Kamis, 30 Januari 2020

TANGAN MULIA ROSUL PUN KELUAR,.,.

Disaat Imam AHMAD ar-Rifai selesai dari Menjalankan HAJI Beliau Berziarah kepada NABI,.,.
Setelah Mengucap Salam Beliau Berkata :

"SAAT AKU JAUH, AKU MENGIRIMKAN RUH KU KE TEMPAT INI,
MENCIUM BUMI TEMPAT ENGKAU DIMAKAMKAN SEBAGAI PENGANTIKU.
DAN KINI JASAD KU TELAH HADIR DIHADAPANMU,.,.
MAKA ULURKAN TANGANMU AGAR AKU BISA MENCIUM TANGANMU"

Dan KELUARLAH Tangan Mulia NABI untuk DI CIUM oleh Imam AHMAD,
Hal itu DI SAKSIKAN oleh yang HADIR saat itu.

Begitu juga yang Terjadi dengan JUNJUNGAN Kami
As Syeikhul Kabir Al Alamus Syahir Imam ALI Khali' Qosam
(Kakek dari FAQIHIL MUQODDAM).

Disaat Beliau Mengucap SALAM kepada NABI baik di DALAM SOLAT Maupun di LUARNYA :

"ASSALAMU'ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WAROHMATULLAHI WABAROKATUH"

Maka Beliau akan Mendapat Jawaban LANGSUNG dari NABI :

"WA'ALAIKAS SALAM YAA SYEIKH".

dan hal ini Terjadi SETIAP SAAT Beliau Mengucap Salam baik di KotaTARIM atau di Luar kota.

Sehingga orang-orang Berkerumun di DEKATNYA agar dapat MENDENGAR Jawaban LANGSUNG dari ROSULALLAH.

(Al Jauharus Syafaf).
========================

"SEMOGA KITA MENDAPAT KEBERKAHAN DARI MEREKA BERDUA DAN DARI PARA AULIYA' ".

Rabu, 29 Januari 2020

Qoshidah sa'duna Fiddunya KaryaSayyid Muhammad Bin Alawy Al Maliki :


سعدنا في الدنيا * فوزنا في الأخرى
Kebahagiaan kami di Dunia
Keberuntungan kami di Akhirat

بخديجة الكبرى * وفاطمة الزهرا * * *
Dengan perantara Khodijah al Kubro
Dan Fathimah az Zahro

يا أهيل المعروف* والعطاء المألوف
Wahai pemilik kebaikan
Dan pemberian yang disukai

غارة للملهوف * إنكم به أدرى * * *
Berikanlah kepada orang yang berduka
Sungguh kalian lebih mengerti dirinya

يا أهيل المطلوب * والعطاء الموهوب
Wahai pemilik hal yang dicari
Dan pemberian yang diberikan

نفحة للمكروب * إنكم به أدرى * * *
Berikanlah kepada orang yang bersedih
Sungguh kalian lebih mengerti dirinya

يا أهيل الإحسان * والعطا والغفران
Wahai pemilik kemurahan hati
Pemberian, dan ampunan

عطفة للجيران * إنكم به أدرى * * *
Kasihanilah tetangga dekat
Sungguh kalian lebih mengerti dirinya

يا أهيل الإسعاد * والعطا والإرفاد
Wahai pemilik kebahagiaan,
Pemberian, dan pertolongan

غارة للإسعاد * إنكم به أدرى * * *
Berikanlah kepada pencari kebahagiaan
Sungguh kalian lebih mengerti dirinya

يا أهيل الإسعاف * والعطاء ذي هو واف
Wahai pemilik bantuan,
Dan pemberian yang mencukupi

أمنة للمختاف * إنكم به أدرى * * *
Berikanlah keamanan kepada orang yang takut
Sungguh kalian lebih mengerti

يا أهيل الجاهات * والمنح للفاقات
Wahai pemilik kemuliaan,
Pemberian bagi orang-orang miskin

والدرك للغارات * إنكم به أدرى * * *.
Capaikanlah pemberian-pemberian tersebut
Sungguh kalian lebih mengerti dirinya

يا أهيل الهمات * يارجال العزمات
Wahai pemilik kekuatan,
Wahai wali-wali yang memiliki kesabaran

يارجال الحملات * إنكم بي أدرى * * * .
Wahai wali-wali yang membawa (ilmu syariat)
Sungguh kalian lebih mengerti diriku

يا أهل بيت المختار * عاليين المقدار
Wahai keluarga Nabi yang terpilih
Yang tinggi-tinggi derajatnya

