasab akan terputus pada hari kiamat kecuali sebab dan nasab yang bersambung denganku".

HADITS 34

Ibnu 'Asakir dalam Tarikhnya meriwayatkan dari Ibnu 'Umar ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Semua hubungan nasab dan shihr (kerabat sebab hubungan perkawinan) akan terputus pada hari kiamat kecuali nasab dan shihrku".

HADITS 35

Al Hakim meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Bintang-bintang adalah petunjuk keselamatan bagi penghuni bumi dari bahaya tenggelam dan Ahlul Baytku adalah penyelamat umatku dari bahaya perselisihan dan perpecahan (dalam urusan-urusan agama). Bila salah satu dari qabilah menyeleweng dan menentang niscaya mereka akan bercerai berai dan menjadi kelompok iblis".

HADITS 36

Al Hakim meriwayatkan dari Anas ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Tuhanku menjanjikan untuk Ahlul Baytku, barangsiapa dari mereka yang mengakui ke-Esaan (Allah swt) dan menyaksikan bahwa aku telah menyampaikan risalah, ia tidak akan menyiksa mereka".

HADITS 37

Ibnu Jarir meriwayatkan dalam tafsirnya dari Ibnu 'Abbas ra pada firman Allah swt.. : "Dan kelak tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (QS:93:5), ia berkata : "Diantara kepuasan Muhammad saw adalah agar tidak seorangpun dari Ahlul Baytny masuk kedalam api neraka".

HADITS 38

Diriwayatkan oleh Al Bazzar, Abu Ya'la, Al 'Uqaili, At Thabrani dan Ibnu Syahin dalam As Sunnah dari Ibnu Mas'ud ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya Fatimah telah menjaga dirinya oleh karena itu Allah swt mengharamkan keturunannya atas api neraka".

HADITS 39

At Thabrani meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra, ia berkata : Rasulullah saw berkata kepada Fatimah ra : "Sesungguhnya Allah swt tidak akan menyiksamu dan anak cucumu".

HADITS 40

At Turmudzi meriwayatkan sebuah hadits dan ia menggolongkannya hadits ini hasan dari Jabir ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Wahai manusia, sesungguhnya aku telah tinggalkan padamu apa yang mencegah kamu dari kesesatan selama kamu mengambilkya (berpegang teguh dengannya) yaitu ; Kitabullah dan 'Ithrahku Ahlul Baytku".

HADITS 41

Al Khatib dalam tarikhnya meriwayatkan dari 'Ali kwh, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Syafa'atku bagi umatku yakni untuk orang yang mencintai Ahlul Baytku".

HADITS 42

At Thabrani meriwayatkan dari Ibnu 'Umar ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Pertama orang yang akan aku beri syafa'at dari kalangan umatku adalah Ahlul Baytku".

HADITS 43

At Thabrani meriwayatkan dari Al Muthalib bin 'Abdullah bin Hanthab dari ayahnya, ia berkata : Rasulullah saw berpidato dihadapan kami di Juhfah, beliau bersabda : "Bukankah diriku ini lebih utama (berhak) untuk memimpin kamu daripada dirimu sendiri? jawab mereka : benar ya Rasulullah. beliau melanjutkan : kalau begitu aku akan meminta pertanggungan jawabmu tentang 2 hal ; Al Qu'an dan 'Ithrah-ku".

HADITS 44

Al Thabrani meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba Allah pada hari kiamat sebelum ia ditanya (dan menjawab) 4 pertanyaan ; tentang usianya, untuk apa ia menghabiskannya, tentang tubuhnya, bagaimana ia telah menggunakan tenaganya, tentang hartanya, untuk apa dibelanjakan dan dari mana ia mendapatkannya serta tentang kecintaannya kepada kami Ahlul Bayt ".

HADITS 45

Ad Dailami meriwayatkan dari 'Ali kwh, ia berkata : aku mendengar Rasulullah saw bersabda : "Orang pertama yang mendatangiku di Al Haudh adalah Ahlul Baytku ".

HADITS 46

Ad Dailami meriwayatkan dari 'Ali kwh, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Didiklah putra-putramu atas 3 perkara ; kecintaan kepada nabimu, kecintaan kepada Ahlul Baytnya dan (kecintaan) membaca Al Qu'an. Sesungguhnya pengemban Al Qur'an berada dibawah naungan Allah swt pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan-Nya bersama para Nabi dan para washi' (orang-orang pilihan)nya ".

HADITS 47

Ad Dailami meriwayatkan dari 'Ali kwh, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Paling teguhnya kamu di atas shirath (jembatan akhirat) adalah orang yang paling gigih kecintaannya kepada Ahlul Baytku dan shahabat-shahabatku ".

HADITS 48

Ad Dailami meriwayatkan dari 'Ali kwh, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "4 golongan, akulah pemberi syafa'at bagi mereka di hari kiamat, yaitu ; orang yang menghormati dzurriyat (keturunan)ku, orang yang membantu menutupi kebutuhan mereka, membantu mereka dalam urusan-urusan mereka ketika mereka sangat membutuhkan dan orang yang mencintai mereka dengan hatinya ( yang tulus ) dan dengan kata-katanya ".

HADITS 49

Ad Dailami meriwayatkan dari Abu Sa'id ra, id berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Keras kemurkaan Allah terhadap orang yang menggangguku dengan mengganggu 'Ithrahku ".

HADITS 51

Ad Dailami meriwayatkan dari Abu Sa'id ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Ahlul Baytku dan orang-orang anshor adalah orang-orang kepercayaanku dan pengemban rahasia ilmuku. Maka terimalah yang baik dari mereka dan ma'afkanlah yang salah dari mereka ".

HADITS 52

Abu Nu'aim meriwayatkan dalam Al Hilya dari 'Utsman bin 'Affan ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Siapa yang memberikan kepada salah seorang dari keturunan 'Abdul Muthalib suatu ( hadiah ) kebaikan lalu ia tidak mampu membalas kebaikannya maka Akulah yang akan membalasnya kelak di hari kiamat "

HADITS 53

Al Khatib meriwayatkan dari 'Utsman bin 'Affan ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Barangsiapa berbuat kebaikan kepada salah seorang dari keturunan 'Abdul Muthallib lalu ia tidak mampu membalas kebaikannya di dunia, maka Akulah yang akan membalas kebaikan itu jika ia berjumpa denganku ".

HADITS 54

Ibnu 'Asakir meriwayatkan dari 'Ali kwh, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Siapa yang memberikan jasa kepada salah seorang dari Ahlul Baytku, maka Akulah yang akan membalasnya pada hari kiamat ".

HADITS 55

Al Bawardi meriwayatkan dari Abu Sa'id ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Aku akan tinggalkan padamu apa yang dapat mencegah kamu dari kesesatan yaitu kitabullah, ia adalah suatu sebab yang satu ujungnya ditangan Allah swt dan ujung yang lain pada tanganmu dan 'ithrah ahlul baytku, dan sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah, sampai bersama-sama mengunjungiku di telaga Al Haudh ".

HADITS 56

Imam Ahmad dan At Thabrani meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Kutinggalkan padamu kedua penggantiku Kitabullah, tali penghubung yang terbentang antara langit dan bumi dan 'Ithrahku Ahlul Baytku. Sungguh keduanya takkan berpisah sehingga berjumpa denganku di telaga Al Haudh ".

HADITS 57

At Turmudzi, Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman meriwayatkan dari 'Aisyah ra dari Nabi saw : "Ada 6 kelompok yang dilaknat Allah swt, aku dan semua Nabi yang doanya dikabulkan. mereka adalah ; orang yang menambah-nambah kitabullah, orang yang mengingkari taqdir Allah, orang yang berkuasa dengan kekerasan lalu memuliakan orang yang dihinakan oleh Allah swt dan menghinakan orang yang dimuliakan oleh Allah swt, orang yang menghalalkan (sesuatu) yang diharamkan oleh Allah swt, orang yang memperlakukan 'ithrahku dengan perlakuan yang diharamkan oleh Allah swt dan orang yang meninggalkan sunnahku ".

HADITS 58

Diriwayatkan oleh Ad Daruquthni dalam Al Ifrad dan Al Khatib dalam Al Mutaffaq dari 'Ali ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "7 kelompok yang dilaknat Allah dan dilaknat oleh setiap Nabi yang doanya dikabulkan, mereka adalah ; orang yang menambah-nambah kitabullah, orang yang mengingkari taqdir Allah, orang yang menolak sunnahku dan mengambil yang bid'ah, orang yang memperlakukan 'ithrahku dengan perlakuan yang diharamkan Allah, orang yang berkuasa dengan kekerasan atas umatku lalu memuliakan yang dihinakan Allah dan menghinakan yang dimuliakan Allah dan orang yang murtad dengan melarikan diri ke dusun-dusun setelah hijrah ( sebagai 'Arab baduwi ) ".

HADITS 59

Al Hakim meriwayatkan dalam tarikhnya dan Ad Dailami dari Abu Sa'id ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "3 hal, barangsiapa memeliharanya maka Allah akan memelihara agamanya dan siapa yang menyia-nyiakannya maka Allah tidak akan memelihara apapun baginya, yaitu ; kehormatan islam, kehormatanku dan kehormatan keluargaku ".

HADITS 60

Ad Dailami meriwayatkan dari 'Ali kwh, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : "Sebaik-baik maunusia adalah orang-orang 'Arab, sebaik-baik orang 'Arab adalah suku quraisy dan sebaik-baik suku Quraisy adala Bani Hasyim ".

اللهم صل على سيدناومولانا محمد...!

Kamis, 28 Juni 2018

Wahabi Bungkam

...

Seorang Wahabi pernah menulis bahwa “Derajat Orang Tahlil Lebih Rendah Dari Pelacur” dan tulisan dibawah ini adalah merupakan Sedikit Bantahan Terhadap Mereka)
Itulah kebiasaan orang-orang wahhabi; membuat kekacauan. Mereka berkedok dengan kata-kata manis,mengatakan “kami hanya berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Sunnah”, “kita perangi TBC (tahayul, bid’ah dan khurafat)”, “kami bermadzhab salaf”, dan lain sebagainya. Mereka mengaku memerangi bid’ah, tapi sebenarnya mereka sendiri ahli bid’ah. Mereka mengaku hanya berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Sunnah, tapi sebenarnya mereka menghancurkan pemahaman al-Qur’an dan Sunnah. Anda lihat, bagaimana mereka membuat judul “derajat orang-orang tahlil labih rendah dari seorang pelacur”, A’udzu Billah. Itulah tradisi yang mereka warisi dari pimpinan mereka ; Muhammad ibn Abd al-Wahhab, mengklaim sesat dan bahkan mengkafirkan orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka. Hasbunallah.
Ulama Ahlussunnah sepakat bahwa doa dan istighfar seorang muslim yang masih hidup kepada Allah untuk orang yang telah meninggal dapat memberikan manfaat kepadanya. Dalam al-Qur’an Allah berfirman:
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺟَﺂﺀُﻭ ﻣِﻦ ﺑَﻌْﺪِﻫِﻢْ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﻭَﻹِﺧْﻮَﺍﻧِﻨَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺳَﺒَﻘُﻮﻧَﺎ ﺑِﺎْﻹِﻳﻤَﺎﻥِ ‏( ﺍﻟﺤﺸﺮ : 10 )
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami” (QS. Al-Hasyr: 10)
Al-Imam an-Nawawi (w 676 H) dalam al-Adzkar menuliskan:
“Semua ulama sepakat bahwa doa bagi orang-orang yang telah meninggal memberikan manfaat terhadap mereka dan pahala doa tersebut sampai kepada mereka. Mereka mengambil dalil firman Allah QS. Al-Hasyr: 10 (tersebut di atas) dan berbagai ayat lainnya, juga dengan dalil beberapa hadits masyhur di antaranya sabda Nabi:
ﺍﻟﻠّﻬُﻢّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﺄﻫْﻞِ ﺑَﻘِﻴْﻊِ ﺍﻟﻐَﺮْﻗَﺪ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ )“Ya Allah ampunilah bagi orang-orang yang dimakamkan di Baqi’ al-Gharqad” (HR. Muslim)
Dan hadits Nabi:
ﺍﻟﻠّﻬُﻢّ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟِﺤَﻴّﻨَﺎ ﻭَﻣَﻴّﺘِﻨَﺎ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ )“Ya Allah ampuni bagi orang-orang yang masih hidup dan orang-orang yang telah meninggal di antara kami” (HR. At-Tirmidzi)”. (Lihat al-Adzkar: 176)
Demikian juga membaca al-Qur’an di atas kubur juga bermanfaat terhadap mayyit. Dalil Kebolehan membaca al-Qur’an di atas kubur adalah hadits bahwa Nabi membelah pelepah yang basah menjadi dua bagian kemudian Nabi menanamkan masing-masing di dua kuburan yang ada dan Rasulullah Saw bersabda:
ﻟَﻌَﻠّﻪُ ﻳُﺨَﻔَّﻒُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻴْﺒَﺴَﺎ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺸﻴﺨﺎﻥ )
“Semoga keduanya mendapatkan keringanan siksa kubur selama pelepah ini belum kering”.
Dapat diambil dalil dari hadits ini bahwa boleh menancapkan pohon dan membaca al-Qur’an di atas kubur, jika pohon saja bisa meringankan adzab kubur lebih–lebih bacaan al-Qur’an orang mukmin. Al-Imam an-Nawawi berkata:
“Para ulama mengatakan sunnah hukumnya membaca al-Qur’an di atas kubur berdasarkan pada hadits ini, karena jika bisa diharapkan keringanan siksa kubur dari tasbihnya pelepah kurma apalagi dari bacaan al-Qur’an” (Lihat dalam al-Minhaj Syarh Shahih Muslim Ibn al-Hajjaj, j. 3, h. 202).
Jelas bacaan al-Qur’an dari manusia itu lebih agung dan lebih bermanfaat daripada tasbihnya pohon. Jika telah terbukti al-Qur’an bermanfaat bagi sebagian orang yang ditimpa bahaya dalam hidupnya, maka mayit begitu juga.
Di antara dalil bahwa mayyit mendapat manfaat dari bacaan al-Qur’an orang lain adalah hadits Ma’qil ibn Yasar:
ﺍﻗْﺮَﺀُﻭْﺍ ﻳﺲ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻮْﺗَﺎﻛُﻢْ ‏( ﺭَﻭَﺍﻩُ ﺃﺑُﻮ ﺩﺍﻭُﺩ ﻭﺍﻟﻨّﺴَﺎﺋِﻲ ﻭﺍﺑْﻦُ ﻣَﺎﺟَﻪ ﻭﺍﺑْﻦُ ﺣِﺒّﺎﻥ ﻭﺻَﺤّﺤَﻪ ).
“Bacalah surat Yaasin untuk mayit kalian ” (H.R Abu Dawud, an– Nasai, Ibn Majah dan Ibn Hibban dan dishahihkannya).
Hadits ini walaupun dinyatakan lemah oleh sebagian ahli hadits, tetapi Ibn Hibban mengatakan hadits ini shahih dan Abu Dawud diam (tidak mengomentarinya) maka dia tergolong hadits Hasan (sesuai dengan istilah Abu Dawud dalam Sunan-nya), dan al Hafizh as-Suyuthi juga mengatakan bahwa hadits ini Hasan.
Dalil yang lain adalah hadits Nabi:
ﻳﺲ ﻗَﻠْﺐُ ﺍﻟﻘُﺮﺀَﺍﻥ ﻻَ ﻳَﻘْﺮَﺅُﻫَﺎ ﺭَﺟُﻞٌ ﻳُﺮِﻳْﺪُ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭ ﺍﻟﺪّﺍﺭَ ﺍﻵﺧِﺮَﺓَ ﺇﻻّ ﻏﻔﺮَ ﻟَﻪُ، ﻭَﺍﻗْﺮَﺀُﻭﻫَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻮْﺗَﺎﻛُﻢْ ‏( ﺭﻭَﺍﻩ ﺃﺣْﻤﺪ )
“Yasin adalah hatinya al-Qur’an, tidaklah dibaca oleh seorangpun karena mengharap ridla Allah dan akhirat kecuali diampuni oleh Allah dosa– dosanya, dan bacalah Yasin ini untuk mayit–mayit kalian ” (HR. Ahmad)
Ahmad bin Muhammad al Marrudzi (salah seorang murid al-Imam Ahmad ibn Hanbal) berkata :
“Saya mendengar Ahmad ibn Hanbal -semoga Allah merahmatinya- berkata: “Apabila kalian memasuki areal pekuburan maka bacalah surat al Fatihah dan Mu’awwidzatayn dan surat al Ikhlas dan hadiahkanlah pahalanya untuk ahli kubur karena sesungguhnya pahala bacaan itu akan sampai kepada mereka” (Lihat al-Maqshad al-Arsyad, j. 2, h. 338-339).
Al-Khallal juga meriwayatkan dalam al Jami’ dari asy-Sya’bi bahwa ia berkata:
ﻛَﺎﻧَﺖِ ﺍﻷﻧْﺼَﺎﺭُ ﺇﺫَﺍ ﻣَﺎﺕَ ﻟَﻬُﻢْ ﻣَﻴّﺖٌ ﺍﺧْﺘَﻠَﻔُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﺒْﺮِﻩِ ﻳَﻘْﺮَﺀُﻭْﻥَ ﻟَﻪُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺀَﺍﻥَ
“Tradisi para sahabat Anshar jika meninggal salah seorang di antara mereka, maka mereka akan datang ke kuburnya silih berganti dan membacakan al-Qur’an untuknya (mayit)”.
Demikian juga hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari bahwasanya ‘Aisyah -semoga Allah meridlainya- berkata: “Alangkah sakitnya kepalaku”, lalu Rasulullah berkata:
” ﺫﺍﻙِ ﻟﻮْ ﻛَﺎﻥَ ﻭَﺃﻧَﺎ ﺣَﻲّ ﻓﺄ ﺳْﺘَﻐْﻔِﺮ ﻟﻚِ ﻭﺃﺩْﻋُﻮ ﻟَﻚِ ”
“Jika itu terjadi (engkau sakit dan meninggal) dan aku masih hidup maka aku mohon ampun dan berdoa untukmu”.
Perkataan Rasulullah ” ﻭﺃﺩﻋﻮ ﻟﻚ ” (maka saya akan berdoa untukmu) ini, mencakup doa dengan segala bentuk dan macam–macamnya, maka termasuk doa seseorang setelah membaca beberapa ayat dari al-Qur’an dengan tujuan supaya pahalanya disampaikan kepada mayit seperti dengan mengatakan :
ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺃﻭْﺻِﻞْ ﺛَﻮَﺍﺏَ ﻣَﺎ ﻗَﺮَﺃْﺕُ ﺇﻟَﻰ ﻓُﻼَﻥ
“Ya Allah sampaikanlah pahala bacaanku ini kepada si Fulan”.
Sedangkan yang sering dikatakan orang bahwa Imam Syafi’i menyatakan bacaan al-Qur’an tidak akan sampai kepada mayyit, maksud asy-Syafi’i adalah jika bacaan tersebut tidak dibarengi dengan doa Ii-shal – ﺇﻳﺼﺎﻝ – (doa agar disampaikan pahala bacaan tersebut kepada mayit) atau bacaan tersebut tidak dilakukan di kuburan mayit karena asy-Syafi’i menyetujui kedua hal ini (membaca al-Qur’an dengan diakhiri doa Ii-shal – ﺇﻳﺼﺎﻝ – dan membaca al-Qur’an di atas kuburan mayit). Imam an-Nawawi mengatakan: “Asy-Syafi’i dan tokoh-tokoh madzhab Syafi’i mengatakan: Disunnahkan dibaca di kuburan mayit ayat-ayat al-Qur’an, dan jika dibacakan al-Qur’an hingga khatam itu sangat baik”.
Sebagian ahli bid’ah, seperti kaum Wahhabiyah di masa sekarang, mengatakan tidak akan sampai pahala sesuatu apapun kepada si mayit dari orang lain yang masih hidup, baik doa ataupun yang lain. Perkataan mereka ini bertentangan dengan al-Qur’an dan Sunnah. Adapun bahwa mereka berdalil dengan firman Allah:
ﻭﺃﻥْ ﻟَﻴْﺲَ ﻟﻺﻧْﺴَﺎﻥِ ﺇﻻّ ﻣَﺎ ﺳَﻌَﻰ ‏( ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﻨﺠﻢ : 39 )
Maka ini adalah pendapat yang tidak tepat dan harus ditolak karena maksud ayat ini bukanlah menafikan bahwa seseorang mendapatkan manfaat dari apa yang dikerjakan oleh orang lain seperti sedekah dan haji untuk orang yang telah meninggal, melainkan ayat ini menafikan kepemilikan terhadap amal orang lain. Amal orang lain adalah milik orang lain yang mengerjakankannya, karena itu jika ia mau ia bisa memberikan kepada orang lain dan jika tidak ia bisa memilikinya untuk dirinya sendiri. Allah tidak mengatakan tidak bermanfaat bagi seseorang kecuali amalnya sendiri.
Mereka yang menafikan secara mutlak tersebut adalah golongan Mu’tazilah. Imam Ahmad ibn Hanbal pernah mengingkari orang yang membaca al-Qur’an di atas kuburan, namun kemudian sahabatnya (salah seorang murid dekat) menyampaikan kepadanya atsar dari sebagian sahabat yaitu Ibn Umar lalu dia melepaskan pendapatnya tersebut.
Al-Bayhaqi dalam as-Sunan al Kubra meriwayatkan dengan sanad yang sahih bahwa Ibn Umar menganggap sunnah setelah mayit dikuburkan untuk dibacakan awal dan akhir surat al Baqarah. Salah seorang ulama Madzhab Hanbali, Asy-Syaththi al-Hanbali dalam komentarnya atas kitab Ghayah al-Muntaha, hlm. 260 mengatakan:
“Dalam kitab al-Furu’ dan kitab Tashhih al-Furu’ dinyatakan: Tidak makruh membaca al-Qur’an di atas kuburan dan di areal pekuburan, inilah yang ditegaskan oleh al Imam Ahmad, dan inilah pendapat madzhab Hanbali. Kemudian sebagian menyatakan hal itu mubah, sebagian mengatakan mustahabb (sunnah). Demikian juga disebutkan dalam kitab al-Iqna'”.
Menghidangkan Makanan untuk orang yang datang ta’ziyah atau menghadiri undangan baca al-Qur’an
Menghidangkan makanan yang dilakukan oleh keluarga mayit untuk orang yang datang ta’ziyah atau menghadiri undangan baca al-Qur’an adalah boleh karena itu termasuk ikram adl-Dlayf (menghormat tamu). Dan dalam Islam ini adalah sesuatu yang dianjurkan. Sedangkan Hadits Jarir ibn ‘Abdillah al Bajali bahwa ia mengatakan :
ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﻌُﺪّ ﺍﻻﺟْﺘِﻤَﺎﻉَ ﺇﻟَﻰ ﺃﻫْﻞِ ﺍﻟْﻤَﻴﺖ ﻭَﺻَﻨِﻴْﻌَﺔ ﺍﻟﻄّﻌَﺎﻡِ ﺑَﻌْﺪَ ﺩَﻓْﻨِﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨّﻴَﺎﺣَﺔِ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﺴﻨﺪ ﺻﺤﻴﺢ )
“Kami di masa Rasulullah menganggap berkumpul di tempat mayit dan membuat makanan setelah dikuburkannya mayit sebagai Niyahah (meratapi mayit yang dilarang oleh Islam)” (H.R. Ahmad dengan sanad yang sahih)
Maksudnya adalah jika keluarga mayit membuat makanan tersebut untuk dihidangkan kepada para hadirin dengan tujuan al Fakhr ; berbangga diri supaya orang mengatakan bahwa mereka pemurah dan dermawan atau makanan tersebut disajikan kepada perempuan-perempuan agar menjerit-jerit, meratap sambil menyebutkan kebaikan-kebaikan mayit, karena inilah yang biasa dilakukan oleh orang-orang di masa jahiliyah, mereka yang tidak beriman kepada akhirat itu. Dan inilah Niyahah yang termasuk perbuatan orang-orang di masa jahiliyyah dan dilarang oleh Rasulullah.
Jika tujuannya bukan untuk itu, melainkan untuk menghormat tamu atau bersedekah untuk mayit dan meminta tolong agar dibacakan al-Qur’an untuk mayit maka hal itu boleh dan tidak terlarang. Al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab Sahih-nya dari Ibn ‘Abbas bahwa Sa’d ibn ‘Ubadah ibunya meninggal ketika dia pergi, kemudian ia berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, Ibuku meninggal dan aku sedang tidak berada di tempat tersebut, apakah bermanfa’at baginya jika aku menyedekahkan sesuatu yang pahalanya untuknya?, Rasulullah menjawab: “Iya”. Lalu Sa’d berkata: “(Kalau begitu) Saya bersaksi kepadamu bahwa kebunku yang sedang berbuah itu aku sedekahkan yang pahalanya untuknya”. (Lihat Shahih al-Bukhari, kitab al-Washaya)
Tahlilan pada hari ke tiga, ke tujuh, ke seratus, ke seribu dan seterusnya
Tradisi ummat Islam mengundang para tetangga ke rumah mayit kemudian memberi makan mereka ini adalah sedekah yang mereka lakukan untuk si mayit dan dalam rangka membaca al-Qur’an untuk mayit, dan jelas dua hal ini adalah hal yang boleh dilakukan. Sedekah untuk mayit jelas dibenarkan oleh hadits Nabi dalam Sahih al Bukhari. Sedangkan membaca al-Qur’an untuk mayit, menurut mayoritas para ulama salaf dan Imam madzhab Hanafi, Maliki dan Hanbali pahalanya akan sampai kepada mayit, demikian dijelaskan oleh as-Suyuthi dalam Syarh ash-Shudur dan dikutip serta disetujui oleh al Hafizh Murtadla az-Zabidi dalam Syarh Ihya’ ‘Ulum ad-Din.
Adapun yang sering dikatakan orang sebagian ahli bid’ah, seperti kaum Wahhabiyyah, bahwa Imam asy-Syafi’i menyatakan bahwa bacaan al-Qur’an tidak akan sampai kepada mayyit maka maksud asy-Syafi’i adalah jika bacaan tersebut tidak dibarengi dengan doa Ii-shal (doa agar disampaikan pahala bacaan kepada mayyit) atau bacaan tersebut tidak dilakukan di kuburan mayyit karena asy-Syafi’i menyetujui kedua hal ini (membaca al-Qur’an dengan diakhiri doa Ii-shal dan membaca al-Qur’an di atas kuburan mayyit)”. (lihat Syarh Raudl ath-Thalib, Nihayatul Muhtaj, Qadla’ al Arab fi As-ilah Halab dan kitab-kitab Fiqh Syaf’i yang lain).
Bahwa berkumpul untuk mendoakan mayit dan membaca al-Qur’an untuknya pada hari ke tiga, ke tujuh, ke seratus, ke seribu dan seterusnya maka hukumnya adalah sebagai berikut :
1. Berkumpul di hari ke tiga tujuannya adalah berta’ziyah.
2. Berkumpul setelah hari ke tiga tujuannya adalah berta’ziyah bagi yang belum. Bagi yang sudah berta’ziyah, berkumpul saja pada hari-hari tersebut bukanlah hal yang mutlak sunnah, tetapi kalau tujuan berkumpul tersebut adalah untuk membaca al-Qur’an dan ini semua mengajak kepada kebaikan. Allah berfirman :
ﻭﺍﻓْﻌَﻠُﻮﺍ ﺍﻟْﺨَﻴْـﺮَ ﻟَﻌَﻠّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮْﻥَ ‏( ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﺤﺞ : 77 )
“Lakukanlah hal yang baik agar kalian beruntung” (Q.S. al Hajj : 77).
Peringatan:
Anda periksa keluarga anda, terlebih anak-anak anda, jangan sampai memiliki keyakinan seperti pemahaman Wahhabi. Bila anda memiliki anak keturunan yang berkeyakinan seperti faham wahabi bahwa pahala bacaan al-Qur’an tidak bermanfaat bagi mayit, maka anda akan merugi dunia akhirat. Di dunia anda lelah mendidik mereka, tapi begitu anda meninggal mereka sedikitpun tidak mendoakan anda, tidak memberikan manfaat bagi anda, tidak membacakan walau hanya satu kali bacaan surat al-Fatihah. Anda hanya akan dijadikan layaknya “bangkai”, dikuburkan, diinjak-injak, dan lalu ditinggalkan begitu saja. Na’udzu Billah.

Selasa, 26 Juni 2018

Watak Awam Yang Baru Ikut Salafy Wahaby

"PENYEBAB HATI TETAP GELISAH MESKI RAJIN BERIBADAH"

Berikut ini sebuah cerita dari Abu Yazid Al-Busthami, yang insya Allah, dapat kita ambil pelajaran daripadanya;

Di samping seorang sufi, Abu Yazid Al Busthami juga adalah pengajar tasawuf. Di antara jamaahnya, ada seorang santri yang juga memiliki murid yang banyak.
Santri itu juga menjadi kyai bagi jamaahnya sendiri. Karena telah memiliki murid, santri ini selalu memakai pakaian yang menunjukkan kesalihannya, seperti baju putih, serban, dan wewangian tertentu.

Suatu saat, muridnya itu mengadu kepada Abu Yazid, “Tuan Guru, saya sudah beribadat tiga puluh tahun lamanya. Saya shalat setiap malam dan puasa setiap hari, tapi anehnya, saya belum mengalami pengalaman ruhani yang Tuan Guru ceritakan. Saya tak pernah saksikan apa pun yang Tuan gambarkan.”

Abu Yazid menjawab, “Sekiranya kau beribadat selama tiga ratus tahun pun, kau takkan mencapai satu butir pun debu mukasyafah dalam hidupmu.”

Murid itu heran, “Mengapa, ya Tuan Guru?”

“Karena kau tertutup oleh dirimu,” jawab Abu Yazid.

“Bisakah kau obati aku agar hijab itu tersingkap?” pinta sang murid.

“Bisa,” ucap Abu Yazid, “tapi kau takkan melakukannya.”

“Tentu saja akan aku lakukan,” sanggah murid itu.

“Baiklah kalau begitu,” kata Abu Yazid, “sekarang tanggalkan pakaianmu. Sebagai gantinya, pakailah baju yang lusuh, sobek, dan compang-camping.
Gantungkan di lehermu kantung berisi kacang. Pergilah kau ke pasar, kumpulkan sebanyak mungkin anak-anak kecil di sana. Katakan pada mereka, “Hai anak-anak, barangsiapa di antara kalian yang mau menampar aku satu kali, aku beri satu kantung kacang.” Lalu datangilah tempat di mana jamaah kamu sering mengagumimu. Katakan juga pada mereka, “Siapa yang mau menampar mukaku, aku beri satu kantung kacang!”

“Subhanallah, masya Allah, lailahailallah,” kata murid itu terkejut.

Abu Yazid berkata, “Jika kalimat-kalimat suci itu diucapkan oleh orang kafir, ia berubah menjadi mukmin. Tapi kalau kalimat itu diucapkan oleh seorang sepertimu, kau berubah dari mukmin menjadi kafir.”

Murid itu keheranan, “Mengapa bisa begitu?”

Abu Yazid menjawab, “Karena kelihatannya kau sedang memuji Allah, padahal sebenarnya kau sedang memuji dirimu. Ketika kau katakan: Tuhan mahasuci, seakan-akan kau mensucikan Tuhan padahal kau menonjolkan kesucian dirimu.”

“Kalau begitu,” murid itu kembali meminta, “berilah saya nasihat lain.”

Abu Yazid menjawab, “Bukankah aku sudah bilang, kau takkan mampu melakukannya!”

Cerita ini mengandung pelajaran yang amat berharga. Abu Yazid mengajarkan bahwa orang yang sering beribadat mudah terkena penyakit ujub dan takabur. “Hati-hatilah kalian dengan ujub,” pesan Iblis.

Dahulu, Iblis beribadat ribuan tahun kepada Allah. Tetapi karena takaburnya terhadap Adam, Tuhan menjatuhkan Iblis ke derajat yang serendah-rendahnya.

Takabur dapat terjadi karena amal atau kedudukan kita. Kita sering merasa menjadi orang yang penting dan mulia. Abu Yazid menyuruh kita menjadi orang hina agar ego dan keinginan kita untuk menonjol dan
dihormati segera hancur, yang tersisa adalah perasaan tawadhu dan kerendah-hatian. Hanya dengan itu kita bisa mencapai hadirat Allah swt.

Orang-orang yang suka mengaji juga dapat jatuh kepada ujub. Mereka merasa telah memiliki ilmu yang banyak.
Suatu hari, seseorang datang kepada Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam, “Ya Rasulallah, aku rasa aku telah banyak mengetahui syariat Islam. Apakah ada hal lain yang dapat kupegang teguh?” Nabi menjawab, : ”Katakanlah: Tuhanku Allah, kemudian ber-istiqamah-lah kamu.”

Ujub seringkali terjadi di kalangan orang yang banyak beribadat. Orang sering merasa ibadat yang ia lakukan sudah lebih dari cukup sehingga ia menuntut Tuhan agar membayar pahala amal yang ia lakukan. Ia menganggap ibadat sebagai investasi. Orang yang gemar beribadat cenderung jatuh pada perasaan tinggi diri. Ibadat dijadikan cara untuk meningkatkan statusnya di tengah masyarakat. Orang itu akan amat tersinggung bila tidak diberikan tempat yang memadai statusnya. Sebagai seorang ahli ibadat dan ahli dzikir, ia ingin disambut dalam setiap majelis dan diberi tempat duduk yang paling utama.

Tulisan ini saya tutup dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnad-nya;

Suatu hari, di depan Rasulullah saw Abu Bakar menceritakan seorang sahabat yang amat rajin ibadatnya. Ketekunannya menakjubkan semua orang. Tapi Rasulullah tak memberikan komentar apa-apa. Para sahabat keheranan. Mereka bertanya-tanya, mengapa Nabi tak menyuruh sahabat yang lain agar mengikuti sahabat ahli ibadat itu.
Tiba-tiba orang yang dibicarakan itu lewat di hadapan majelis Nabi. Ia kemudian duduk di tempat itu tanpa mengucapkan salam. Abu Bakar berkata kepada Nabi, “Itulah orang yang tadi kita bicarakan, ya Rasulallah.”
Nabi hanya berkata, “Aku lihat ada bekas sentuhan setan di wajahnya.”

Nabi lalu mendekati orang itu dan bertanya, “Bukankah kalau kamu datang di satu majelis kamu merasa bahwa kamulah orang yang paling salih di majelis itu?” Sahabat yang ditanya menjawab, “Allahumma, na’am. Ya
Allah, memang begitulah aku.” Orang itu lalu pergi meninggalkan majelis Nabi.

Setelah itu Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, “Siapa di antara kalian yang mau membunuh orang itu?” “Aku,” jawab Abu Bakar.

Abu Bakar lalu pergi tapi tak berapa lama ia kembali lagi, “Ya Rasulallah, bagaimana mungkin aku membunuhnya? Ia sedang ruku’.”

Nabi tetap bertanya, “Siapa yang mau membunuh orang itu?” Umar bin Khaththab menjawab, “Aku.” Tapi seperti juga Abu Bakar, ia kembali tanpa membunuh orang itu, “Bagaimana mungkin aku bunuh orang yang sedang bersujud dan meratakan dahinya di atas tanah?” Nabi masih bertanya,
“Siapa yang akan membunuh orang itu?” Imam Ali bangkit, “Aku.” Ia lalu keluar dengan membawa pedang dan kembali dengan pedang yang masih bersih, tidak berlumuran darah, “Ia telah pergi, ya Rasulullah.” Nabi
kemudian bersabda, “Sekiranya engkau bunuh dia. Umatku takkan pecah sepeninggalku….”

Dari kisah ini pun kita dapat mengambil hikmah:
Selama di tengah-tengah kita masih terdapat orang yang merasa dirinya paling salih, paling berilmu, dan paling benar dalam pendapatnya, pastilah terjadi perpecahan di kalangan kaum muslimin. Nabi memberikan pelajaran bagi umatnya bahwa perasaan ujub akan amal salih yang dimiliki adalah penyebab perpecahan di tengah orang Islam. Ujub menjadi penghalang naiknya manusia ke tingkat yang lebih tinggi. Penawarnya hanya satu, belajarlah menghinakan diri kita. Seperti yang dinasihatkan Abu Yazid Al-Busthami kepada santrinya.

Selasa, 19 Juni 2018

Khutbah Iblis

Di akhirat nanti, setelah proses penghitungan (hisab) selesai, manusia terbagi dua kelompok. Allah memasukkan orang-orang beriman dan beramal saleh ke dalam surga, sedangkan orang-orang kafir dimasukkan ke dalam neraka.

Selesai hisab itu, Iblis la’natullahi ‘alaihi (makhluk yang dilaknat Allah) berpidato di hadapan kelompok penghuni neraka. Pidato Iblis itu diabadikan oleh Allah SWT di dalam Alquran, tepatnya Surat ke-14 (Ibrahim) ayat  22.

Menurut Pengasuh Pesantren Bening Hati Sawangan, Depok, Ustaz Tazmaluddin Eldad, pidato Iblis itu  bukan pidato biasa. “Menurut Tafsir Ibnu Katsir maupun tafsir Ath-Thabari, khutbah Iblis itu merupakan pidato yang sangat menyentuh hati, bahkan sangat  menyayat hati. Semua manusia dari kelompok penghuni neraka yang mendengarnya, heboh dan menangis,” kata Tazmaluddin saat mengisi khutbah Jumat di Masjid At-Taqwa Sawangan, Depok, Jawa Barat, Jumat (30/6).

Inilah terjemah Surat Ibrahim ayat 22: “Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: ‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.’ Sesungguhnya orang-orang yang dhalim itu mendapat siksaan

yang pedih." (QS. 14:22)

Kemudian Allah SWT melanjutkannya dengan ayat 23: “Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal shalih ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan izin Rabb mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah ‘salaam.’ (QS. 14:23)” (QS. Ibrahim: 22-23)

“Mendengar pidato Iblis terlaknat tersebut, yakni ayat 22, semua penghuni neraka itu merasa  sangat susah, dan tertipu. Mereka semuanya menangis dan menyesal, namun penyesalan ketika itu tidak ada gunanya lagi. Dan mereka tambah sedih mendengar ayat 23 yang menceritakan orang-orang beriman dan beramal saleh dimasukkan ke dalam surga,” tutur Tazmaluddin.

Karena itulah, kata Tazmal, kaum Muslimin perlu mengambil hikmah Idul Fitri dengan berupaya menjadi Muslim yang kembali kepada fitrahnya. “Kembali kepada fitrah artinya kembali kepada syariat Islam. Mari tegakkan perintah agama, antara lain menegakkan shalat lima waktu dengan sebaik mungkin dan rutin mentadabburi Alquran,” ujarnya.

Salah satu gelar yang disematkan kepada bulan Ramadhan adalah syahrul Quran atau bulan diturunkannya Alquran dan bulan membaca Alquran. “Karena itu, setelah Ramadhan berlalu, kaum Muslimin harus tetap rajin membaca dan mempelajari Alquran, agar hidupnya selamat di dunia maupun akhirat,” kata Tazmal.

Tentunya, kata Tazmal, Allah punya maksud dengan mengungkapkan pidato Iblis itu di dalam Alquran. “Intinya adalah Allah memberitahukan kita mengenai hal tersebut, agar jangan sampai kita di akhirat nanti setelah hisab, mendengar khutbah Iblis. Itu adalah khutbah yang sangat menyentuh hati, tapi jangan sampai kita mendengarnya. Sebab, kalau kita mendengar khutbah Iblis tersebut, berarti kita termasuk ahli neraka

Senin, 18 Juni 2018

FATWA JENAKA ALA WAHABIYYAH

🛑🛑🛑🛑🛑🛑🛑


1. IBNU TAIMIYAH menganggap perbuatan BID'AH (SESAT) bagi siapapun yg mencuci Daging Sembelihan, Sebab ALLAH Hanya Mengharamkan Kpd Mereka Darah yg Mengalir dan Yg Tumpah, Adapun yg tersisa Pd urat-urat Tdk Diharamkan.”

[Majmu Fatawa 21/522]
.
2. SYAIKH MUQBIL menganggap BID'AH (SESAT) & Tasyabbuh bil kuffar Makan dgn SENDOK.

[AS-Showaiq fi tahrimil mala’iq]
.
3. SYAIKH RABI’ BIN HADI menganggap Tasyabbuh & BID'AH (SESAT) memakai Celana Panjang.

[Al-Mabaadi’u Al-Mufeedah” titik 89]
.
4. SYAIKH AL 'ARIFI Melarang anak perempuan Duduk bersama Ayahnya tanpa ada Ibunya.

[Ungkapan di Stasiun Tv Al-Arabiya : 26-12-2012]
.
5. SYAIKH AL-ALBANI Berfatwa jika ONANI tdk membatalkan Puasa.

[Tamamul Minnah :348]
.
6. SYAIKH SHALIH FAUZAN Melarang Belajar & Berdakwah dgn Sarana Elektronic (BID'AH).

[Al-Muntaqa min Fatawa al-Fauzan : 513]
.
7. SYAIKH BIN BAZ Mengharamkan Celana Panjang Bagi Wanita Muslim, Meskipun di Depan Suami dan Celana panjang itu lebar serta tdk ketat

[Majalah ad-Dakwah Edisi 1493 Hijriyah/1995 Masehi]
.
8. IBNU QAYYIM Al-JAUZIYAH Membolehkan Wanita tak bersuami utk Onani
.
“Boleh baginya mengambil kulit lunak yg berbentuk batang dzakar atau mengambil ketimun atau terong berukuran mini lalu ia masukkan ke dlm (ma’af) kemaluannya.”

[Badai’ul Fawaid juz 4 hal. 1471-1472].
.
9. SYAIKH BIN BAZ Mengharamkan Ziarah Kubur ke makam RASULULLAH, meskipun saat moment menjalankan Ibadah Haji.

[at-Tahqiq wa al-Idhah li Katsirin min Masail il-Haj wa al-Umrah wa az-Ziyarah 88,90,98]
.
10. SYAIKH AL-ALBANI Menyerukan utk menghancurkan Kubah hijau di atas makam Nabi SAW(Qubbah al Khadlra’) dan menyuruh memindahkan makam Nabi SAW ke luar masjid sbgmana ditulis dlm kitabnya

[Tahdzir as-Sajid” hal. 68-69]
----------------------------------------------------
Demikianlah yg hanya bisa sampaikan, semoga para Salafi (WAHABI) Lokal tetap konsisten dlm Kelucuanya spt para Imam besarnya di Saudi Arabia
.
Sbg Penutup:
“Jangan Kamu Merasa Paling Suci.
Karena Dialah yg lebih Mengetahui Orang yg Paling Bertakwa,”

[An-Najm: 32

FATWA ULAMA WAHABI :
TIDAK BOLEH MAKAN MENGGUNAKAN SENDOK
ITU TERMASUK TASYABBUH BIL KUFFAR
(MENIRU GAYA ORANG KAFIR)

Syeikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i dan Syeikh Hamud Al-Tuwaijiri berkata :

ﺣﻜﻢ ﺍﻷﻛﻞ ﺑﺎﻟﻤﻼﻋﻖ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺣﻤﻮﺩ ﺍﻟﺘﻮﻳﺠﺮﻱ – ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ – ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺑﻪ ‏( ﺍﻹﻳﻀﺎﺡ ﻭﺍﻟﺘﺒﻴﻴﻦ ‏) ﺹ 184 ‏
( ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺸﺒﻪ ﺑﺄﻋﺪﺍﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﺳﺘﻘﺬﺍﺭ ﺍﻷﻛﻞ ﺑﺎﻷﻳﺪﻱ ﻭﺍﻋﺘﻴﺎﺩ ﺍﻟﻤﻼﻋﻖ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺿﺮﺭ ﺑﺎﻷﻳﺪﻱ )
________
“Termasuk Tasyabbuh dengan Para Musuh Allah (Menyerupai Gaya Orang Kafir/Orang Non Muslim) adalah :

Merasa Jijik jika Makan dengan Tangan, dan membiasakan diri Makan dengan Sendok atau semisalnya, padahal Tangan tidak Bermasalah”.
.
.
.
Sumber :
- Fatwa Syeikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i dalam Kitab Ash-Showaiq Fi Tahrimil Mala’iq
- Fatwa Syaikh Hamud At Tuwaijiri dalam Kitab Al-Idhah Wa At Tabyin, Halaman 184.

Rabu, 13 Juni 2018

Masalah Zakat

Mohon ijin berbagi pusing,

Seharian ini mulai gak konsen,
Karena setelah rembug dengan berbagai
Pihak yang terkait, ternyata permasalahan
Klasik tentang Amil Zakat Vs Wakil Zakat
itu harus dikomunikasikan lagi.

AMIL atau WAKIL ?

Lho maksudnya?
Iya, sering ketemu kaan, kalo tiap tahun pasti ada Amil dadakan di surau/mushola dan tempat sekolah ataupun kampus?

Nah, petugasnya kaan dadakan.
kalo Amil beneran kaan emang kerjaannya sebagai Amil, bukan Amil dadakan yang hanya
Ikut menerimakan zakat, mencatat beras yang masuk, menakar, menimbang dan membagi beras terus langsung dapat "titel" Amil?

Enggaak kaan?
Bukankah Amil itu yang mengangkat adalah imam atau pemimpin tertinggi suatu negara, yaitu Presiden.

Naah, kalo Amil dadakan siapa yang ngangkat, atau memberikan SK nya?

Naah, jadi dapat disimpulkan bahwa Sekolah, madrasah, masjid dan pesantren yang selama ini menerimakan zakat kita (baik fitrah maupun maal) yang TIDAK ditunjuk langsung oleh pemerintah sebagai AMIL ZAKAT maka kedudukannya hanya bertindak sebagai WAKIL bukan AMIL.

Jika WAKIL, maka panitia hanya punya kewenangan sebagai penyalur alias distributor, sehingga Zakat yang kita serahkan kepada WAKIL ini belum dianggap sah sebelum panitia menyerahkannya kepada MUSTAHIQ-nya alias orang yang berhak menerimanya.

Permasalahan mulai timbul jika zakat yang terkumpul tadi ternyata kembali lagi kepada pemberi zakat yang masuk kategori miskin karena beras yang diterima panitia dicampur menjadi satu.

Lha, jadi dia yang zakat pake beras itu, eeh, tau-tau beras zakat itu juga yang dia terima...

Gimana statusnya yaa?
muzakki yang merangkap jadi mustahiq kaah?

maka dalam hal ini tentunya panitia penyalur zakat tadi harus memastikan beras yg diberikan itu BUKAN berasal dari keluarga penerima, dan TIDAK tercempur sebutirpun dengannya.

So, mungkin solusinya, panitia tidak perlu mencampur aduk beras yg terkumpul untuk dibungkus ulang. Karena akan menyebabkan zakat milik satu jiwa (3 kg) terbagi bagi bagi dan diserahkan kepada lebih dari satu orang.

Yang tidak menutup kemungkinan ada yg kembali ke pemilik asalnya jika termasuk penerima.

Naah, problem lainnya biasanya berkisar tentang perbedaan penafsiran tentang "Fii Sabilillaah" yang sebagian saudara kita ada yang menafsirkan bahwa Guru, Ustad, Ta'mir masjid, atau panitia yg tidak termasuk 8 asnaf, boleh menerima zakat fitrah.

Padahal, sepengetahuan saya, imam besar 4 mazhab sepakat, fii Sabillaah hanya untuk "keperluan perang/Jihad fii sabilillah" Artinya, Guru, Ustad, Ta'mir masjid, atau panitia yg tidak termasuk 8 asnaf, TIDAK BOLEH menerima zakat fitrah.

Kemudian, Pembayaran zakat fitrah berupa UANG dinyatakan TIDAK SAH menurut madzhab Syafiiyah (Mayoritas Muslim Indonesia).

Jadi jika kamu tetep maksa mau membayar zakat fitrah berupa UANG yaa harus mengikuti MADZHAB HANAFI, yaitu uang senilai 3.8 Kg KURMA atau 3.8 Kg ANGGUR.
Bukan dengan standart 2.7 kg beras.
Emmm... jadi tambah mahaal kaan, 😊

PROBLEM PENDISTRIBUSIAN & KONSUMSI PANITIA

Biasanya, biaya konsumsi panitia, pembelian amplop untuk penyerahan uang zakat, pembeluan kresek pembungkus, dll otomatis diambil dari UANG ZAKAT.

Padahal, ini gak boleh terjadi guys.

Naah, sampe disini sudah bisa membayangkan kaan beratnya tanggung jawab sebagai WAKIL alias penyalur zakat.

Karena bila salah satu ataupun semuanya dari problem diatas terjadi, bisa jadi satu atau semua zakat menjadi tidak sah dan panitia wajib menggantinya.

Hayyooo...
Masih mau jadi panitia WAKIL ZAKAT?

Mending kita serahkan ke Ahlinya saja yaa 😍
Beraaat... Dilan aja gak kuat,
Mending kita ginian aja yaa Say, hihihi😅😆😎

Sabtu, 09 Juni 2018

Sholawat Maal

IJAZAH SHOLAWAT MAAL (HARTA)

أَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً يَكْثُرُ بِهَا مَالِيْ وَيَسْتَقِيْمُ بِهَا حَالِيْ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Alloohumma sholli alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan yaktsuru bihaa maalii wa yastaqimu bihaa haalii wa alaa aalihii washohbihii wasallim.

Artinya : “Ya Allah limpahkan sholawat kepada Junjungan kita Nabi Muhammad, dengan barokah sholat ini mohon dibanyakkan hartaku dan diistiqomahkan ibadahku, sholawat juga untuk keluarga dan para sahabat beliau".

Sholawat ini didapat melalui sebuah ilham atau sasmita langsung yang diajarkan oleh Allah kepada KH.Achmad Qusyairi Siddiq waliyullah, diteruskan oleh guru saya waliyullah KH Abdul Hamid bin Abdillah Pasuruan Jawa timur. Dan tertulis dalam kitab kumpulan sholawat pilihan WASILATUL HARRIYAH yang ditulis oleh Al-Mukarrom KH Achmad Qusyairi Siddiq.

Sholawat ini khusus atasi masalah kemiskinan, hutang dan ingin banyak harta dan bagus ibadah serta ahlaqnya. Banyak orang ingin kaya tapi setelah kaya harta ibadahnya malas dan kikir. Juga tidak sedikit yang mengejar kekayaan dengan cara tidak halal dan zholim. Kekayaan yang diperoleh justru menjerumuskan kesengsaraan didunia dan akhirat.

Fadhilah dan keutamaan sholawat ini akan membawa pembacanya : - Senang membaca sholawat dan dapat semua fadilah sholawat, antara lain hatinya tenang, diampuni segala dosanya, diberi banyak pahala, Allah dan para malaikat cinta dan bersholawat kepadanya, serta dijauhkan dari su’ul khotimah, siksa kubur dan neraka.

- Yakin segala hajat dunia akan dikabulkan, segera terhindar dari masalah kemiskinan, tekanan hutang dan diganti dengan kecukupan, kekayaan, dan senang bersholawat, ibadah dan shodakoh/infak/zakat.

- Tidak tertarik lagi dengan mengejar kecukupan dan kekayaan dengan cara tidak halal baik pesugihan, togel, menipu, mencuri, korupsi, dan lain sebagainya.

BAGI YANG KEPEPET KEUANGAN ATAU TERTEKAN HUTANG DIJAMIN DUA MALAM AKAN TERATASI. RIzKI YANG DI USAHAKAN ATAU YANG TAK TERDUGA AKAN MUDAH DATANG. DAN JIKA DIBACA RUTIN TIAP MALAM MINIMAL 100 KALI MAKA AKAN SEGERA BERKECUKUPAN SERTA KAYA HARTA DAN IBADAH.

Cara dan syarat mengamalkan : Bertawassul kepada Nabi Muhammad SAW, Syekh Abdul.Qodir Jaelani, KH Achmad Qusyairi dan KH Abdul Hamid bin Abdillah waliyullah. Dan saya yang memberi ijazah KH.Sahal Sulaiman dengan baca Al-Fatihah masing masing 1 kali.

Shalawat dibaca di malam hari habis sholat hajat 100 kali. Jika mampu dan ingin segera terkabul hajatnya baca 1000 kali. Dianjurkan baca sambil aktivitas, di semua waktu dan boleh batal wudhuk. semakin banyak baca semakin baik dan segera terkabul.

JANGAN TUNDA TUNDA LANGSUNG DIAMALKAN AGAR BERKECUKUPAN SELAMANYA TERHINDAR DARI KEMISKINAN DAN HUTANG. DAN SELALU TENTRAM BAHAGIA DI DUNIA AKHIRAT.

Semoga Bermanfaat, Barokallahu Fik.

Pakai Baju Kasar Pun Bisa Sombong

Kisah Imam Ghazali Tentang Lelaki Yang Pura-Pura Tawadhu


Dalam kitab Minhajul Abidin, Imam Al-Ghazali pernah berkisah,

Ada satu kisah tentang orang yang suka berpura-pura rendah hati, shaleh dan berilmu. Nama orang itu adalah Fardaq as-Sabakhiy. Suatu hari ia bertamu ke rumah Imam Hasan al-Bashri dengan mengenakan baju yang berbahan kain kasar. Sementara itu, Imam Hasan al-Bashri mengenakan pakaian yang bagus.

Fardaq as-Sabakhiy memegang pakaian Imam Hasan al-Bashri dengan maksud menyindir. Maka Imam Hasan al-Bashri berkata kepadanya, “Ada apa dengan bajuku? Bajuku ini adalah baju penduduk surga, bagus. Sedangkan bajumu itu adalah baju penduduk neraka, kasar. Konon, sebagian penduduk neraka memakai baju yang kasar, akan tetapi hati mereka penuh sombong.”

“Zuhud mereka hanya di luar saja, sedangkan hati mereka penuh rasa sombong,” demikian tegas Imam Hasan al-Bashri.

Memang, terkadang orang yang mengenakan pakaian kasar lebih sombong daripada orang yang mengenakan pakaian yang rapi dan bagus.

Karena itu, Imam Dzun Nun al-Mishri merajut syair,

Mereka mengaku sebagai sufi, akan tetapi sombong dengan pakaian kasar, karena bodoh

Memang banyak orang memakai baju kasar, tapi hanya untuk menghias diri

Ia ingin dianggap sebagai orang rendah hati, akan tetapi yang tampak pada dirinya adalah sombong

Ia menjalani tasawuf supaya dinilai bisa dipercaya

Padahal ia melakukan itu dengan tujuan tertentu

Ia melakukannya bukan karena Allah, melainkan dalam rangka mencari cara untuk berbuat khianat

Oleh karena itu, hendaknya orang yang ingin beribadah dengan sebenarnya, ia harus waspada terhadap empat sifat buruk berikut: panjang angan, tergesa-gesa, dengki dan sombong. Yang paling utama untuk dihindari adalah sombong. Ketiga sifat yang lain akan menarik seseorang untuk berbuat maksiat. Adapun sombong, sifat ini bisa membawa seseorang menjadi kufur dan melakukan kejahatan.

Seperti halnya kisah Iblis. Ia menggoda Nabi Adam AS kerena terdorong sifat sombongnya. Ia pun menjadi kufur karena perbuatannya.

Ringkasnya, apabila seseorang berpikiran sehat, maka ia akan menyadari bahwa dunia tidaklah kekal. Manfaat dunia tidak berarti bila dibandingkan dengan bahaya dan tuntutannya kelak. Dunia mengakibatkan badan lelah, membuat hati bimbang dan ragu, mendatangkan siksa yang sangat pedih di akhirat kelak. Sungguh, manusia tidak akan sanggup menanggungnya.

PINJAMI AKU SATU HARI SAJA .


_..Perlahan....tubuhku diturunkan ke dalam lubang yang sempit..._
Namun dengan cepat kemudian badanku ditimbun tanah
Lalu semua orang meninggalkanku
Masih terdengar jelas langkah kaki mereka

😭 _Kini aku sendirian...!_di tempat yang gelap, tak pernah terbayangkan
Sekarang aku sendiri, menunggu ujian
Suami/istri belahan jiwa pun pergi
Anak... yang di tubuhnya mengalir darahku... juga pergi
Apalagi sahabatku... kawan dekat... rekan bisnis...

😭 _Ternyata aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka_!!
Menyesal pun... tiada berguna
Taubat tak lagi diterima
Minta maaf... tak lagi didengar..
Kini aku sendirian mempertanggungjawabkan apa yang pernah aku lakukan...

😭Ya Allah, kalau boleh...
_*Tolong pinjamkan satu hari saja milik-Mu*_
_Aku akan berkeliling mohon maaf kepada mereka_
_Yang telah merasakan kezalimanku_
Yang susah dan sedih karena ulahku
Yang aku sakiti hatinya
Yang telah aku bohongi

😭Ya Allah,,,berikan aku satu hari saja . .
_Untuk memberi seluruh baktiku untuk ayah ibu tercinta_
Demi memohon maaf atas kata-kataku yang keras lagi tak sopan
Maafkan aku, Ayah..Ibu..,
Aku sungguh ingin sujud memohon ridha mereka
Maafkan aku
Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat berterimakasih
Atas apa yang mereka korbankan untukku

😭Ya Allah... pinjamkan satu hari saja . .
_Yang akan aku gunakan setiap detiknya_
_Untuk ruku' dan sujud kepada-Mu_
Beramal shalih dengan tulus
Menyedekahkan seluruh hartaku yang tersisa, di jalan-Mu

😭Menyesaaaaal... sekali rasanya !
Waktu-waktuku berlalu dengan sia-sia
_Bahkan Al Qur'an firman-Mu dengan malas-malasan kubaca_
Andai kubisa putar ulang waktu itu..
Tapi... aku telah dimakamkan hari ini...

😭 _Sakitnya sakaratul maut masih menancap pada setiap sendi tubuhku yang kini kaku_
Tenggorokanku serasa ditancapi dahan besar yang penuh duri tajam
Lalu dahan itu ditarik dengan sekuat tenaga oleh malaikat maut
Sakit.... sakit sekali...
Seratus tahun pun tak hilang rasa sakit ini...

😭Kulit dan tulangku seperti digergaji lalu direbus dalam belanga
Nyeri... panas....masih terasa
Dagingku pun terasa terlepas dari tulangnya
_Duhai ... kerasnya tarikan malaikatul maut itu..._

😭Seandainya aku masih bisa bercerita...
_Tentu tak akan tenang tidur teman-temanku yang masih hidup_
Seumur hidup mereka tak akan pernah lagi tidur nyenyak..
Andai saja mereka tahu...

😭Baru beberapa saat dalam gelap...
Masih terdengar sayup-sayup suara sandal orang-orang yang meninggalkanku...
Tanah kuburku masih gembur
Baru saja ditidurkan sendirian
_Aku lihat tanah kuburan ini makin lama makin menyempit_
Dari kiri, kanan, atas dan bawah, makin mendekat
Aku ngeri... mereka terus menghimpitku dengan kejam

😭Aku ingin berteriak...tapi tak mampu...
Tubuhku remuk, rusukku bertindihan
Organ-organ dalamku hancur_
Inilah yang dijanjikan Allah pada semua mayat, termasuk mayat orang shalih
_Akankah diluaskan lagi kuburku setelah ini?_
Bagaimanakah aku menjawab pertanyaan ujian setelah ini?
_O...andaikan aku bisa keluar dari sini..._

SAHABATKU . . MASIHKAH KITA INGIN MENAMBAH DOSA2 KITA SETELAH MEMBACA
' JERITAN DARI KUBUR' INI . .
_ingat ajal tdk menunggu tobat kita . .dan PASTI DATANG_ ‼

*Semoga kita bisa mengubah sikap dan prilaku kita,untuk menjadi yang lebih baik*
*Aamiin .....*

Rabu, 06 Juni 2018

TIRAKATNYA SEORANG SUAMI KETIKA ISTRI MENGANDUNG

Dari Kh sholeh bandar kidul beliau Dari KH Mahrus Ali lirboyo kediri

1.Seorang suami Seyogyanya didahului dengan berpuasa hari kamis, dan berbuka hanya dg air putih (tidak boleh makan apapun) sempai tengah malam. Kemudian dilanjutkan sholat hajat.

Kaifiyah sholat hajat
Rokaat 1 setelah fatehah membaca

(رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ)
[Surat Al-Baqarah 128]

Rokaat ke 2 setelah fateh membaca

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ.رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
[Surat Ibrahim 40, 41]

Rokaat ke 3 setelah fatehah membaca

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا)
[Surat Al-Furqan 74]

Rokaat ke 4 setelah fatehah membaca
( رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضاَه وأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ)
[Surat Al-Ahqaf 15]

Setelah salam membaca

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا)
[Surat Al-Furqan 74]

2. Membaca sholawat 313 x, kemudian ditiupkan pada pusarnya istri yang hamil, dan di usap (di elus elus) sambil membaca

ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار
3 x dalam satu nafas

3. Hadiah fatehah kepada ayah, ibu dan seterusnya.

(dari KH.Zubaidi Abdul Ghofur Mantenan Blitar)

Like & share

JANGAN JEMU MENGETUK PINTU ALLAH

💜 (( Secuil Mutiara )) 💜

   Imam Fudhail bin 'Iyadh
Berkata:
Aku belajar tentang sabar dari seorang anak kecil...

   Pada suatu hari dalam perjalananku ke masjid aku melintasi sebuah rumah.
Terdengar olehku seorang anak kecil sedang menjerit dipukul ibunya.
Tak lama kemudian anak kecil itu membuka pintu dan lari keluar dari rumah itu. Dan ibunya lantas menutup pintu dan menguncinya.

   Kemudian aku pun bertemu dengan anak kecil itu.
Ketika anak kecil itu mulai berhenti menangis, dia pun menoleh ke kanan dan ke kiri mencari perlindungan.
Namun dia tidak menemui siapapun dan dia juga tidak menemui tempat untuk dia berlindung.
Maka dia pun kembali ke rumah ibunya.
Didapati pintu rumah masih terkunci.
Kemudian dia merebahkan badan, meletakkan pipinya di hadapan pintu dan tertidur di situ.
Maka ketika ibunya membuka pintu dan mendapati anaknya dalam keadaan seperti itu, dia tidak dapat menahan diri lalu merebahkan badan di atas anaknya dan menciumnya berkali-kali, seraya berkata:
"Duhai anakku, ke mana sajakah engkau pergi meninggalkan ibu?
Siapa yang dapat menjagamu selain aku? Tidakkah aku telah berkata kepadamu, jangan membantah ucapan ibu..?"
Si ibu kemudian memeluk erat anaknya dan membawanya masuk ke dalam rumah.

   Melihat peristiwa itu, Fudhail menangis sehingga basah janggutnya.
Dia berkata:

"Maha Suci ALLAH...
Seandainya seorang hamba sabar menunggu di pintu ALLAH, pastilah ALLAH akan membuka pintuNya untuk hamba itu..

Abu Darda' Berkata:
"Bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, sesungguhnya siapa yang banyak mengetuk pintu, tidak lama pintu itu akan dibukakan untuknya.

   Maka siapa saja yang belum memperoleh ~nikmat puasa, qiyam, sedekah dan tilawah al-Quran~
hingga sekarang, janganlah berputus asa. Teruslah berdoa.
Jangan tinggalkan pintu ALLAH, bersabarlah sejenak, berdoalah terus memohon kepadaNya.

   Mudah-mudahan ALLAH SWT membukakan pintu kebaikan, pintu keberkahan, pintu kesehatan, pintu kenikmatan, pintu kebahagiaan, pintu keselamatan dunia dan akhirat serta pintu surgaNya untuk kita semua..... Aamiin...!!!

Copas

Selasa, 05 Juni 2018

Habib Muhammad bin Alawi Alaydrus (Habib Sa'ad)

AS-SYEKH ALGUTBUL AQTHOB ABDURRAHMAN AS-SEGGAF BIN MUHAMMAD MAULADDAWILAH

Beliau adalah salah satu wali Allah di Tarim Hadramaut Yaman. Beliau tiap hari bisa mengkhatamkan al-qur'an 8 kali khataman, sampai-sampai karena al-qur'an sudah mendarah daging di tubuhnya ketika beliau tidur pun beliau membaca al-qur'an, dan yang lebih mengherankan lagi ranjangnya terdengar membaca al-qur'an. Subhanallah... Beliau mempunyai Masjid yang bernama Masjid As-Seggaf. Ketika beliau membangun masjid tersebut dihadiri Rasulullah ﷺ, Rasulullahﷺ berada di pengimamannya dan imam 4 berada pada tiap tiangnya. Ada yg mengatakan yg dimaksud imam 4 adalah imam 4 madzhab dan ada yg mengatakan khulafaur rasyidin. Tak heran jika masjid tersebut terkenal dengan masjid al-qur'an.
Beliau mempunyai putra yang semuanya menjadi Wali Quthub. Diantaranya adalah Sayyidi as-Syaikh Umar al-Muhdlor yang mempunyai masjid al-Muhdlor dimana menara masjidnya menjadi menara masjid tertinggi sedunia yang terbuat dari tanah liat. Syaikh Umar al-Muhdlor bisa membaca "Ya Lathif" 1.000 kali tanpa nafas. Tak heran, jika masjidnya berdiri kokoh beserta orang-orang yg meramaikan masjidnya.
Diantara putra Syaikh Abdurrahman as-Seggaf adalah Syaikh Abu Muroyyim, dimana amal beliau amat sangat banyak sekali, sampai-sampai ada ulama' yg mengatakan, "seandainya amalnya Abu Muroyyim diletakkan di atas gunung maka gunung itu akan hancur". Diantara penerus dari Syaikh Abdurrahman as-Seggaf adalah al-Habib Muhammad bin Alawi Alaydrus (Habib Sa'ad) dimana beliau wafat dalam keadaan sedang mengajar kitab Ihya ulumuddin di masjid, sedang kitab ihya' masih ada di tangan beliau. Beliau mempunyai banyak karangan kitab. Diantaranya adalah kitab "an-niyyat" dimana al-Habib Umar bin Hafidz berkata tentang kitab tersebut, "seandainya Habib Sa'ad hanya mempunyai satu karangan kitab yaitu kitab "an-niyyat" maka itu lebih dari cukup". Semoga kita dikumpulkan dengan orang-orang sholeh, para kekasih Allah, Aamiin.

اللهم ارحمنا بالقرآن  .
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد

Doa ramadhan

_
‏اللهم لا تخرجني من رمضان إلا وقد أصلحت حالي وأسعدت حياتي وغفرت جميع ذنوبي وتقبلت صلاتي وصيامي وحققت لي ما أتمناه ويسرت لي كل أمر عسير
_
Ya Allah jangan keluarkan diriku dari Bulan ramadhan melainkan engkau telah memperbaiki keadaanku, membahagiakan hidupkan, mengampuni semua dosa-dosaku, menerima ibadah shalat dan puasaku, mencapaikan segala yang aku dambakan, dan mempermudah kepada diriku segala sesuatu urusan yang sulit.

Senin, 04 Juni 2018

Karomah Abuya Sayyid Muhammad Alhasani

DIANTARA KARAMAHNYA ABUYA AS SAYYID MUHAMMAD AL HASANI...SAAT WAFATNYA, ORANG YANG MEMBENCI BELIAU TIBA-TIBA BISU DAN LUMPUH...

Diceritakan ketika Abuya merasa bahwa tidak lama lagi Beliau akan menghadap Sang Khaliq, Beliau sering mengatakan bahwa Beliau ingin agar pada saat meninggal nanti, Beliau dalam keadaan Berpuasa, dikelilingi oleh para Santri dan Kitab-Kitabnya, dan di Shalatkan di Masjidil Haram, tetapi Beliau juga berpesan bahwa Beliau tidak mau di Imami oleh salah satu orang Wahabi ("Syekh Fulan", maaf tidak kami sebutkan namanya).

Dan pada hari Jum’ah tanggal 15 Ramadlan 1404 H Beliau dipanggil Sang Khaliq. Hari itu adalah hari Berkabungnya Dunia. Keluarga, sahabat, santri-santri, dan seluruh Umat Muslim berduka dengan Wafatnya Dzuriyah Rasulullah Saw, seorang Ulama Besar, Alim, Tawadhu.

Ribuan orang, dan para pencintanya pun membanjiri Masjidil Haram untuk ikut men-Shalatkan dan mengiring Jenazahnya.

Subhanallah, semua keinginan Abuya dikabulkan Allah Swt. Beliau benar-benar Wafat dalam keadaan dikelilingi para Santri, Kitab-Kitabnya dan dalam keadaan Berpuasa, juga di Shalatkan di Masjidil Haram dengan tidak di Imami Syekh yang dimaksud.

Sebenarnya Syekh Fulan itulah yang seharusnya menjadi Imam Shalat Jenazah, karena dia yang menjadi Imam pada Shalat Fardhu sebelum Shalat Jenazah.

Itulah Kuasa Allah Swt...Allah selalu Menjaga Kehormatan Dzuriyah Rasulullah Saw, dari masa Hidupnya sampai Akhir Hayatnya.

Saat Wafatnya Abuya...Semua Imam Masjidil Harom hadir, hanya satu Syekh itu yang tiba-tiba dia Bisu dan Lumpuh, hingga tidak bisa hadir saat Abuya di Shalatkan.

Itulah karamah As Sayyid Muhammad Al Maliki...Beliau tidak mau di Shalati oleh Orang yang selama hidupnya membenci Beliau, padahal Syekh itu Hafal Al-Qur'an dan bersuara Emas saat melantunkan Ayat-Ayat Al-Qur'an, tapi tetap saja Allah Swt tidak Ridha dengannya karena ia membenci Dzuriyah Rasulullah Saw...

Sumber kisah : Ustadz Junaidi Abdullah.

Allahumma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Aali Sayyidina Muhammad.