Rabu, 23 Februari 2022

PASANGAN MAKRUH

Saat walimatul 'arsy putra pengasuh PP Mambaul Maarif Denanyar Jombang, *Gus Umar bin KH Zainal Arifin Abu Bakar* dengan *Muzadlifah Nur binti KH M Slamet* Jakarta di Denanyar, Sabtu (17/2/2018), KH Saerozi Lamongan menjelaskan tentang *pasangan yang makruh*.

_"Lelaki juwelek menikah dengan perempuan cuwantik itu makruh,"_ ucapnya, disambut ger-geran ribuan tamu yang hadir termasuk Rois Syuriyah MWCNU Jombang Kota
 
_"Karena mengganggu ketenangan lingkungan,"_ tambahnya, kembali disambut ger-geran.

Ketika si istri memperkenalkan sang suami, bisa jadi dia dituduh telah diguna-guna.
_"Nemu nok endi   Nduk arek lanang koyok ngunu,??"_ ucapnya, lagi-lagi disambut tawa hadirin.
_"Malah bisa menimbulkan fitnah. Banyak yang mendoakan agar si suami segera mati. Akeh sing arep-arep rondone,"_ sambungnya.

Inginkan menikah dengan cewek secantik apapun, menurut Kiai Saerozi adalah hak kita. Sah-sah saja. Demikian pula perempuan ingin menikah dengan cowok seperti apapun juga haknya. Sah-sah saja. _"Tapi mbok yo bercermin. Modalku iki koyok opo. Biar tidak menyusahkan yang ngelamarno, karena bolak-balik ditolak,"_ jelasnya lagi.

Dalam acara yang dihadiri mantan Wakil Gubernur Jatim - Gus Ipul -  tersebut, Kiai Saerozi juga berpesan agar ibu-ibu tidak gampang menyampaikan segala yang terlintas dibenaknya kepada suami. Lihat rumah bagus, ngomong ke suami. Lihat kursi bagus, ngomong ke suami. Walaupun istri maunya ngomong saja, itu sudah membebani pikiran suami. _"Sebab perempuan itu bawaannya ngomong, laki-laki bawaannya mikir. Semakin banyak wanita ngomong, semakin banyak pula suami mikir. Kalau suami banyak mikir, ususnya jadi kaku. Akhirnya banyak suami yang mati duluan,"_ tuturnya. 

Sebanyak 85 persen penyakit, kata Kiai Saerozi, disebabkan oleh beban pikiran. 
_"Tidak ada penyakit yang disebabkan oleh omongan. Itulah sebabnya orang sakit jiwa badannya sehat-sehat. Sakit flu dan pilek saja tidak pernah, karena tidak pernah mikir,"_ paparnya disambut tawa hadirin. 

Diminta atau tidak, kata Kiai Saerozi, suami cari uang itu pasti untuk istri. Hanya saja suami tidak berani ngomong akan belikan ini,  akan belikan itu. _"Sebab kalau suami ngomong duluan, istri nagihnya ngalah-ngalahi bank. Dan istri selalu ingat, tak pernah lupa omongan suami,"_  ucapnya disambut ger-geran ribuan tamu yang hadir. 

Selanjutnya Kiai Saerozi menjelaskan empat maqolah. _"Saya datang hanya menangi dua yang terakhir. Orang mencari kenikmatan pada kemewahan, padahal adanya kenikmatan itu pada kesehatan. Semewah apapun, kalau tidak sehat, pasti rasanya tidak nikmat. Sebaliknya, sesederhana apapun jika sehat, pasti nikmat."_

Orang mencari rezeki  di bumi, padahal adanya rezeki itu aslinya di langit. Rezeki itu pemberian Allah, bukan hasil jerih payah kita. _"Hanya saja Allah memberikannya bersamaan usaha kita. Makanya Rosulullah SAW bersabda, harrik yadak, unzil alaika rizqo, (gerakkan tanganmu niscaya Allah pasti menurunkan rezeki kepadamu),"_ jelasnya.

*_"Nyambut gawe yang paling baik itu apa? Yang sesuai hatimu.! Istafti qolbak. (Tanya hatimu). Jadikan kerjamu adalah hiburanmu,"-* pesannya.

Kerja apapun, jika hati kita senang, hasilnya pasti bagus. _"Ngulang kok seneng, anak rame seperti apapun tidak ngersulo. Alhamdulillah aku teko arek-arek rame. Kalau tidak senang ngulang, anak rame bisa ditutuki,"_ urainya. 

Senang itu tanda bersyukur. Jika hati kita senang dalam melakukan apapun, Allah yang akan membangun, menyempurnakan dan memberikan hasil terbaik. _"Guru ngulang kok atine suweneng, muridnya pasti pinter-pinter,"_ bebernya. 

Inilah sebabnya, murid selalu dianjurkan untuk menyenangkan hati guru. Jangan sampai menyakiti hati guru. KH Djamaludin Ahmad sering menyampaikan dawuh. Kata beliau, dawuh ini juga sering disampaikan KH Mahrus Ali Lirboyo. Intinya, murid yang menyakiti guru akan diuji tiga hal.
*Pertama*, hilang ilmunya.
*Kedua*, lidahnya ketul tidak bisa menyampaikan ilmu.
*Ketiga*, jadi orang fakir miskin sebelum wafat
   
Semoga Allah menjadikan kita semua orang-orang yang menyenangkan bagi semua makhluk Allah

Sabtu, 19 Februari 2022

Bacaan Amalan dan Wirid yang Sering Dibaca Gus Baha dan Belum Banyak Diketahui

Siapa yang tidak kenal dengan KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha.

Ia merupakan salah satu ulama yang memiliki kedalaman ilmu al quran dan fiqh sehingga menjabat Ketua Lajnah Mushaf UII Yogyakarta.

Namun ternyata Gus Baha memiliki amalan dan wirid yang ia dawamkan dalam berbagai kesempatan, baik saat ngaji maupun diluar itu.

 berikut beberapa bacaan amalan dan wirid yang sering dibaca Gus Baha.

1. Sholawat yang paling disukai

Gus Baha menyebut, salah satu sholawat yang paling ia sukai adalah sholawat karya Habib Ali Alhabsy dan rutin ia baca.

Tak hanya itu, Gus Baha juga menganjurkan agar masyarakat lebih banyak membaca sholawat untuk memuji dibanding meminta.

"Saya mohon, usahakan membaca shalawat itu paling tidak jumlah shalawatnya banyak, misalnya membaca shalawat 100 kali tetapi doanya satu baris saja," ujar Gus Baha.

"Kalau tidak punya shigat (redaksi) bacaan shalawat yang keren, bacalah shalawat 100 kali, lalu ceritakan diri sendiri, misalnya, “Gusti, hutang saya banyak," kata Gus Baha.

"Itu bagus, jangan sampai membaca shalawat sekali, tetapi menyebut hutang sampai 100 kali," sambungnya.

Tak hanya itu, Gus Baha juga menambahkan bahwa mengharapkan sesuatu dengan wasilah keberkahan sholawat itu bagus.

"Jika harapan terus-menerus kepada Allah itu bagus, apalagi yang digunakan adalah shalawat. Kalau yang tidak bagus itu memaksakan kehendak. Sedangkan harapan itu bagus," imbuhnya.

Murid kesayangan Mbah Maimoen Zubair itu mengakui jika dirinya lebih suka sholawat yang banyak mensifati Nabi, sedangkan keinginannya kecil (sedikit).

"Ini bagus karena punya akhlak. Saya paling suka shalawat yang ditulis Habib Ali Al-Habsyi, pengarang Kitab Maulid Simtudduror," bebernya.

Berikut sholawat yang paling disukai Gus Baha yang merupakan karya Habib Ali Alhabsy dalam kitab Simtudduror

صَلَاةً يَتَّصِلُ بِهَا رُوْحُ الْمُصَلِّيْ عَلَيْهِ بِهْ
فَيَنْبَسِطُ فِيْ قَلْبِهِ نُوْرُ سِرِّ تَعَلُّقِهِ بِهِ وَ حُبِّهْ
وَ يُكْتَبُ بِهَا بِعِنَايَةِ اللهِ فِيْ حِزْبِهْ

“Ya Allah berikan shalawat kepada kekasih-Mu Muhammad. Dengan shalawat ini, ruhnya saya (orang yang membaca shalawat, red) bisa sambung dengan ruhnya Rasulullah. Dan setelah sambung, saya terhitung sebagai orang yang mencintai Rasulullah. Saya berharap dari cinta itu, saya tertulis sebagai umatnya.”

2) Doa
Salah satu doa yang yang sering dibaca oleh Gus Baha saat setelah mengisi pengajian kitab bersama para santri atau pengajian umum adalah

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Subhanallahi wa bihamdihi ‘adada khalqihi wa ridha nafsihi wa zinata ‘arsyihi wa midada kalimatihi.

Artinya: “Maha suci Allah dan aku memuji-Nya sebanyak ciptaan-Nya sejauh ridha-Nya seberat timbangan arsy-Nya dan sebanyak tinta untuk menulis kalimat-Nya.” (HR. Muslim).

3. Doa Sholat Tahajjud

Gus Baha mengajarkan sebuah doa yang biasa dibaca setelah selesai sholat tahajud.
Gus mengatakan bahwa setiap kali beliau selesai melaksanakan sholat tahajud selalu membaca doa ini.

Sebab menurut Gus Baha orang yang sehari berdoa Allahummarham Ummata Muhammad…” sebanyak 3 kali, maka akan ditulis termasuk Wali Abdal.
Berikut doa setelah selesai sholat tahajud yang biasa dibaca oleh Gus Baha yang bersumber dari seorang wali bernama Ma’ruf Al-Karkhi, pernah berkata:

من قال ثلاث مرات في كل يوم اَللَّهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ مُحَمَّدٍ كتب من الأبدال

"Orang yang sehari berdoa “Allahummarham Ummata Muhammad…” sebanyak 3 kali, maka akan ditulis termasuk Wali Abdal, "

Makanya, saya ketika (setelah) tahajud, doanya cuma satu saja, "

اَللَّهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَتَجَاوَزْ عَنْ اُمَّةِ مُحَمَّدٍ وَاَصْلِحْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ

Allahummarham ummata Muhammad, wa tajawaz ‘an ummati Muhammad, wa ashlih ummata Muhammad.

“Ya Allah, sayangilah umat Muhammad. Ya Allah ampunilah (dosa) umat Muhammad. Ya Allah, perbaikilah (semua urusan) umat Muhammad".***

Rabu, 09 Februari 2022

Sedekah yang bisa merubah taqdir

*Di z͟a͟m͟a͟n͟ N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ A͟S͟, a͟d͟a͟ s͟e͟p͟a͟s͟a͟n͟g͟ s͟u͟a͟m͟i͟ i͟s͟t͟r͟i͟ y͟a͟n͟g͟ h͟i͟d͟u͟p͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ p͟e͟n͟u͟h͟ k͟e͟m͟i͟s͟k͟i͟n͟a͟n͟ n͟a͟m͟u͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟n͟g͟h͟a͟d͟a͟p͟i͟n͟y͟a͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ p͟e͟n͟u͟h͟ k͟e͟s͟a͟b͟a͟r͟a͟n͟.*

*S͟u͟a͟t͟u͟ k͟e͟t͟i͟k͟a͟, t͟a͟t͟k͟a͟l͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ b͟e͟r͟i͟s͟t͟i͟r͟a͟h͟a͟t͟, s͟a͟n͟g͟ i͟s͟t͟r͟i͟ b͟e͟r͟t͟a͟n͟y͟a͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ s͟u͟a͟m͟i͟n͟y͟a͟:* 
_*"W͟a͟h͟a͟i͟ s͟u͟a͟m͟i͟k͟u͟, b͟u͟k͟a͟n͟k͟a͟h͟ M͟u͟s͟a͟ a͟d͟a͟l͟a͟h͟ s͟e͟o͟r͟a͟n͟g͟ N͟a͟b͟i͟ y͟a͟n͟g͟ b͟i͟s͟a͟ b͟e͟r͟b͟i͟c͟a͟r͟a͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ T͟u͟h͟a͟n͟n͟y͟a͟ (A͟l͟l͟a͟h͟)..?"*

*L͟a͟l͟u͟ s͟a͟n͟g͟ s͟u͟a͟m͟i͟ m͟e͟n͟j͟a͟w͟a͟b͟ :* 
*_"Y͟a͟, b͟e͟n͟a͟r͟."_*

*S͟a͟n͟g͟ i͟s͟t͟r͟i͟ b͟e͟r͟k͟a͟t͟a͟ l͟a͟g͟i͟:* 
*_"K͟e͟n͟a͟p͟a͟ k͟i͟t͟a͟ t͟i͟d͟a͟k͟ p͟e͟r͟g͟i͟ s͟a͟j͟a͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟-n͟y͟a͟ u͟n͟t͟u͟k͟ m͟e͟n͟g͟a͟d͟u͟k͟a͟n͟ k͟o͟n͟d͟i͟s͟i͟ k͟i͟t͟a͟ y͟a͟n͟g͟ p͟e͟n͟u͟h͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ k͟e͟m͟i͟s͟k͟i͟n͟a͟n͟ d͟a͟n͟ m͟e͟m͟i͟n͟t͟a͟n͟y͟a͟ a͟g͟a͟r͟ i͟a͟ b͟e͟r͟b͟i͟c͟a͟r͟a͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ R͟a͟b͟b͟-n͟y͟a͟, a͟g͟a͟r͟ D͟i͟a͟ m͟e͟n͟g͟a͟n͟u͟g͟e͟r͟a͟h͟k͟a͟n͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ k͟i͟t͟a͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ ?"*_

*A͟k͟h͟i͟r͟n͟y͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟n͟g͟a͟d͟u͟k͟a͟n͟ k͟e͟m͟i͟s͟k͟i͟n͟a͟n͟n͟y͟a͟ i͟t͟u͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ A͟S͟.*

*L͟a͟l͟u͟ N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ b͟e͟r͟m͟u͟n͟a͟j͟a͟t͟ m͟e͟n͟g͟h͟a͟d͟a͟p͟ A͟l͟l͟a͟h͟ S͟W͟T͟ d͟a͟n͟ m͟e͟n͟y͟a͟m͟p͟a͟i͟k͟a͟n͟ k͟e͟a͟d͟a͟a͟n͟ k͟e͟l͟u͟a͟r͟g͟a͟ t͟e͟r͟s͟e͟b͟u͟t͟.*

*A͟l͟l͟a͟h͟ S͟W͟T͟ p͟u͟n͟ b͟e͟r͟f͟i͟r͟m͟a͟n͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ M͟u͟s͟a͟:* 
_*"W͟a͟h͟a͟i͟ M͟u͟s͟a͟, k͟a͟t͟a͟k͟a͟n͟l͟a͟h͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟, a͟k͟u͟ a͟k͟a͟n͟ m͟e͟m͟b͟e͟r͟i͟k͟a͟n͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟, t͟e͟t͟a͟p͟i͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ i͟t͟u͟ a͟k͟u͟ b͟e͟r͟i͟k͟a͟n͟ h͟a͟n͟y͟a͟ s͟a͟t͟u͟ t͟a͟h͟u͟n͟,  d͟a͟n͟ s͟e͟t͟e͟l͟a͟h͟ s͟a͟t͟u͟ t͟a͟h͟u͟n͟, a͟k͟a͟n͟ a͟k͟u͟ k͟e͟m͟b͟a͟l͟i͟k͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟n͟j͟a͟d͟i͟ o͟r͟a͟n͟g͟ m͟i͟s͟k͟i͟n͟ k͟e͟m͟b͟a͟l͟i͟."*_

*L͟a͟l͟u͟ N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ m͟e͟n͟y͟a͟m͟p͟a͟i͟k͟a͟n͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ b͟a͟h͟w͟a͟s͟a͟n͟y͟a͟ A͟l͟l͟a͟h͟ t͟e͟l͟a͟h͟ M͟e͟n͟g͟a͟b͟u͟l͟k͟a͟n͟ p͟e͟r͟m͟o͟h͟o͟n͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟, d͟e͟n͟g͟a͟n͟ s͟y͟a͟r͟a͟t͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ i͟t͟u͟ h͟a͟n͟y͟a͟ s͟a͟t͟u͟ t͟a͟h͟u͟n͟ l͟a͟m͟a͟n͟y͟a͟.* 

*M͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟n͟e͟r͟i͟m͟a͟ k͟a͟b͟a͟r͟ t͟e͟r͟s͟e͟b͟u͟t͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ p͟e͟n͟u͟h͟ k͟e͟b͟a͟h͟a͟g͟i͟a͟a͟n͟ d͟a͟n͟ k͟e͟g͟e͟m͟b͟i͟r͟a͟a͟n͟.*

*B͟e͟b͟e͟r͟a͟p͟a͟ h͟a͟r͟i͟ k͟e͟m͟u͟d͟i͟a͟n͟ d͟a͟t͟a͟n͟g͟l͟a͟h͟ r͟i͟z͟q͟i͟ y͟a͟n͟g͟ m͟e͟l͟i͟m͟p͟a͟h͟ d͟a͟r͟i͟ j͟a͟l͟a͟n͟ y͟a͟n͟g͟ t͟a͟k͟ d͟i͟k͟e͟t͟a͟h͟u͟i͟ d͟a͟r͟i͟m͟a͟n͟a͟ a͟r͟a͟h͟n͟y͟a͟.*
*D͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟p͟u͟n͟ m͟e͟n͟j͟a͟d͟i͟ o͟r͟a͟n͟g͟ t͟e͟r͟k͟a͟y͟a͟ p͟a͟d͟a͟ s͟a͟a͟t͟ i͟t͟u͟.*

*K͟e͟a͟d͟a͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ p͟u͟n͟ b͟e͟r͟u͟b͟a͟h͟ d͟e͟n͟g͟a͟n͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ y͟a͟n͟g͟ b͟e͟r͟l͟i͟m͟p͟a͟h͟.* 

*L͟a͟l͟u͟ s͟a͟n͟g͟ i͟s͟t͟r͟i͟ b͟e͟r͟k͟a͟t͟a͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ s͟u͟a͟m͟i͟n͟y͟a͟:* 
_*"W͟a͟h͟a͟i͟ s͟u͟a͟m͟i͟k͟u͟, s͟e͟l͟a͟m͟a͟ s͟e͟t͟a͟h͟u͟n͟ i͟n͟i͟ k͟i͟t͟a͟ a͟k͟a͟n͟ m͟e͟m͟b͟e͟r͟i͟ m͟a͟k͟a͟n͟ o͟r͟a͟n͟g͟-o͟r͟a͟n͟g͟ m͟i͟s͟k͟i͟n͟ d͟a͟n͟ m͟e͟n͟y͟a͟n͟t͟u͟n͟i͟ a͟n͟a͟k͟-a͟n͟a͟k͟ y͟a͟t͟i͟m͟ m͟u͟m͟p͟u͟n͟g͟ k͟i͟t͟a͟ m͟a͟s͟i͟h͟ p͟u͟n͟y͟a͟ k͟e͟s͟e͟m͟p͟a͟t͟a͟n͟, k͟a͟r͟e͟n͟a͟ s͟e͟t͟e͟l͟a͟h͟ s͟e͟t͟a͟h͟u͟n͟ k͟i͟t͟a͟ a͟k͟a͟n͟ k͟e͟m͟b͟a͟l͟i͟ m͟i͟s͟k͟i͟n͟."*_

*S͟a͟n͟g͟ s͟u͟a͟m͟i͟ m͟e͟n͟j͟a͟w͟a͟b͟:* *_"B͟a͟i͟k͟l͟a͟h͟, k͟i͟t͟a͟ a͟k͟a͟n͟ m͟e͟n͟g͟g͟u͟n͟a͟k͟a͟n͟ h͟a͟r͟t͟a͟ i͟n͟i͟ u͟n͟t͟u͟k͟ m͟e͟m͟b͟a͟n͟t͟u͟ o͟r͟a͟n͟g͟-o͟r͟a͟n͟g͟ y͟a͟n͟g͟ m͟e͟m͟b͟u͟t͟u͟h͟k͟a͟n͟n͟y͟a͟."_*

*K͟e͟m͟u͟d͟i͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟m͟b͟a͟n͟t͟u͟ o͟r͟a͟n͟g͟-o͟r͟a͟n͟g͟ y͟a͟n͟g͟ m͟e͟m͟b͟u͟t͟u͟h͟k͟a͟n͟, d͟a͟n͟ m͟e͟m͟b͟a͟n͟g͟u͟n͟ t͟e͟m͟p͟a͟t͟-t͟e͟m͟p͟a͟t͟ s͟i͟n͟g͟g͟a͟h͟ p͟a͟r͟a͟ M͟u͟s͟a͟f͟i͟r͟, s͟e͟r͟t͟a͟ m͟e͟n͟y͟e͟d͟i͟a͟k͟a͟n͟ m͟a͟k͟a͟n͟ g͟r͟a͟t͟i͟s͟ b͟a͟g͟i͟ o͟r͟a͟n͟g͟ y͟a͟n͟g͟ m͟e͟m͟b͟u͟t͟u͟h͟k͟a͟n͟.*

*S͟e͟t͟e͟l͟a͟h͟ s͟a͟t͟u͟ t͟a͟h͟u͟n͟ b͟e͟r͟l͟a͟l͟u͟, m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟a͟s͟i͟h͟ t͟e͟t͟a͟p͟ s͟i͟b͟u͟k͟ m͟e͟n͟y͟e͟d͟i͟a͟k͟a͟n͟ m͟a͟k͟a͟n͟a͟n͟ s͟a͟m͟p͟a͟i͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ l͟u͟p͟a͟ b͟a͟h͟w͟a͟s͟a͟n͟y͟a͟ s͟u͟d͟a͟h͟ s͟e͟t͟a͟h͟u͟n͟ l͟e͟b͟i͟h͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟n͟j͟a͟d͟i͟ o͟r͟a͟n͟g͟ k͟a͟y͟a͟ d͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ l͟u͟p͟a͟ b͟a͟h͟w͟a͟ a͟k͟a͟n͟ k͟e͟m͟b͟a͟l͟i͟ m͟e͟n͟j͟a͟d͟i͟ o͟r͟a͟n͟g͟ m͟i͟s͟k͟i͟n͟.*

*N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ p͟u͟n͟ h͟e͟r͟a͟n͟ m͟e͟l͟i͟h͟a͟t͟ k͟e͟a͟d͟a͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ y͟a͟n͟g͟ t͟e͟t͟a͟p͟ k͟a͟y͟a͟.*
*K͟e͟m͟u͟d͟i͟a͟n͟ N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ b͟e͟r͟t͟a͟n͟y͟a͟ k͟p͟d͟ A͟l͟l͟a͟h͟ S͟W͟T͟ :* 
*_"Y͟a͟ R͟a͟b͟b͟, b͟u͟k͟a͟n͟k͟a͟h͟ E͟n͟g͟k͟a͟u͟ b͟e͟r͟j͟a͟n͟j͟i͟ m͟e͟m͟b͟e͟r͟i͟k͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ h͟a͟n͟y͟a͟ s͟a͟t͟u͟ t͟a͟h͟u͟n͟ s͟a͟j͟a͟, k͟e͟m͟u͟d͟i͟a͟n͟ s͟e͟t͟e͟l͟a͟h͟ i͟t͟u͟ E͟n͟g͟k͟a͟u͟ a͟k͟a͟n͟ k͟e͟m͟b͟a͟l͟i͟k͟a͟n͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ p͟a͟d͟a͟ k͟e͟m͟i͟s͟k͟i͟n͟a͟n͟ s͟e͟p͟e͟r͟t͟i͟ s͟e͟m͟u͟l͟a͟?"_*

*A͟l͟l͟a͟h͟ S͟W͟T͟ p͟u͟n͟ b͟e͟r͟f͟i͟r͟m͟a͟n͟:* 
_*"W͟a͟h͟a͟i͟ M͟u͟s͟a͟, A͟k͟u͟ t͟e͟l͟a͟h͟ m͟e͟m͟b͟u͟k͟a͟ s͟a͟t͟u͟ p͟i͟n͟t͟u͟ r͟i͟z͟q͟i͟ k͟e͟p͟a͟d͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟, t͟e͟t͟a͟p͟i͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟ m͟e͟m͟b͟u͟k͟a͟ b͟e͟b͟e͟r͟a͟p͟a͟ p͟i͟n͟t͟u͟ r͟i͟z͟k͟i͟ u͟n͟t͟u͟k͟ h͟a͟m͟b͟a͟-h͟a͟m͟b͟a͟ K͟u͟."*_

_*"W͟a͟h͟a͟i͟ M͟u͟s͟a͟, m͟a͟k͟a͟ A͟k͟u͟ t͟i͟t͟i͟p͟k͟a͟n͟ l͟e͟b͟i͟h͟ l͟a͟m͟a͟ k͟e͟k͟a͟y͟a͟a͟n͟ i͟t͟u͟ p͟a͟d͟a͟ m͟e͟r͟e͟k͟a͟."*_

W͟a͟h͟a͟i͟ M͟u͟s͟a͟, A͟k͟u͟ s͟a͟n͟g͟a͟t͟ m͟a͟l͟u͟ j͟i͟k͟a͟l͟a͟u͟ a͟d͟a͟ h͟a͟m͟b͟a͟-K͟u͟ y͟a͟n͟g͟ l͟e͟b͟i͟h͟ m͟u͟l͟i͟a͟ d͟a͟n͟ l͟e͟b͟i͟h͟ p͟e͟m͟u͟r͟a͟h͟ d͟a͟r͟i͟p͟a͟d͟a͟ A͟k͟u͟.
*N͟a͟b͟i͟ M͟u͟s͟a͟ m͟e͟n͟j͟a͟w͟a͟b͟:* 

*سبحانك اللهم ماأعظم شأنك وأرفع مكانك*

*_"M͟a͟h͟a͟ S͟u͟c͟i͟ E͟n͟g͟k͟a͟u͟ Y͟a͟ A͟l͟l͟a͟h͟, b͟e͟t͟a͟p͟a͟ M͟a͟h͟a͟ M͟u͟l͟i͟a͟ u͟r͟u͟s͟a͟n͟-M͟u͟ d͟a͟n͟ M͟a͟h͟a͟ T͟i͟n͟g͟g͟i͟ k͟e͟d͟u͟d͟u͟k͟a͟n͟-M͟u͟."_*

*HIDUP BUKANLAH BAGAIMANA MENJADI YG TERBAIK TETAPI BAGAIMANA KITA  BANYAK BERBUAT BAIK*
SUBHANALLAH  SEMOGA BERMANFAAT 
 *Aamin Aamin  Ya Robbal  "Alamin....*

.
Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa 

Rasulullah S.A.W bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)

Sabtu, 05 Februari 2022

Nasihat KH. Maimun Zubair:Rahasia Mencari Istri Sholihah.


"Nggolek bojo kui nek iso seng ngerti ngaji kitab,ojo seng apal alqur.an didisekke"

Perempuan yg pernah ngaji kitab, itu tau unggah ungguh kepada suami carane ngormati bojone piye. Dan tidak semua orang hafal alquran (hafidhoh) itu solekhah bahkan sebaliknya. na'udzubillah..

ada cerita seorang santri sowan mbah yai, dan dia pengen pamitan boyong untuk menikah . dia di tangkleti yai :
"Calon bojomu apal qur.an po ngaji kitab?"
Dia jawab: "ngapalaken qur'an yai"
Mbah yai : "nggolek.o seng ngaji kitab!." (dengan nada tegas)
Langsung santri tersebut nggolek seng ngaji kitab..

Dawuh Mbah Maimoen
"Alamat ilmu iku entek nek wong seng apal quran mek gawe sima'an karo deresan thok".
-------------------------

Menanggapi hal itu, sebenarnya adalah ada sebagian santri salah satu pondok di jawa yg sowan kepada kyai-nya saat akan menikah. Kemudian sang kyai menanyakan hal seperti dalam dialog itu, kemudian ada teman dari santri itu menulis kejadian itu. Dan diakhir paragraf teman santri itu mengutip dawuhnya mbah maimun, jadi seakan² bila dibaca sepintas adalah yai yang dimaksud dari atas adalah Mbah Maimoen, padahal bukan.
Akan tetapi, Syaikhuna Maimoen Dawuh dan saya terjemahkan dengan bahasa indonesia dan dengan bahasa saya adalah:
Termasuk tanda dari akhir zaman adalah banyaknya orang yang menghafal Al-Qur'an. Ini diisyaratkan dengan kata Tsumma (ﺛﻢ ) yg berarti kemudian. Kata ﺛﻢ dalam ilmu nahwu mempunyai faidah: ﻟﻠﺘﺮﺗﻴﺐ ﻭﺍﻟﺘﺮﺍﺧﻲ tartib dan tarokhi (ada waktu senjang yg lumayan lama).
ﺛﻢ ﺃﻭﺭﺛﻨﺎ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺍﺻﻄﻔﻴﻨﺎ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩﻧﺎ.
"Kemudian Kami Waristkan Kitab ini kepada orang² yg Kami Pilih dari hamba² Kami."

Akan tetapi sebagian dari orang yg menghafal itu ada yang dlolim kepada diri sendiri, sehingga Al-Quran bukan dijadikan sebagai imam, tetapi hanya sebagai bacaan dan bahan sima'an saja, sedangkan Kita diajarkan untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai Imam dan petunjuk. Seperti dalam bacaan berikut:
ﺭﺿﻴﺖ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺭﺑﺎ ﻭﺑﺎﻹﺳﻼﻡ ﺩﻳﻨﺎ ﻭﺑﻤﺤﻤﺪ ﻧﺒﻴﺎ ﻭﺭﺳﻮﻻ ﻭﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ﺇﻣﺎﻣﺎ ﻭﺩﻟﻴﻼ .
Walaupun dlolim, tetapi tidak boleh diejek, karena mereka pasti hamba pilihan ( ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺍﺻﻄﻔﻴﻨﺎ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩﻧﺎ ), sehingga Alloh akan memasukkan surga orang² yg mewarisi kitab Al-Qur'an baik itu golongan:
ﻓﻤﻨﻬﻢ ﻇﺎﻟﻢ ﻟﻨﻔﺴﻪ
ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻘﺘﺼﺪ
ﻭﻣﻨﻬﻢ ﺳﺎﺑﻖ ﺑﺎﻟﺨﻴﺮﺍﺕ ﺑﺈﺫﻥ ﺍﻟﻠﻪ
- Ada yang menganiaya diri mereka sendiri
- Diantara mereka ada yang pertengahan
- Diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.
Bisa mewarisi kitab merupakan fadl dari ALLAH:
ﺫﻟﻚ ﻫﻮ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ .
Dan bagaimana pun golongan itu, dijamin ALLAH Masuk surga
ﺟﻨﺔ ﻋﺪﻥ ﻳﺪﺧﻠﻮﻧﻬﺎ .
--------------------------

Untuk yang mengatakan bahwa Yai mengatakan: kowe golek bojo pinter kitab iku luweh apek katimbang sing apal qur'an.
Yang dimaksud adalah wanita yang hanya hafal Al-Qur'an tanpa tahu hukum agama
----------------------------

Ada juga sebagian yang diwejangi seperti itu, karena beratnya menjaga Hapalan itu, dan santri yang akan menikah itu kurang mampu secara ekonomi, sehingga dikhawatirkan akan lupa dengan hapalannya karena membantu mencari nafkah sang suami.

(Saya diceritani sebagian guru)
Beliau juga mengatakan: Mencari Ilmu agama itu fardlu ain, sedangkan menghafal Al-Qur'an itu fardlu kifayah.
Fardlu ain dengan dasar:
ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﻣﺴﻠﻢ .
Sedangkan fardlu kifayah karena diantara sahabat yang banyak, hanya 6 yang hafal al-qur'an secara menyeluruh.

والله اعلم باصواب.

Semoga bermanfa'at.

Rabu, 02 Februari 2022

LARANGAN BAGI ANAK-ANAK BERADA DI LUAR RUMAH SAAT MAGHRIB PERTANYAAN

Assalamu’alaikum, anak mau tanya sama bapak-bapak semua, Saudara saya bersikukuh tidak mau membawa anak usia 7 bulan keluar rumah setelah magrib berdasar hadits ini: 
 
إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ 
يَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنْ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ ، وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا ، وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ ، وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا ، وَأَطْفِئُوا مَصَابِيحَكُمْ 
 
Pertanyaan:
1. Perintah disitu imbas hukumnya apa ya pak? 
2. Emang bener ya pak syetan berkeliaran pada waktu itu (seperti dalam hadis)? 
3. Jika masih ada celah untuk memperbolehkan, mohon solusinya pak. Soalnya simbah sering ingin cucunya tidur sama simbahe. Terima kasih 
 
JAWABAN :
 
> Ghufron Bkl 
Wa'alaikum salam wr.wb. Hukumnya sunah untuk melarang anak kecil keluar rumah setelah maghrib berdasar hadits di atas. 
 
ويستحب أن يكف الصبيان أول ساعة من الليل، 
(قوله: ويستحب أن يكف الصبيان إلخ) لخبر مسلم: إذا كان جنح الليل وأمسيتم، فكفوا صبيانكم، فإن الشياطين تنتشر حينئذ.وإذا ذهب ساعة من الليل فخلوهم روي بالحاء المهملة المضمومة، وبالخاء المعجمة المفتوحة وضم اللام. 
 
shamela.ws/browse.php/book-963/page-694 
 
> Rizalullah 
Wa'alaikum salam wr wb. Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 
 
احبسوا صبيانكم حتى تذهب فوعة العشاء، فإنها ساعة تخترق فيها الشياطين 
 
“Cegahlah anak-anak kalian (berada diluar rumah) sampai berlalu awal waktu ‘Isya, karena saat itu merupakan waktu bertebaran/keluarnya setan". Kata "Sanekala" dan "Pamali" adalah Kata-kata yang mengandung arti Pelarangan. Baik pelarangan itu sifatnya syar'iyyah atau adat.Sedikit pembahasan tentang kata "PAMALI" telah saya sampaikan DISINI. Adapun "sanekala" adalah pelarangan yang erat kaitannya dengan waktu-waktu tertentu,dimana dalam waktu tersebut dilarang melakukan aktifitas-aktifitas tertentu, Baik yang sifatnya pelarangan agama maupun adat istiadat. 
 
Pernahkah anda mendengar, Larangan bepergian jauh bagi calon pengantin ? atau jika di kampung ada larangan beraktifitas yang menggunakan senjata tajam saat "manceuran" istiwa,saat dzuhur/matahari tepat di atas kepala) , Dan banyak lagi contoh yang lainnya yang jika di telaah secara logika dan akal sehat,pelarangan tersebut yang disampaikan orang tua lewat bahasa yang sederhana ini mengandung kebaikan bagi orang bersangkutan dan menolak keburukan. 
 
Sayangnya, bagi anak zaman sekarang yang cenderung hanya berpendidikan formal dan jauh dari didikan agama dan adat yang baik,ditambah banyak faktor yang menggiring cara fikir dan cara pandang, Hanya menganggap kata-kata tersebut sebagai "TAHAYUL" ,atau dengan ringannya seorang anak mengatakan pada orang tuanya : "Pak,bu.... ini zaman modern,bukan zaman kuda gigit besi....tahayul itu". 
 
Kembali pada pembahasan kata "SANEKALA / SENDEKALA" yang terkait hadits Rosululloh diatas. 
 
Masih ingatkah masa kecil anda ? terlebih yang hidup atau berasal dari kampung. Selepas ngaji ba'da ashar,biasanya anak-anak putera da puteri memanfaatkan waktu untuk bermain bersama di satu tempat,bisa dihalaman rumah penduduk yang luas atau dilapangan kampung dengan memainkan beraneka macam permainan,Namun jika waktu mendekati maghrib (+- 20-30 menit menjelang maghrib, orang tua akan meminta anak-anaknya untuk menghentikan permainan dan segera pulang,anak-anak tidak lagi beraktifitas diluar rumah) biasanya,sebagian anak-anak ikut orang tuanya ke mesjid,atau diam di rumah dan selepas sholat maghrib,diantar orang tuanya ke pengajian. 

Apakah pelarangan beraktifitasnya bagi anak-anak sesaat sebelum,pas dan sesaat sesudah waktu maghrib itu berdasar atau hanya TAHAYUL semata ? Pernah dengar, ada ada anak di umpetin Kelong wewe (wewe gombel) ? 
 
Berikut Jawabannya : Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 
 
احبسوا صبيانكم حتى تذهب فوعة العشاء، فإنها ساعة تخترق فيها الشياطين 
 
“Cegahlah anak-anak kalian (berada diluar rumah) sampai berlalu awal waktu ‘Isya, karena saat itu merupakan waktu bertebaran/keluarnya setan". 
 
Sebagai pendekatan ma'na hadits, saya kutipkan dari Kitab Faidhul Qodiir. Tafsir hadits dari Faidhul Qodiir : 
 
[ ص 180 ] 228 - ( احبسوا ) بكسر الهمزة والموحدة التحتية . قال الراغب : الحبس المنع وفي الصحاح ضد التخلية ( صبيانكم ) جمع صبي قال في الصحاح وهو الغلام والجارية صبية والجمع صبايا انتهى والمراد هنا الصغير ذكرا كان أو أنثى كما يشير إليه التعليل الآتي أي امنعوهم من الخروج من البيوت وفي رواية اكفتوا صبيانكم أي ضموهم ( حتى تذهب ) أي إلى أن تنقضي ( فوعة ) بضم الفاء وسكون الواو ( العشاء ) أي شدة سوادها وظلمتها وفي رواية بدل فوعة فحمة وهي السواد الشديد والمراد هنا أول ساعة من الليل كما يدل له قوله ( فإنها ساعة تخترق ) بمعجمات وراء : تنتشر ( فيها الشياطين ) أي مردة الجن فإن أول الليل محل تصرفهم وحركتهم في أول انتشارهم أشد اضطرابا . وقال ابن الجوزي : إنما خيف على الصبيان منهم تلك الساعة لأن النجاسة التي تلوذ بها الشياطين موجودة فيهم غالبا والذكر الذي يحترس به منهم مفقود من الصبيان غالبا والسواد أجمع للقسوة الشيطانية من غيره والجن تكره النور وتتشاءم به وإن كانت خلقت من نار وهي ضياء لكن الله تعالى أظلم قلوبها وخلق الآدمي من طين ونور قلبه فهو محب للنور بالطبع وكل جنس يميل إلى ما يروحه من جنسه فيضيع فإن قلت فإذا كان الاختراق بمعنى الانتشار فلم عبر به دونه قلت إشارة إلى أنه انتشار لابتغاء الفساد فإن الخرق في الأصل كما قال الراغب قطع الشيء على سبيل الفساد بغير تفكر وتدبر ثم استعمل في قطع المسافة توصلا إلى حيلة أو إفساده ومن ثم شبه به الريح في تعسف مرورها فقيل ريح خرقاء وفوعة الشيء بالضم حدته وشدته قال الزمخشري : وجدت فوعة الطيب وفوحته وفورته وخمرته وذلك حدة ريحه وشدتها إذا اختمر وأتيته فوعة النهار وفوعة الضحى وهو ارتفاعه وكان ذلك في فوعة الشباب( ك ) في الأدب ( عن جابر ) بن عبد الله وقال على شرط مسلم وأقره الذهبي 
 
Sabda Rosulloh SAW lafadz " احبسوا " , Fi'il amr dengan dhomir 'ANTUM' artinya : Cegahlah,Tahanlah,Laranglah. kata kata ini kebalika dari 'membiarkan' 
 
Sabda Rosulloh SAW lafadz "صبيانكم " Bentuk jama' taksir dari 'SHOBIY' . yang dimaksud adalah Al-Ghulaam, Yaitu anak kecil laki-laki dan perempuan , Maksudnya : Cegahlah mereka untuk keluar dari rumah (jika tadinya beraktifitas diluar rumah,segera pulangkan dan masukkan mereka kedalam rumah) 
 
Sabda Rosulloh SAW lafadz "حتى تذهب " Sehingga lewat 
 
Sabda Rosulloh SAW lafadz "فوعة العشاء " Sempurna gelapnya malam , yang dimaksud adalah telah berlalu awal malam (proses pergantian dari siang ke malam). 
 
Sabda Rosulloh SAW lafadz " فإنها ساعة تخترق " Karena pada saat pergantian waktu dari siang ke malam adalah saat dimana para syetan bertebaran,keluar dan bertebaran 
 
Sabda Rosulloh SAW lafadz "الشياطين " Bentuk jama' taksir,artinya seluruh syetan (jenis dan bentuk),karena waktu 'awal malam' adalah waktunya mereka beraktifitas dan beraksinya para syetan,terlebih pada saat kemunculan dan bertebarannya mereka di awal malam. 
 
وقال ابن الجوزي : إنما خيف على الصبيان منهم تلك الساعة لأن النجاسة التي تلوذ بها الشياطين موجودة فيهم غالبا والذكر الذي يحترس به منهم مفقود من الصبيان غالبا 
 
Ibnul Jauzi berkata : Sangat dikhawatirkan terjadi pada anak-anak ketika waktu tersebut,karena biasanya pada anak-anak kecil terdapat najis yang mana syetan akan menghampiri dan menikmati itu. Ditambah lagi anak-anak kecil belum bisa melindungi diri mereka dengan dzikir dari fitnahnya syetan tersebut. 
 
Catatan : 

Penulis mempunyai pendapat, Bahwa kata-kata Sanekala dan Pamali itu dari ulama-ulama terdahulu yang disampaikan kepada orang-orang zaman dulu yang notebene mereka sangat awam pada syari'at, dan kondisi masyarakat yang masih dalam pengaruh adat jahiliyah. dan melalui kata-kata tersebut "pelarangan" terhadap satu hal dapat mereka fahami. La'alashowaab, mungkin hal semacam ini salah satu bentuk da'wah yang sangat baik yang menunjukkan ulama yang menyampaikan syari'at tersebut TABAHUR (penuh dengan ilmu agama,bijaksan,toleran,fleksibel dan mengetahui serta faham betul siapa yang mereka da'wahi). 

La'alashowaab, da'wah semacam ini merupakan penjabaran dan representasi dari sabda Rosulillah SAW : 
خاطب الناس بقدر عقولهم : 

Bicaralah/sampaikanlah kepada manusia dengan kadar dan cara fikir mereka (termasuk bahasa dan cara penyampaian) 
 
Beberapa sumber kitab hadits lainnya : 
 
التيسير بشرح الجامع الصغير ـ للمناوى 
فيض القدير - المناوي
المستدرك على الصحيحين
غريب الحديث للخطابي
لسان العرب ابن منظور
مسند أحمد بن حنبل
الشواهد _ تخريج الحديث
إتحاف المهرة
صحيح الترغيب والترهيب
جامع الأصول
شرح البخاري لابن بطال
كنز العمال في سنن الأقوال والأفعال
الفائق في غريب الحديث - الزمخشري
جامع الأحاديث - جلال الدين السيوطي
الترغيبوالترهيب من الحديث الشريف - عبد العظيم بن عبد القوي المنذري أبو محمد 
اهتمام السُّنة النبوية بعوامل السلامة العامة - فضيلة المفتي محمد علي الحنيطي 
 
Wallohu A'lam
> http://arh789.blogspot.com/2015/03/waktu-sanekala-anak-kecil-dilarang.html 
 
> Mas Hamzah 

Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu berkata, sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 
 
إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنْ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ ، وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا ، وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ ، وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا ، وَأَطْفِئُوا مَصَابِيحَكُمْ 
 
"Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di sore hari, maka tahanlah anak-anak kalian, karena sesungguhnya ketika itu setan sedang bertebaran. Jika telah berlalu sesaat dari waktu malam, maka lepaskan mereka. Tutuplah pintu dan berzikirlah kepada Allah, karena sesungguhnya setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Tutup pula wadah minuman dan makanan kalian dan berzikirlah kepada Allah, walaupun dengan sekedar meletakkan sesuatu di atasnya, matikanlah lampu-lampu kalian". (HR. Bukhari Muslim). 
 
Jabir radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 
 
لَا تُرْسِلُوا فَوَاشِيَكُمْ – أي كل ما ينتشر من ماشية وغيرها - وَصِبْيَانَكُمْ إِذَا غَابَتْ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ ، فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْبَعِثُ إِذَا غَابَتْ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ 
 
"Jangan lepas hewan ternak kalian dan anak-anak kalian apabila matahari terbenam hingga berlalunya awal waktu Isya. Karena setan bertebaran jika matahari terbenam hingga berlalunya awal waktu Isya". (HR. Muslim). 
- kitab Syarh Muslim (13/185) :
 
هذا الحديث فيه جمل من أنواع الخير والأدب الجامعة لمصالح الآخرة والدنيا ، فأمر صلى الله عليه وسلم بهذه الآداب التي هي سبب للسلامة من إيذاء الشيطان ، وجعل الله عز وجل هذه الأسباب أسبابا للسلامة من إيذائه ، فلا يقدر على كشف إناء ، ولا حل سقاء ، ولا فتح باب ، ولا إيذاء صبي وغيره إذا وجدت هذه الأسباب ، وهذا كما جاء في الحديث الصحيح أن العبد إذا سمى عند دخول بيته قال الشيطان : ( لا مبيت ) أي : لا سلطان لنا على المبيت عند هؤلاء 
 
Hadits ini mengandung sejumlah ajaran kebaikan dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk melaksanakan adab-adab ini yang Allah jadikan sebagai sebab keselamatan dari gangguan setan. Setan tidak mampu membuka penutup wadah makan dan minum, tidak dapat membuka pintu dan tidak dapat mengganggu anak kecil dan selainnya jika terdapat sebab-sebab ini. Sebagaimana juga disebutkan dalam hadits shahih bahwa jika seorang hamba membaca basmalah ketika masuk rumahnya, maka setan berkata, "Tidak ada tempat bermalam." Maksudnya kita tidak memiliki kekuatan untuk bermalam di rumah mereka. 
- kitab Fathul Bari (6/341) :
 
( جُِنح الليل ) هو بضم الجيم وبكسرها ، والمعنى : إقباله بعد غروب الشمس ، يقال : جنح الليل : أقبل . 
قوله : ( فخلوهم ) قال ابن الجوزي : إنما خيف على الصبيان في تلك الساعة ، لأن النجاسة التي تلوذ بها الشياطين موجودة معهم غالبا ، والذكر الذي يحرز منهم مفقود من الصبيان غالبا ، والشياطين عند انتشارهم يتعلقون بما يمكنهم التعلق به ، فلذلك خيف على الصبيان في ذلك الوقت . 
والحكمة في انتشارهم حينئذ أن حركتهم في الليل أمكن منها لهم في النهار ؛ لأن الظلام أجمع للقوى الشيطانية من غيره ، وكذلك كل سواد " انتهى. 
 
Junhul lail maknanya adalah terbenamnya matahari. Ibnul Jauzi berkata, "Dikhawatirkan pada anak-anak dalam waktu tersebut, karena najis yang selalu dicari-cari setan umumnya ada pada mereka sedangkan zikir yang dapat melindungi mereka umumnya tidak ada pada anak kecil. Sedangkan setan ketika bertebaran, mereka bergantungan dengan apa saja yang dengan apa saja yang mereka dapatkan. Maka dikhawatirkan bagi anak-anak waktu tersebut." 
 
Adapun latar belakang bertebarannya mereka pada waktu itu, karena waktu malam lebih mudah bagi mereka dibanding siang, karena gelap lebih mendatangkan kekuatan bagi setan dibanding lainnya, begitu juga dengan setiap sesuatu yg berwarna hitam ". Wallohu a'lam 
 
Terus bagaimana dengan anak-anak yang pergi mengaji menjelang maghrib? nggak apa-apa, tapi biasakan berangkat dari rumah dalam keadaan bersih dari najis dan baca basmallah. 
 
LINK DISKUSI :
> http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/974910215865120/ 
Copyright © www.piss-ktb.com 2019

____________
Dari Aplikasi: Tanya Jawab Islam
Download: 
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.zam.pisslite