اشفعوا للمحتار * إنكم به أدرى ***
Berikanlah syafaat kepada orang yang bingung
Sungguh kalian lebih mengerti dirinya

يا أهل بيت الهادي* قدوتي واسيادي
Wahai keluarga Nabi yang memberi petunjuk
Panutanku dan pemimpinku

أجزلوا لي زادي * إنكم بي أدرى ***
Limpahkanlah bekal bagiku
Sungguh kalian lebih mengerti diriku

قدركم رافع عال * وعطاكم هطال
Derajat kalian tinggi sekali
Dan pemberian kalian mengalir terus menerus

وسناكم هيال * أرسلوا لي نهرا ***
Kemuliaan kalian curahanku
Datangkanlah sungai untukku

أنتموا خير الناس * جودكم يشفي الباس
Kalian ialah sebaik-baiknya manusia
Kebaikan kalian bisa menyembuhkan sakit

اشفعوا للقساس * إنكـم به أدرى ***
Berikanlah syafaat kepada tukang fitnah
Sungguh kalian lebih mengerti dirinya

بخديجة أمي * ذي تجلي همي
Perantara Khodijah, ibuku
Yang menghilangkan kesusahanku

اجزلي قسمي * إنك بي أدرى***
Limpahkanlah bagianku
Sungguh engkau lebih mengerti diriku

وهتفي بالزهرا * ذي تعالت قدرا
Ku memanggil perantara (Fathimah) az Zahro
Yang luhur derajat beliau

وتجلت بدرا * إنها بي أدرى *** .
Yang menjelma rembulan
Sungguh beliau lebih mengerti diriku

وأبيها المختار * والمصاحب في الغار
Dan ayahnya, Nabi yang terpilih
Serta (Abu Bakar) orang yang menemani di gua

وعلي الكرار * إنهم بي أدرى ***.
Dan Ali al Karror,
Merekalah orang-orang yang lebih mengerti diriku

وأهل شعب المعلاه * وللمنى في علاه
Dan penduduk negri Ma'la
Serta Mina yang tinggi derajatnya

حي تلك المولاه * إنهم بي أدرى ***.
Hiduplah mereka, para pemimpin
Sungguh merekalah yang lebih mengerti diriku

وبحق السبطين * للنبي نور العين
Dan perantara dua cucu Nabi yang menjadi cahaya pelita

وبجاه العمين * إنهم بي أدرى***.
Dan dengan perantara pangkat dua paman Nabi
Sungguh merekalah yang lebih mengerti diriku

وبذات العلمين* عائشة نور العين
Dan dengan perantara pemilik dua ilmu (dunia &  akhirat)
'Aisyah cahayanya pelita

زوج خير الكونين * إنها بي أدرى ***.
Yang menjadi istri sebaik-baiknya manusia di dua alam (jin & manusia)
Sungguh beliau yang lebih mengerti diriku

وبقيه الأزواج * طيبات الآراج
Dan perantara semua istri Nabi
Wanita-wanita yang bagus dan wangi

مغنيات المحتاج * إنهن بي أدرى .
Yang memberi kecukupan bagi orang yang membutuhkan
Sungguh merekalah yang lebih mengerti diriku.

Selasa, 28 Januari 2020

Kalau Ada Pertanyaan 'Mana Dalil?'

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya ibadah dan kehidupan muslim nantinya jika semua orang selalu diminta “mana dalilnya?” dalam setiap pekerjaan mereka. Ini fenomena beragama yang ‘aneh’, selalu meminta dalil dan dalil yang dimaksud adalah ayat Qur’an atau juga hadits Nabi s.a.w.

Kalau Semua Harus Tahu Dalil ...
Kalau saja semua muslim itu harus tahu dalilnya dalam beribadah, dan dalil yang dimaksud adalah Qur’an dan hadits Nabi s.a.aw., coba bayangkan bersama saya, jika tidak mau bersama saya, bayangkan sendiri saja, berapa banyak ibadah umat Islam ini yang tertolak dan tidak sah, karena memang banyak muslim yang beribadah tapi tidak tahu dan tidak hafal ayat dan hadits yang menjadi dasar ibadahnya. Wudhunya tidak sah, karena hadits tentang membasuh muka serta atau yang menjadi bukti kepala diusap itu mereka tidak hafal. Akhirnya semua ibadah yang dilakukan sia-sia, kalau sejak awal tahu itu sia-sia, lalu Ngapain ibadah?

Lebih lagi, jika semua harus tahu dalil, karena beranggapan bahwa semua ibadah itu harus tahu dalilnya, bagaimana dan siapa yang akhirnya menunjang dan menaga keseimbangan hidup ini? siapa yang akhirnya menjadi arsitek, menata gedung dan kota jika semuanya sibuk belajar ayat dan hadits? Dan siapa yang mau jadi dokter untuk mengobati pelajar yang belajar ayat dan hadits itu sakit? Lalu siapa pula yang mengurusi administrasi kependudukan mereka jika semua PNS sibuk menghafal dalil? Siapa yang menjaga kemanaan jika aparat militer negara mangkir dari latihan karena harus menghafal dalil ibadah mereka?

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imron 104)
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“ tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (at-Taubah 122)

Distribusi Tugas Dalam Islam 

2 ayat di atas –dan masih banyak ayat lainnya- sudah cukup menjadi bukti, walaupun sejatinya argumen logika sebelum 2 ayat di atas sudah cukup menjadi bukti bahwa memang dalam Islam ini ada yang disebut dengan “Distribusi pekerjaan”. Setiap orang bekerja sesuai bidangnya, dan semua harus berimbang. Tidak semua menjadi “ustadz”, juga tidak semua menjadi “dokter”. Harus ada pembagian pekerjaan agar seimbang hidup ini. nah, agar begitu kuat, saya tambahkan 2 ayat agar memang para “pencari dalil” itu yakin bahwa dalam Islam tidak semua harus jadi ahli agama. Dalam artian, tidak semua harus tahu dalil.

Lihat ayat di atas, perintah untuk mendalami agama itu ditujukan untuk “sebagian” dari umat ini. tidak semuanya. Semua memang harus tahu kewajibannya dalam agama, akan tetapi kewajiban yang sifatnya umum. Dalam hal mendetail, mengerti dalil, paham ayat serta mampu meneliti hadits itu bukan pekerjaan semua muslim. Itu hanya beberapa orang saja, yang memang sudah mengkhususkan dirinya untuk jadi seorang penyuluh agama yang baik.

Dalil Bagi Awam itu ...

Sejak dulu, mestinya para sahabat yang mulia, yang mereka bertemu langsung dengan sumber syariah; Nabi s.a.w., mestinya mereka itu ketika ditanya oleh awam sahabat, mereka sertakan juga dengan: “ini dalilnya, dan hafalkan!”. Tapi nyatanya kita tidak mendapati itu. Mereka menjawab dan banyak dari mereka hanya menjawab tanpa adanya ayat atau juga hadits. 

Begitu juga yang dilakukan oleh ulama-ulama masa selanjutnya; Tabi;in juga Tabi’u al-Tabi’in. Karena mereka tahu, paham serta mengerti, bahwa bukan kewajiban awam untuk tahu dalil; karena tahu atau tidak tahunya awam terhadap dalil itu sama saja tidak berguna.
فتاوى المجتهدين بالنسبة إلى العوام كالأدلة الشرعية بالنسبة إلى المجتهدين
Fatwa-fatwa ulama mujtahidin bagi orang awam itu ibarat dalil syar’i bagi para mujtahid. (Ibrahim bin Musa as-Syathibi w. 790 H, al-Muwafaqat, h. 5/ 336).

Itu kata Imam al-Syatibiy, dan kemudian beliau meneruskan:
والدليل عليه أن وجود الأدلة بالنسبة إلى المقلدين وعدمها سواء؛ إذ كانوا لا يستفيدون منها شيئا؛ فليس النظر في الأدلة والاستنباط من شأنهم، ولا يجوز ذلك لهم ألبتة
Dasarnya adalah ada dan tidaknya dalil bagi orang awam itu sebenarnya sama saja. Karena mereka belum bisa mengambil faedah dari dalil-dalil itu. Menganalisis dalil-dalil syar’i bukanlah tugas mereka. Bahkan tidak boleh sama sekali mereka melakukan itu. (Ibrahim bin Musa as-Syathibi w. 790 H, al-Muwafaqat, h. 5/ 337)

Memberikan dalil kepada orang awam itu seperti memberikan material bahan bangunan kepada guru matematika. Ia tidak mengerti bagaimana memanfaatkan bahan dan material tersebut, kalaupun dipaksanakan, bukan bangunan yang berdiri akhirnya, tapi bisa jadi hanya tumpukan bata tak bertata. Karena memang yang mengerti bagaimana bahan bangunan itu diolah adalah tukang bangunan itu sendiri. Bahan dan material bangunan itu bahan mnetah, yang hanya bisa dimatangkan oleh yang ahlinya.

Begitu juga ayat dan hadits, kedua sumber mulia itu adalah bahan mentah yang belum matang, dan sama sekali itu tidak berguna dan tidak bermanfaat bagi awam. Ia bisa berguna dan bermanfaat jika memang berada di tangan ahlinya; para ahli fiqih. Karena memang memgolah ayat dan hadits sampai akhirnya kemudian menjadi sebuah produk hukum itu ada seni dan kehalian khusus yang tidak semua bisa menguasai itu jika hanya bermodal sedikit bahasa arab dan ikut pengajian mingguan.

Maka pertanyaan “mana dalilnya?” yang ditujukan kepada awam pertanyaan yang salah sasaran dan keliru, karena awam tidak butuh dalil ayat dan hadits. Mereka itu hanya butuh hukum yang mereka akses dari gurunya, yang mana gurunya itu juga mengakses dari gurunya, hingga sampai rantai akses itu kepada imam madzhab juga sampai kepada Rasululullah s.a.w..

Jadi tepatnya adalah; “siapa gurumu yang mengajari itu?”. Kalau jawabannya “Rasul!”, itu juga keliru. Karena yang namanya berguru itu bertemu, apakah ia bertemu dengan Rasul s.a.w. sehingga yakin bahwa jawabannya itu memang benar jawaban dari rasul?

sumber : http://www.rumahfiqih.net/y.php?id=390&=.htm
------------------------
Balik lagi ke diri kita sendiri(awam) kita mau ngamalin agama, agar menjadi tambah tawadhu dan tambah bersih (jiwa kita) agar Allah senang lihat hati kita. Atau kita mau memnuhi keinginan hawa nafsu kita sebagai orang yang paling benar/berilmu dengan berdebat dan berlagak palin baik diantara semua manusia...

satu ilmu dari ulama, jika mau diamalin akan menyibukkan dan habiskan waktu serta fokus hati kita, akan membuat kita bekerja sangat keras. 

orang yg ngga paham ini adlaah orang yg emang ngga pernah ngamalin ilmu apapun juga, sehingga semua ilmu agama yg dimiliki membuatnya bertambah ujub hawa nafsunya bertambah besar, bertambah terlena....

karena kerja keras dan jihad sesungguhnya itu adalah mengecil hawa nafsu masing2 kita.

Allahuma sholi 'ala sayidina Muhammad nabiyil umiyi wa 'ala 'alihi wa shohbihi wa salim

Jumat, 17 Januari 2020

Dulu dan Sekarang

*Dulu, agama menghancurkan berhala. Kini agama jadi - berhala. Tak kenal Tuhannya, yang penting agamanya.*

*Dulu, orang berhenti membunuh sebab agama. Sekarang, orang saling membunuh karena agama.*

*Dulu, orang saling mengasihi karena beragama. Kini, orang saling membenci karena beragama.*

*Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu, Tuhannya pun tak pernah berubah dari dulu. Lalu yang berubah apanya? Manusianya?*

*Dulu orang belajar agama sebagai modal, untuk mempelajari ilmu lainnya. Sekarang orang malas belajar ilmu lainnya, maunya belajar agama saja.*

*Dulu pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya, yang paling cerdas di antara orang-orang lainnya. Sekarang orang yang paling dungu yang tidak bisa bersaing dengan orang-orang lainnya, dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama.*

*Dulu, para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh ujian. Sekarang siswa malas belajar, tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling kencang, karena diajarkan pemimpin agamanya untuk berdoa supaya lulus.*

*Dulu, agama mempererat hubungan manusia dengan Tuhan. Sekarang, manusia jauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan-urusan agama.*

*Dulu, agama ditempuh untuk mencari Wajah Tuhan. Sekarang, agama ditempuh untuk cari muka di hadapan Tuhan.*

*Esensi beragama telah dilupakan. Agama kini hanya komoditi yang menguntungkan pelaku bisnis berbasis agama, karena semua yang berbau agama telah didewa-dewakan, takkan pernah dianggap salah, tak pernah ditolak, dan jadi keperluan pokok melebihi sandang, pangan, papan. Agama jadi hobi, tren, dan bahkan pelarian karena tak tahu lagi mesti mengerjakan apa.*

*Agama kini diper-Tuhankan, sedang Tuhan itu sendiri dikesampingkan. Agama dulu memuja Tuhan. Agama kini menghujat Tuhan. Nama Tuhan dijual, diperdagangkan, dijaminkan, dijadikan murahan, oleh orang-orang yang merusak, membunuh, sambil meneriakkan nama Tuhan.*

*Tuhan mana yang mengajarkan tuk membunuh?*
*Tuhan mana yang mengajarkan tuk membenci?*
*Tapi manusia membunuh, membenci, mengintimidasi, merusak, sambil dengan bangga meneriakkan nama Tuhan, berpikir bahwa Tuhan sedang disenangkan ketika ia menumpahkan darah manusia lainnya.*

*Agama dijadikan senjata untuk menghabisi manusia lainnya.*

*Dan tanpa disadari, manusia sedang merusak reputasi Tuhan....dan sedang mengubur Tuhan, dalam-dalam di balik gundukan ayat-ayat dan aturan agama.*

*- Oleh: KH A Mustafa Bisri (Gus Mus)-*

Kamis, 16 Januari 2020

SAUDARAKU PENGGIAT WAHABI ....BERHENTILAH DARI MENIPU UMMAT DENGAN MENGATAS NAMAKAN SABDA KANJENG NABI MUHAMMAD Saw. =========

D media sosial tentu kita  pernah bahkan mungkin sering membaca postingan dari temen temen Pneggiat Wahabi  yg menuliskan kalimat sebagai berikut:
.
“Barangsiapa melakukan suatu amaliah ibadah yang TIDAK ADA CONTOH dari kami (Rosululloh saw), maka amalan tersebut tertolak.”
.
Kemudian kalimat tersebut biasanya mereka nisbatkan sebagai hadits dari Rosululloh saw. dan biasanya kalimat tsb akan dimunculkan pada saat membahas  amaliah ibadah ASWAJA yg mereka anggap sebagai bid'ah,  seperti : amaliah Tahlilan, Maulid Kanjeng Nabi Muhammad saw, Tawasul dengan orang sholeh yg telah wafat . DLL.........
.
Melalui lapak ini saya meminta kepada  penggiat Wahabi  baik yg berilmu tinggi maupun yg masih kelas kurcaci untuk mengutipkan di sini satu saja hadits Rosululloh saw yg menjelaskan tentang :
.
:"TERTOLAKNYA AMALIAH IBADAH KARENA TIDAK ADA CONTOH DARI NABI SAW"

PERTANYAANNYA :
Termaktub dalam Kitab apa?
Siapa nama Ulama pengarang kitabnya?
Siapa perawi Haditsnya?
Bagaimana asbabul wurud haditsnya?? 
.
Bila kalian tdk mampu untuk membuktikan adanya hadits Rosululloh saw yg mejelaskan tentang :"TERTOLAKNYA AMALIAH IBADAH KARENA TIDAK ADA CONTOH DARI NABI SAW" sebagaimana yg sering kalian gembar gemborkan  , maka melalui postingan ini saya serukan kepada kalian:

Ketahuilah wahai para pendusta .
Rosululloh Saw telah mengabarkan kepada ummatnya tentang bahayanya bagi orang yg menisbatkan suatu perkataan kepada Rosululloh Saw yang Rosululloh Saw sendiri tidak pernah mengatakannya.

Dari Al Mughirah, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta pada selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4).
Dalam hadits yang shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ  بنيَ لَهُ بَيْتٌ فِي جَهَنَّمَ
“Barangsiapa berdusta atas namaku, maka akan dibangunkan baginya rumah di (neraka) Jahannam.” (HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir)

Maka dari itu, Segera berhenti dan bertobatlah kalian dari menipu ummat  menisbatkan  suatu perkataan kepada Rosululloh saw yg sesungguhnya Rosululloh saw sendiri tdk pernah mensabdakannya.



Jumat, 03 Januari 2020

Sejarah Wahabi dan Muhammad bin Abdul Wahhab ( SEJARAH 1 )

Buat teman-teman yang masih ikut pengajian Salafi/Wahabi maaf jika tidak berkenan.
Tapi insya Alloh apa yang ditulis Habib Munzir Al Musawa (Majelis Rasulullah) ini benar.

Saat ngobrol dgn seorang Direktur Penerbit Islam dan seorang Ustad di Cimanggis saya mendapat kabar serupa. Yaitu pemerintah Inggris untuk memecah-belah ummat Islam di daerah jajahannya membentuk aliran sesat seperti Ahmadiyah di India dan Pakistan, Bahai di Iran, dan Wahabi di Arab Saudi.

Ahmadiah menghilangkan ajaran jihad dan membuat Nabi palsu Ghulam Mirza Ahmad. Sementara Wahabi yg bersekutu dgn Ibnu Su’ud dan dibantu senjata dan dana Inggris berontak thd Kekhalifahan Turki Usmani. Ummat Islam di jazirah Arab difitnah sbg ahlul bid’ah, sesat, kafir, musyrik, dsb hingga diperangi dan dibunuh. Termasuk penduduk kota Thaif, Mekkah, dan Madinah. Turki dan Mesir juga mereka perangi.

Sulit dipercaya. Pertama saya juga membela Wahabi sebagai pemurni Islam. Namun dengan berbagai fakta dan tulisan yang berkembang, ternyata itu tidak benar. 10 tahun lagi seiring dengan bertambahnya ilmu, mungkin anda akan berterimakasih akan informasi ini.
Video ini menceritakan sikap Al-Azhar Mesir, melalui Syaikh Dr. Ahmad Karimah, yang menolak paham Wahaby yang sekarang bernama SALAFY. (Maaf video admin tdk bisa share)

Di bawah tulisan Habib Munzir Al Musawa. Di antaranya: 
Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain. Berbagai dalil akurat yang disampaikan ahlussunnah wal jama’ah berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur serta maulid, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri.
Habib Munzir juga menulis:
Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya. Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali.
Gerakan Wahabi surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi.
Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi.
Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma’la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah). Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta.
REPLAY STATUS LAMA.
SEJARAH WAHABI
Oleh Habib Munzir Al Mousawa

Menanggapi banyaknya permintaan pembaca tentang sejarah berdirinya Wahabi maka kami berusaha memenuhi permintaan itu sesuai dengan asal usul dan sejarah perkembangannya semaksimal mungkin berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab-kitab yang dapat dipertanggung-jawabkan, diantaranya, Fitnatul Wahabiyah karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, I’tirofatul Jasus AI-Injizy pengakuan Mr. Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan lain-lain.
Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M). Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran, India dan Syam.
Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya.
Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha’i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi.
Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah dan guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang baik tentang dia bahwa dia akan sesat dan menyebarkan kesesatan. Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya.
Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang dan memberi peringatan khusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, ulama’ besar dari madzhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawa’iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahabiyah. Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi’i, menulis surat berisi nasehat:
“Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak Allah, maka ajarilah dia kebenaran dan terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul A’dham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin.
Pengikutnya semakin banyak dan wilayah kekuasaan semakin luas. Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid dan sebagainya. Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada Allah. Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hiasan-hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad.
Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma’la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut.

MANAQIB KAUM SHOLIHIN & AMALIAH
https://www.facebook.com/groups/1348537445262609/
MENAPAKI TITIAN ULAMA AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH SELAMAT SAMPAI JANNAH

Rabu, 01 Januari 2020

RENUNGAN KEMATIAN

Mohon luangkan waktu sebentar😭😭😭 UNTUK KITA RENUNGKAN

Petang tadi saya YG BIASA MENOLONG MEMANDIKAN JENAZAH menerima panggilan telepon, pemanggil tersebut  meminta saya untuk mengurus jenazah ibunya yang baru meninggal dunia.
Dengan adanya amanah, maka segera saya bergegas ke rumah duka,  yang letaknya tidak jauh dari kediaman saya. 

Setiba saya disana hari sudah lewat petang. Banyak peziarah, yang terdiri daripada sanak saudara, tetangga dan handai tolan yg sudah memenuhi rumah duka.

Saya melangkah masuk, bertemu dengan suami dan anak-anak Almarhumah. 
Setelah rapat Keluarga, kami mendapat keputusan, bahwa pengurusan jenazah akan dilaksanakan esok hari karena  hari sudah terlalu malam. 
Malam itu jenazah hanya dibersihkan dengan  mengelap tubuhnya menggunakan kain sambil dibantu  anak-anaknya seramai empat org, 2 lelaki.. 2 orang perempuan. Kesemuanya sudah besar dan beberapa diantaranya sudah menikah.

Kesokan harinya pagi sekali saya sudah tiba dirumah tersebut. Pada saat akan memandikan jenazah, salah seorang anak datang kepada kepada saya, dan berkata ;

*_"Bolehkah kami memandikan sendiri jenazah ibu kami?"_* tanya si anak tadi.

*_"Boleh"_* jawab saya, dengan senang hati mendengar permintaan si anak.
Memang itulah sebaik-baiknya. Lebih afdhal anak sendiri yang uruskan jenazah ibu bapa mereka.

*_"Tapi Ustazah, kami tidak pernah melakukan nya, kami tak tahu apa². Ustazah ajarkanlah kami",_* kata seorang lagi anak perempuan.

*_"Tidak  masalah, saya akan mendampingi dan memberi petunjuk_* jawab saya.

Saya mengingatkan anak perempuan saja, rupanya 2 orang anak lelaki & suami Almarhumah juga ingin turut serta memandikan jenazah.

Atas permintaan mereka, saya menyetujuinya, karena Islam tidak melarang, memang seorang suami boleh memandikan jenazah isterinya dan begitulah sebaliknya.

Namun dikarenakan anak2 lelaki juga ingin memandikan, maka saya terpaksa  membagi tugas. 
Si suami, saya minta bersihkan bahagian kepala, anak lelaki di bahagian kaki & anak perempuan dari bahagian badan dan ke bagian paha.

*_"Gunakan sarung tangan masing"._* Ujar saya sambil menghulurkan sarung tangan karet untuk digunakan bagi memandikan jenazah. Tapi, suami & anak² menolak seraya berkata...

*_"Semasa kecil, ibu mandikan kami  tidak pernah pakai sarung tangan. Kami  tak mau memakainya",_* 

tolak si anak lembut.

Saya sedikit tersentak mendengar kata² itu. Kagum dengan  jawaban si anak. Terharu saya mendengarnya...

Dimulai saya hendak membersihkan bahagian dubur. Tapi si suami menolak karena dia ingin melakukannya sendiri.

*_"ini isteri saya, biar saya yang lakukan Ustazah tolong ajarkan saya",_* tutur si suami.

Saya menyetujui dengan kehendaknya. Saya arahkan si suami supaya menekan perut secara perlahan-lahan untuk mengeluarkan najis di dubur.

Semasa si suami melakukannya, jiwa saya bagai dirobek². Jiwa saya tersentuh mendengar lafaz ikhlas suaminya. Sambil menekan lembut perut isterinya, si suami bersuara lagi.

*_"Sayang, ini rahim yang melahirkan anak² kita, menghasilkan zuriat kita, terima kasih Sayang",_* tutur si suami lembut dengan matanya brkaca².

Air mata saya tertumpah....😭😭

Kemudian, saya pegang ciduk dan guyurkan air ke muka jenazah. Si Suami lalu bersihkan wajah isterinya. ketika Si suami membersihkan wajah isterinya, satu drama yang menyayat hati & penuh emosi berlaku kembali

Sambil menggosok lembut wajah jenazah isterinya, si suami tadi mengungkap kembali satu persatu segala kenangan nya ketika mereka hidup bersama.

*_"Sayang...inilah wajah manis yang abang tatap masa hidup. Inilah wajah yang abang pernah sayang. Wajah yang pernah jadi isteri Abang",_* tutur suami sambil tangan lembut membersihkan  wajah jenazah isteri tercinta.

Selesai muka, suami tadi beralih pula ke mulut, sekali lagi ungkapan manis terpancul dari mulut si suami

*_"Sayang...inilah mulut yang selalu  senyum pada abang. Inilah mulut yang selalu bersenda gurau dengan abang, menghibur abang selama ini, mulut yang berikan  abang semangat ketika menghadapi masalah",_* ungkapnya dengan linangan air mata.

Saya yang menyaksikan tindakan spontan suami itu turut menjadi terharu. Terharu mendengar kata² ikhlas dari  suaminya. Saya tahu ini suami yang benar-benar sayang pada isterinya.

Selesai bagian si ayah, 2 anak perempuannya pula mengambil tempat. Sekali lagi hati saya tersentuh hingga jadi tersedan. Sambil membersihkan tangan si ibu, anaknya menyampaikan segala jasa ibu mereka.

*_"Ibu, inilah tangan yang besarkan kami, didik kami, tangan inilah yang suapkan makanan ke mulut kami. Inilah tangan yang mendoakan kami, jari jemari ini yang kesatkan airmata kami saat kami bersedih dan menangis, Tangan ini juga yg dukung kami sewaktu kecil. Ibu.. jasa ibu amat besar",_* tutur seorang anak perempuannya. Air matanya masih mengalir.

Pabila sampai ke bagian perut, seorang lg anak perempuannya bersuara, *_"Ibu, inilah perut yang mngandungkan kami, terima kasih ibu, lahirkan kami, didik & besarkan kami"_* ungkap si anak tersebut. Air mata mereka terus bercucuran...😭😭😭

Bukan hanya mereka, saudara yang menyaksikan turut menangis, apalagi saya yg berada di sisi mereka.
Sungguh, waktu itu terasa begitu hening. Suasana sangat pilu. Menyaksikan semua kata² ikhlas ini dari suami dan anak2 si mayit...😭😭😭

Setelah selesai tugas anak perempuan, anak lelaki pula menyelesai kan tugas bagian mereka. Sambil membersihkan kaki, mereka meluapkan segala jasa² wanita yang melahirkan mereka itu.

*_"Ibu, inilah kaki yang berjalan mengantarkan kami untuk ke sekolah. Kaki inilah yang besar kan kami. Kaki inilah yang bawa kami bersiar-siar², hiburkan kami, jasa ibu tak terbalas. Terima kasih ibu",_* ujar anak lelaki dengan suara tersekat-sekat...

Menyaksikan semua itu, air mata saya tak dapat dibendung lagi. Sesekali saya berpaling ke arah lain, menghapus air mata yang kian laju mengalir...😭😭😭

Di luar pula, air mata saudara- mereka yang menyaksikan drama itu semakin ikut larut dalam duka.
Saya tahu semua yang menyaksikan terharu. Saya sendiri turut tersentuh dengan sikap keluarga ini. Sungguh, suaminya memang seorang yang baik dan sangat menghormati jasa seorang wanita yg menjadi isterinya, begitupun dengan anak2nya yang sangat berbakti baik semasa hidupnya hingga ajal menjemput ibunda mereka.....

Sudah banyak jenazah yang saya mandikan, tapi inilah pertama kali saya menyaksikan adegan yang sangat menyentuh jiwa. Hati saya tersentuh sedih sekali

Selesai dimandikan dengan drama² yang menyentuh jiwa, jenazah dibawa ke ruang tamu untuk dikafankan.

Disinipun kerjasama dilakukan dgn baik oleh anak² & suami  dengan petunjuk dari saya. Walaupun mengambil waktu yang agak lama, semuanya selesai dengan mudah sebelum jenazah dibawa ke tanah perkuburan.

Selesai tugas ini, maka saya serahkan pula kepada suami saya. Selepas kubur & suami saya hendak memulakan bacaan talqin, suami Almarhumah datang  meminta izin.

*_"Ustaz, boleh ke saya nak  bacakan talqin untuk isteri saya?"..._* tanya dia kepada suami saya.

Suami saya mengangguk dan si suami tadi mengambil tempat di sebelahnya. Dalam keadaan suara yang serak kerana masih bersedih, si suami tadi  memulakan bacaan. Bacaan kali ini memang lain sekali dari kebiasaannya.

*_"Sayang, hari ini adalah hari terakhir kamu di muka bumi ini. Kamu berpisah dengan anak², Ayang berpisah dengan Abang.*

*Sayang..  malam ini Abang akan berteman hanya dengan anak-anak di sisi Abang"._*

*_"Sayang, nanti akan datang malaikat mungkar dan nakir bertanya.. Siapa Tuhan kamu? Siapa Nabi kamu? Apakah agama kamu? Apakah kiblat kamu? Apakah pegangan iktikad kamu? Siapakah saudara² kamu?_*

*_"Abang minta tolong dari Sayang, jawab dengan tenang, dengan lidah lancar, Bahwasanya Allah Tuhanku, Muhammad Nabiku, Islam Agamaku, Al-Quran Petunjukku, Org Islam adalah saudara²ku,"_* tutur si suami dgn sedih.

*_"insyaAllah nanti kita akan berjumpa lagi di Syurga. Sayang tunggu Abang di sana. Abang akan tetap merindui adinda Sayang hingga akhir hayat Abang."_*

Sungguh, waktu itu sekali lagi air mata saya berderai, bukan hanya saya saja, hampir semua hadirin lain pun menangis. Saya tahu mereka menangis & bersedih bukan kerana kepergian Almarhumah, tapi tersentuh melihat kejadian tersebut.

Satu drama yang benar-benar nyata, memperlihatkan kasih sayang, kejujuran, kesetiaan dan cinta yang tulus ikhlas dari seorang suami kepada isteri. Kisah kasih sayang antara anak² dan ibu dalam keluarga ini.

Saya benar² kagum dan terharu dengan keluarga tersebut. Si anak bukanlah berpendidikan tinggi atau berlatar belakang agama bergelar ustaz atau ustazah, tapi mereka semua mempunyai budi pekerti dan akhlak yang tinggi.

Lihat bagaimana mereka menghargai jasa seorang ibu sehingga ke akhir hayat. Bagi saya, mereka jadi begitu adalah hasil didikan seorang ibu yg berhasil memberikan kasih sayang & didikan dengan sempurna.

*Semoga Bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya*

Sumber: WA Grup

#reminder
#inspiratif
#copas
#reshare
#syakiraku

*_Saudaraku semoga kisah diatas menjadi pelajaran buat kita semua UNTUK MENJADI IMAM YG BAIK BUAT KELUARGA_*