Rabu, 26 September 2018

Meminum Darah Rasulullah Saw


DAHSYATNYA CINTA

Oleh : Alhabib Quraisy Baharun

Dalam perang Uhud, dua mata
rantai topi besi telah menancap di
wajah dan bagian kepala Rasulullah Saw. Melihat hal itu, Abu Bakar r.a. dan .Abu Ubaidah bin Jarrah r.a. mencabut dua mata rantai topi besi yang melukai kepala Rasulullah saw. dengan giginya. Satu mata rantai itu tercabut, akibatnya sebuah gigi Abu Ubaidah r.a. tanggal. tapi ia tidak perduli, maka ia mencabut mata rantai yang kedua dengan giginya lagi, sehingga sebuah giginya tanggal. Mata rantai itu dapat dicabut dari tempatnya, lalu mengalirlah darah Rasulullah Saw. Kemudian darah itu dihisap oleh Malik bin Sinan r.a. ayah Abu Sa’id Al-Khudri r.a. dengan bibirnya dan ditelannya.

APAKAH sahabat Nabi Malik bin
Sinan yang menjilat luka pada
kepala Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ dan meminum darah yang mengucur itu, sampai darah tidak keluar lagi adalah seorang yang bodoh dan tidak mengerti hukum ?

Tidak ! Beliau adalah sahabat
generasi terbaik yang bertemu
langsung dan mendapat didikan
dari Nabi, Jadi sangat jauh skala
keilmuan, ibadah dan ilmu adabnya dibanding generasi setelah mereka

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu mengatakan:
“Barangsiapa hendak mengambil
teladan maka teladanilah orang-
orang yang telah meninggal. Mereka itu adalah para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah orang-orang yang paling baik hatinya di kalangan umat ini. Ilmu mereka paling dalam serta paling tidak suka membeban-bebani diri.
Mereka adalah suatu kaum yang telah dipilih oleh Allah guna
menemani Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk
menyampaikan ajaran agama-Nya. Oleh karena itu tirulah akhlak mereka dan tempuhlah jalan-jalan mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus. ”(fadhailus shahabaah).

Lantas, Apakah pelanggaran etika
dan estetika Malik bin Sinan yang disuruh Nabi untuk meludahkan
(membuang) darah yang ada didalam mulutnya, sungguh secara syari'at, sempat para sahabat ketakutan dan menilai itu adalah pelanggaran dan dosa terbesar, karena Ibnu Sinan tidak patuh akan perintah Nabi.

Lantas apa jawaban Nabi kita
Melihat apa yang dilakukan Malik
bin Sinan, beliau bersabda,
"Seseorang yang darahnya menyatu dengan darahku, maka api neraka tidak akan menyentuhnya."

Dalam riwayat lain Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ bersabda:
"Muntahkan darah itu!"
Malik ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ menjawab: "Aku tidak akan memuntahkannya
selama-lamanya." Bahkan, dia
menelannya.

Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢbersabda:
"Barang siapa ingin melihat seorang dari ahli syurga, maka lihatlah kepada orang ini."

Sungguh suatu keberuntungan
besar bagi engkau wahai sahabat
kekasih Allah.. Malik bin Sinan....

********

APAKAH Abdullah ibn Zubair
seorang yang celaka dan neraka
tempatnya karena melanggar
kesetiaannya pada Nabi, dikala
Setelah selesai dibekam, Baginda
SAW bersabda: "Wahai Abdullah (ibn Zubair)! Pergilah kamu dengan membawa darah ini dan buanglah ia di tempat yang tidak seorang pun dapat melihat kamu."

Setelah meninggalkan Rasulullah
SAW, dia mengambil darah itu, lalu
meminumnya. saat kembali
Rasulullah SAW bertanya: "Apakah yang telah kamu lakukan dengan darah itu?"
Dia menjawab: "Aku telah
menempatkannya di tempat yang
sangat tersembunyi, yang aku tahu
ia sangat tersembunyi daripada
orang ramai."

Baginda SAW bersabda: "Boleh jadi engkau telah meminumnya?" Dia menjawab: "Ya".

Nabi SAW bersabda: "Kenapa kamu minum darah itu? Celakalah manusia daripada kamu dan terselamatlah kamu daripada manusia." (riwayat Al-Hakim).

Setelah kejadian itu sahabat Ibnu
Zubair, memiliki banyak kelebihan,
dan Ulama Ahli hadits "Mereka (para sahabat) berpendapat bahawa kekuatan yang terdapat pada Abdullah ibn Zubair itu disebabkan keberkatan darah tersebut."

Inilah bahasa cinta Saudara-
saudariku, Sedikit pun kita tidak bakal pernah memahami seutuhnya tentang cinta yang hebat ini. Nyawa akan jadi murah ketika berhadapan dengan cinta, Nyawa tidak ada harganya ketika cinta membara, Tidak ada sejarah cinta, seseorang takut akan kematian. Semua pandangan hukum agama (bahkan syar'iat) sekalipun akan terbentur dengan kata cinta.

Mereka para sahabat nabi adalah
generasi terbaik dan terhebat dalam cinta bahkan terkesan ekstrim, apakah mereka tidak tahu hadits larangan berlebihan dalam
mencintai?

Tidak..!! mereka para sahabat
sangat tahu soal hukum, tidak
pernah ada sejarah mereka (sahabat nabi Muhammad) yang menjadikan Nabi Muhammad sebagai Tuhan untuk disembah.! Lagi-lagi inilah bahasa cinta dan keagungan.

Hanya rahmat dan cinta Allah-lah
yang membuat hati mereka penuh
dengan cinta kepada Rasulullah.

Di akhir ini, simaklah firman suci
dan menjadikan renungan kita
semua: Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh Allah telah ridha kepada orang-orang yang beriman (para sahabat Nabi) ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon (Bai’atu Ridwan).Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada
mereka dan membalas mereka dengan kemenangan yang dekat.” (QS. Al Fath : 18).

Ingatlah..kelak kita akan
dikumpulkan bersama seseorang
yang kita cintai saat didunia..!
Tidak akan pernah ada orang-orang mencapai hubungan baik kepada al-khaliq (Allah Ta'ala) tanpa menanamkan cinta mereka kepada kekasih Allah ini, shalawatullah wa salamuhu 'alaihi wa alihi washahbih.

abdkadiralhamid@2016

Sumber : ahlulbaitrasulullah blogspot com

اللهم صل علی سيدنا محمد الفاتح لما اغلق والخاتم لما سبق ناصر الحق باالحق والهادي الی صراطك المستقيم وعلی اله حق قدره ومقداره العظيم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar