Kamis, 16 September 2021

Memudahkan Mahar dan Resepsi Sederhana Pernikahan

Bagi calon pengantin, orang tua dan calon mertua, mudahkanlah mahar dan sederhanakan resepsi pernikahan sewajarnya sesuai keadaan. Janganlah dipaksakan padahal tidak mampu, karena ini untuk kebaikan anak-anak calon pengantin dunia-akhirat.

Kita mencari berkah bukan gengsi, kita mencari ridha Allah bukan Ridha manusia. Allah yang menghidupi, bukan kenyang dengan gengsi. Jika dijelaskan baik-baik kepada keluarga, mereka akan paham bahwa dana lebih baik dialokasikan untuk membangun rumah tangga di  awal-awal pernikahan.

Sebagai bahan renungan:

[1] Mahar yang mudah akan membuat pernikahan berkah
Berkah itu adalah bahagia dunia-akhirat baik kaya maupun miskin. Tidak sedikit orang kaya tetapi rumah tangga tidak bahagia dan tidak berkah

[2] Resepsi dianjurkan sederhana sesuai keadaan, tidak dipaksa apalagi sampai harus berhutang, sehingga dana yang ada bisa digunakan untuk awal membangun rumah tangga
Dalam hadits dijelaskan, makanan yang paling jelek adalah makanan walimah yang diundang hanya orang kaya saja, orang miskin tidak diundang

[3] Mempercepat pernikahan dan menyelamatkan dari zina
Tidak sedikit kedua calon siap menikah, tetapi dipersulit dengan beratnya mahar dan biaya resepsi, cinta dan gelora muda tertahan paksa bahkan ada juga yang “tabrakan duluan”.

[4] Menunda anak perempuannya menikah akan membuat anak perempuannya tidak bahagia
Karena wanita butuh kepastian cinta, dan kepastian itu adalah dengan menikah bukan hanya janji, wanita tidak akan tenang sampai dia menikah dan mendapat imam bagi hidupnya. Apalagi jumlah wanita semakin banyak dan laki-laki semakin sedikit

[5] Jika ditunda atau ditolak terus, anak perempuannya bisa tidak mendapatkan jodoh dan menjadi perawan tua

Umumnya calon pengantin ingin segera menikah dan mereka mencari cara yang termudah, akan tetapi tidak sedikit para orang tua dan calon mertua yang membuatnya menjadi tertunda bahkan gagal hanya karena mahar atau acara resepsi yang megah dan mewah

Semoga bisa segera sadar karena ini semua untuk kebaikan dan berkah anak-anak mereka sendiri.

Berikut penjelasan dalilnya:

[1] Mahar yang mudah akan membuat pernikahan berkah
Berkah itu adalah bahagia dunia-akhirat baik kaya maupun miskin. Tidak sedikit orang kaya tetapi rumah tangga tidak bahagia dan tidak berkah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺧَﻴْـﺮُ ﺍﻟﻨِّﻜَـﺎﺡِ ﺃَﻳْﺴَـﺮُﻩُ

‘Sebaik-baik pernikahan ialah yang paling mudah.’ (HR. Abu Dawud, Al-Irwaa’ (VI/345)

Dalam riwayat Ahmad,

ﺇِﻥَّ ﺃَﻋْﻈَﻢَ ﺍﻟﻨَّﻜَـﺎﺡِ ﺑَﺮَﻛَﺔً ﺃَﻳَْﺴَﺮُﻩُ ﻣُﺆْﻧَﺔً

“Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya.”

Amirul Mukminin, ‘Umar radhiallahu anhu pernah berkata,
“Janganlah kalian meninggikan mahar wanita. Jika mahar termasuk kemuliaan di dunia atau ketakwaan di akhirat, tentulah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam paling pertama melaksanakannya.” (HR. At-Tirmidzi, shahih Ibni Majah)

[2] Resepsi dianjurkan sederhana sesuai keadaan, tidak dipaksa apalagi sampai harus berhutang
Dalam hadits dijelaskan, makanan yang paling jelek adalah makanan walimah yang diundang hanya orang kaya saja, orang miskin tidak diundang

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺷَﺮُّ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ﻃَﻌَﺎﻡُ ﺍﻟْﻮَﻟِﻴْﻤَﺔِ، ﻳُﺪْﻋَﻰ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﺍْﻷَﻏْﻨِﻴَﺎﺀُ ﻭﻳُﺘْﺮَﻙُ ﺍﻟْﻤَﺴَﺎﻛِﻴْﻦُ

“Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah yang hanya mengundang orang-orang kaya saja untuk makan, sedangkan orang-orang miskin tidak diundang.” (HR. Bukhari Muslim)

[3] Mempercepat pernikahan dan menyelamatkan dari zina
Tidak sedikit kedua calon siap menikah, tetapi dipersulit dengan beratnya mahar dan biaya resepsi, cinta dan gelora muda tertahan paksa bahkan ada juga yang “tabrakan duluan”.

Ini yang dijelaskan dalam hadits, mempersulit menikah akan terjadi kerusakan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺇِﺫَﺍ ﺧَﻄَﺐَ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﺮْﺿَﻮْﻥَ ﺩِﻳْﻨَﻪُ ﻭَﺧُﻠُﻘَﻪُ ﻓَﺰَﻭِّﺟُﻮْﻩُ، ﺇِﻻَّ ﺗَﻔْﻌَﻠُﻮﺍ ﺗَﻜُﻦْ ﻓِﺘْﻨَﺔٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﻓَﺴَﺎﺩٌ ﻋَﺮِﻳْﺾٌ

“Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk meminang wanita kalian, maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.” (HR. At-Tirmidzi no. 1084, Ash-Shahihah no. 1022)

[4] Menunda anak perempuannya menikah akan membuat anak perempuannya tidak bahagia
Karena wanita butuh kepastian cinta, dan kepastian itu adalah dengan menikah bukan hanya janji, wanita tidak akan tenang sampai dia menikah dan mendapat imam bagi hidupnya. Apalagi jumlah wanita semakin banyak dan laki-laki semakin sedikit

Sebagaimana dalam hadits,

ﻣِﻦْ ﺃَﺷْﺮَﺍﻁِ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔِ ﺃَﻥْ ﻳَﻘِﻞَّ ﺍْﻟﻌِﻠْﻢُ ﻭَﻳَﻈْﻬَﺮَ ﺍﻟﺠَﻬْﻞُ ﻭَﻳَﻈْﻬَﺮَ ﺍﻟﺰِّﻧَﺎ ﻭَﺗَﻜْﺜﺮَ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀُ ﻭَﻳَﻘﻞَّ ﺍﻟﺮِّﺟَﺎﻝُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻟِﺨَﻤْﺴِﻴﻦَ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﺍﻟﻘَﻴِّﻢُ ﺍْﻟﻮَﺍﺣِﺪُ

“Di antara tanda-tanda dekatnya hari Kiamat adalah sedikitnya ilmu (agama), merajalelanya kebodohan dan perzinahan, dan sedikitnya kaum laki-laki, sehingga lima puluh orang wanita hanya terdapat satu orang pengurus (laki-laki) saja” (HR. Al-Bukhari Muslim)

Demikian semoga bermanfaat

Penyusun: Raehanul Bahraen

Kamis, 09 September 2021

DI MANA ALLAH?JAWAB: ALLAH DEKAT.

ALLAH MENGAJARKAN LANGSUNG KEPADA ROSULULLAH UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN TERHADAP HAMBA2 ALLAH YANG BERTANYA TENTANG DIMANA ALLAH.

Allah tidak pernah mengajari Rosulullah untuk menjawab pertanyaan orang2 yang bertanya " dimana Allah" agar Rosulullah menjawab: " Allah di langit" ataupun Allah di atas 'Arsy.

Dalil yang sangat kuat untuk menjawab pertanyaan "di mana Allah" adalah langsung dari Allah sendiri, agar tidak ada satu orang pun yang membantah terhadap firman Allah.

Allah mengajari Rosulullah secara langsung dalam menjawab pertanyaan orang2 yang bertanya "dimana Allah" agar menjawab: Allah Dekat (Allahu Qorib). Bukan dengan jawaban2 yang lain.

Ini adalah jawaban langsung dari Allah 
yang diamanatkan kepada Nabi Muhammad dalam menjawab pertanyaan terhadap hamba2Nya yang menanyakan tentang Allah (keberadaan Allah):

   وَ اِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ

("Dan apabila hambaku bertanya tentang AKU, maka jawablah (Muhammad), maka sungguh AKU adalah DEKAT").

Imam As-Suyuthi di dalam Kitab LUBAB AN-NUQUL :

أخرج عبد الرزاق عن الحسن قال ؛ 
سأل أصحابُ رسولِ اللهِ النبىَّ صلى الله عليه و سلم ؛ أَيْنَ رَبُّنَا ؟؟ 
فأنزل اللهُ ؛ وَ اِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ

Diriwayatkan oleh Abdur Razzaq dari Al Hasan berkata ; Sahabat Nabi bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam:
"(Ya Rasulallah), DIMANA TUHAN KITA BERADA ???"
Maka Allah Langsung Berfirman Dengan Menurunkan Ayat :

                    وَ اِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ 

"Dan apabila hambaku bertanya tentang AKU, maka jawablah (hai Muhammad), maka sungguh AKU adalah DEKAT".

Keberadaan tentang Allah yang dijelaskan dalam firman Allah tersebut terdapat dalam kalimat pengandaian (Conditional sentence) yang berupa pesan, yaitu menggunakan redaksi kalimat langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad (terdapat dalam surat Al-Baqoroh, ayat 186):

                   وَ اِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ 

Kalimat dalam ayat tersebut berupa kalimat pengandaian (coditional senence), yang terdiri dari:
1. Kalimat syarat yang dimulai dengan kata "Idza" (Apabia/Jika), yaitu: 

                              وَ اِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى    

Dan jika hamba2ku bertanya kepada kamu (Nabi Muhammad) tentang Aku (keberadaan Ku). Dalam bagian ayat ini Allah berpesan kepada Nabi Muhammad jika pada waktu2 mendatang ada hamba2 Allah yang menanyakan tentang Allah (keberadaan Allah) kepada Nabi Muhammad. 

2. Kalimat jawab (jawab syarat), dengan kalimat (bagian ayat):

                                   فَإِنِّى قَرِيْبٌ 

        ("Maka sungguh Aku (Allah) dekat".)  

Dalam bagian ayat yang merupakan kalimat jawab (jawab syarat) tersebut mengandung pesan berupa instruksi (perintah) Allah kepada Nabi Muhammad, agar Nabi Muhammad menjawab pertanyaan hamba2 Allah yang menanyakan tentang Allah (keberadaan Allah), dengan menjawab sesuai dengan yang difirmankan oleh Allah dalam bagian ayat yang merupakan kalimat jawaban (jawab syarat), yaitu dengan jawaban bahwa " Allah Dekat.

ALLAH MAHA DEKAT, TETAPI BUKAN FISIK ALLAH YANG MAHA DEKAT DENGAN HAMBA2-NYA. SEBAB ALLAH ITU BUKAN JISIM/ BENDA.

Dimanapun manusia berada, manusia bisa mendekatkan diri kepada Allah. Sebab Allah Maha Dekat. Allah Maha Meliputi Segalanya. Allah bersama hamba2-Nya yang bertaqwa kepada-Nya di manapun mereka berada. Allah bersama orang2 yang senantiasa berbuat kebaikan yang diridhoi oleh Allah, dimanapun mereka berada.
Kekuasaan Allah meliputi segala kerajaan langit dan bumi.

Adanya Allah adalah tanpa tempat. Adanya tempat adalah setelah Allah menciptakan tempat. Allah tetap tanpa tempat seperti pada azalinya setelah Allah menciptakan tempat.

Allah Maha Kuasa. Allah Maha Meliputi Segalanya.

DENGAN ILMU YANG DIMILIKI-NYA, KEKUASAAN ALLAH MELIPUTI SELURUH PENJURU KERAJAAN LANGIT DAN BUMI. ALLAH ADALAH PEMILIK KERAJAAN LANGIT DAN BUMI. ( Kekuasaan Allah meliputi seluruh yang di 'Arsy, langit, bumi, dan seluruh makhluk-Nya). Adanya Allah tetap tanpa tempat meskipun telah menciptakan tempat bagi seluruh makhluk-Nya. Dan seluruh makhluk Allah adalah dalam kekuasaan-Nya. Allah Maha Meliputi Segalanya.

HADITS:
Bagi anda yang meyakini bahwa Allah bertempat di atas langit dan berani mengkafirkan golongan lain yang memiliki beda faham, apakah dengan hadits Rosulullah di bawah ini kemudian anda juga berani mengkafirkan Rosulullah yang menyatakan bahwa Allah berada di hadapan orang yang sedang sholat?👇👇👇

Rosulullah juga bersabda dalam hadits berikut ini:

Dari Abdullah ibn Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda :
إذا كان أحدكم يصلي فلا يبصق قبل وجهه فإن الله قبل وجهه إذا صلى .
Artinya : Jika seorang dari kamu shalat maka janganlah ia meludah di depan wajahnya, sebab sesungguhnya Allah berada di depan wajahnya ketika ia shalat. (H.R. Bukhari[10] dan Muslim[11])
(Allah di depan wajah orang yang sedang sholat).

Apakah bagi anda yang meyakini bahwa Allah bertempat di atas langit dan berani mengkafirkan golongan yang memiliki beda faham, juga berani membantah firman Allah yang menyatakan bahwa kemanapun hamba2 Allah menghadap maka disanalah Dzat Allah?

Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqoroh, ayat: 115:

     فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

 "Kemanapun kamu menghadap, di sana lah Dzat Allah".