Rabu, 21 Februari 2018

AKTIVITAS WARGA TARIM

Oleh: Yusuf Markawi (Mahasiswa tingkat IV, Universitas al-Ahgaff)

Jam dinding masih menunjukkan pukul 03.00 waktu setempat, namun masjid-masjid di Tarim telah membangunkan masyarakat sekitar.
Diawali ayat perintah untuk bersholawat:
"إن الله و ملائكته يصلون على النبي
يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه و تسليما"
Setelah itu dikumandangkanlah adzan pertama.

Usai adzan mereka mengumandangkan doa tarhim, mirip dengan doa tarhim yang sering dilantunkan di tanah air:
"يا أرحم الراحمين ارحمنا ×٣
ارحمنا و عافنا و اعف عنا
و على والدينا و أولادنا و جميع المسلمين
يا حي يا قيوم
بجاه سيدنا محمد صلى الله عليه و سلم
و رضي الله تعالى عن أصحاب رسول الله أجمعين."

Setelah itu mereka menghidupkan masjid dengan tahajjud, doa, Hizib Quran, istigfar dan wirid lainnya hingga waktu fajar tiba dan adzan fajar berkumandang.

Usai shalat subuh berjamaah mereka membaca Wirdul Latif, wirid pagi hari yang warid dari Nabi SAW dan dikumpulkan oleh Imam Haddad.

Setelah itu sebagian mereka beranjak pergi menuju tempat kerja, meski pagi yang masih buta. Sebagian lainnya belum beranjak hingga waktu Isyrok tiba dan melaksanakan dua rokaat isyrok dan dluha.

Saat adzan dzuhur berkumandang, warga kembali menuju masjid untuk melaksanakan kewajiban mereka sebagai seorang muslim, pekerjaan mereka untuk sesaat berhenti. Usai shalat, sebagian mereka membaca Hizib Nasr karangan Imam Haddad.

Tatkala waktu menunjukkan pukul dua siang mayoritas pedagang menutup toko mereka untuk Qoilullah (tidur siang) hingga Ashar tiba, setelah shalat ashar mereka membaca surah al-Waqi'ah beserta doa, dilanjutkan dengan Hizib Bahar karya Imam Syadzili.

Mendekati waktu Maghrib mereka kembali menuju Masjid, sebagian mereka membaca Wirdul Lathif (sore), lalu shalat maghrib berjamaah.

Waktu antara Maghrib dan Isya mereka hidupkan dengan tadarus al-Qur'an dan Ratib Haddad.

Setelah Isya terkadang sebagian pendakwah menyampaikan tausiah singkat untuk senantiasa mengingatkan kaum muslimin tentang agama, memotifasi untuk terus memperbanyak amal saleh dan menyampaikan hal-hal yang dapat kembali menguatkan keimanan.

Pukul sembilan waktu setempat sebagian besar warga Tarim telah menutup toko mereka, pada pukul sepuluh hampir tidak ditemukan lagi ada warung yang masih buka, mereka bersegera untuk tidur agar nantinya segera bangun dan dapat melaksanakan qiyamul lail.

Inilah sebagian amaliah penduduk Tarim, sebagian besar mereka berprofesi sebagai pedagang, peternak kambing, dan petani, begitu sederhana, namun dalam beraktivitas mereka tidak pernah lupa berzikir, dalam aktivitas mereka itu pula mereka menyelipkan dakwah kepada orang yang berinterksi dengan mereka, tak terkecuali pelajar Indonesia, mereka kerap sekali mendapatkan nasehat atau bahkan kata-kata mutiara singkat padat penuh motivasi dan melekat di hati.

Ketika keadaan ekonomi memburuk mereka hanya bertawakal kepada Allah, mereka yakin Allah hanya ingin menguji kesabaran hambaNya, karena hamba tidak akan dibiarkan mengaku beriman begitu saja tanpa diuji.

Di antara kalam sholihin, barang siapa yang menjaga makanan, berhati-hati dalam memilih mana yang halal dan menjaga sholat berjamaah selama 40 hari, akan Allah alirkan dari lisannya perkataan hikmah, lalu bagaimana dengan orang yang seumur hidupnya selalu menjaga makanan dan sholat berjamaah?
Maka tidak heran kalau kota ini dapat menjadi kota Auliya yang kebanyakannya mastur (tidak diketahui).

Wallahu a'lam bis showab.

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين.

👉👉Yuuk Like Fp Pustaka Santri Tulen
👆👆Share agar Fanspage ini bisa terus menebar manfaat kepada banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar