Senin, 09 September 2019

Bacaan Al Qur’an Untuk Orang Yang Meninggal Bagian 3

Soal : Apa arti firman Allah وان ليس للإنسان الا ما سعى dan hadits  إذا مات ابن ادم انقطع عمله(Apabila manusia meninggal, maka amalnya terputus?

Jawab : Imam Ibnu al-Qayyim dalam kitabnya ar-Ruh berkata: Sesungguhnya ayat al qur’an tersebut tidak menafikan keberadaan manfaat yang diperoleh seseorang sebab usaha orang lain. Ayat tersebut menjelaskan, bahwa seseorang itu tidak memiliki selain usahanya sendiri. Adapun amal usaha selainnya, ya milik orang yang beramal usaha itu sendiri. Ia boleh memberikan kepada orang lain, boleh memiliknya sendiri. Allah Swt. tidak berfirman: “Sesungguhnya seseorang tidak dapat mengambil manfaat kecuali dengan usahanya sendiri”
Adapun mengenai hadits Nabi اذا مات ابن ادم انقطع عمله maka semakin jelas, bahwa beliau bersabda  انقطع عمله (amalnya terputus), beliau tidak bersabda  انقطع انتفاعه(terputus dalam mengambil manfaat). Beliau memberita­kan tentang terputusnya amal yang telah meninggal. Adapun mengenai amal orang lain, maka pahala amal itu milik pelakunya. Apabila amal itu ia hadiahkan kepada orang lain, maka pahalanya sampai kepada orang lain yang dimaksud, bukan pahala amal orang yang meninggal itu, yang terputus adalah amal si mayat itu, dan yang sampai adalah amal orang lain yang masih hidup yang pahalanya diniatkan untuk orang yang telah meninggal. Harap dicermati.
Ulama ahli tafsir menerangkan dari Ibnu Abbas ra.: Sesungguhnya firman Allah:
وان ليس للإنسان  الا  ما سعى
“dan sesungguhnya setiap orang tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”
dalam syariat ini hukumnya telah mansukh dengan firman Allah:
والذين امنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان الحقنا بهم ذريتهم
“Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka.” (QS. 52, Ath-Thur.31)
Allah memasukkan anak-anak cucu ke surga sebab kebaikan bapak-bapak mereka.
lkrimah berkata: Syariat bahwasanya setiap orang tidak memperoleh selain apa yang telah diusaha­kannya adalah untuk kaum Nabi Musa. Adapun umat ini, umat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam, maka mereka ini mendapatkan (pahala) dari amal perbuatannya sendiri dan dari amal perbuatan orang lain. Berdasarkan hadits:
عن ابن عباس رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم لقي ركبا بالروحاء فقال من القوم ؟ قالوا المسلمون فقالوا ومن انت ؟ قال رسول الله فرفعت اليه امراة صبيا فقالت الهذا حج ؟ قال نعم ولك اجر( رواه مسلم)
Dari ibnu Abbas ra.: Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam bertemu suatu rombongan di Rauha’ lalu bertanya: “Siapa orang-orang itu!” Mereka menjawab; “Orang-orang Islam.” Mereka bertanya: “Siapakah kamu?” Beliau menjawab: “Rasulullah,” Kemudian ada seorang wanita mengangkat anak kecil dan berkata: “Apakah anak ini berhaji?” Beliau menjawab: “Ya, dan untuk kamu ada pahala.” {HR. Imam Muslim)
عن عائشة رضي الله عنها ان رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم ان امى افتلتت نفسها واراها لو تكلمت تصدقت فهل لها من اجر ان تصدقت عنها ؟ قال نعم ( رواه البخاري ومسلم
Dari Aisyah ra. sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam: “Sesungguhnya ibuku telah meninggal, dan saya yakin jika ia masih hidup pasti bersedekah. Apakah ia dapat memperoleh pahala, jika saya ber­sedekah atas namanya. “Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam menjawab: “Ya, tentu mendapat pahala.” {HR. al-Bukhari dan Muslim)

Sumber : Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah Karya Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar