Minggu, 27 Januari 2019

AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH Yang ASLI, Agar ANDA TIDAK TERSESAT

____________________
Kita sebagai umat Islam perlu memahami apa itu Ahlussunnah wal Jama’ah dan siapa itu Ahlussunnah wal jamaah, agar tahu ciri² aqidah yg benar sehingga dapat membentengi diri dari aqidah² yg menyimpang yg banyak bermunculan.

Secara sederhana, ciri² aqidah yg benar adalah seorang yg beragama Islam, berpaham Ahlussunnah wal Jama’ah, mengikuti Asy’ariyah atau Maturidiyah, mengikuti ulama Tasawuf (Shufiyyah), dan mengikuti salah satu Madzhab Fiqih.

Kelima ciri identitas itu harus ada dalam diri seseorang dan tidak boleh ada satu pun yg lepas darinya agar dapat mengikuti aqidah yg benar.

Sebagai contoh, mungkin kita mendengar pertanyaan dari orang² yg tidak bermadzhab, ”Siapa yg menyuruh kita bermadzhab padahal tidak ada madzhab di zaman Nabi ﷺ .”? Sungguh ini adalah pertanyaan sombong dari mereka yg anti madzhab dan ini akan dibahas selanjutnya dgn menjelaskan terlebih dahulu hakikat ahlussunnah wal jama’ah utk membedakan dgn Ahlussunnah wal Jama’ah palsu dan Salafi palsu.
_____________________
Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kelompok/ manhaj sekelompok besar ulama² didalam memahami aqidah ahlussunnah wal jama’ah dan aqidah ini adalah manhajnya salafuna sholeh.
.
Nabi Muhammad ﷺ pun memperingatkan umatnya agar senantiasa mengikuti kelompok mayoritas kaum muslimin dan dari masa ke masa kelompok ahlussunnah wal jama’ah adalah yg mayoritas.
.
Kerancuan timbul disaat munculnya kelompok baru yg juga mengklaim sebagai ahlussunnah wal jama’ah, mengatakan dirinya lebih ahlussunnah tapi ternyata pendahulunya di vonis menjadi tidak ahlussunnah.
.
Utk itu perlu dijelaskan bahwa ahlussunnah wal jama’ah adalah manhajnya para salafuna sholeh, para sahabat Nabi ﷺ , tabi’in, dan tabi’ut tabi’in.
Inilah aqidah yg diridhai Allah ﷻ . Ciri khas mereka sangat jelas, yakni mencintai sahabat Nabi ﷺ dan mencintai ahlul bait Nabi ﷺ .
.
Jika ada sekelompok yg mengaku mencintai sahabat Nabi ﷺ akan tetapi ada su’ul adab atau kurang ajar dengan ahli bait Nabi ﷺ ‏( seperti WAHABI), atau sebaliknya jika ada kelompok yg mencintai ahli bait Nabi ﷺ tetapi di sisi lain membenci sahabat Nabi (seperti SYIAH RAFIDHOH), maka mereka bukan kelompok ahlussunnah wal jama’ah.
.
Dalam perjalanan ahlussunnah wal jama’ah dari masa ke masa tidak lepas dari ahli fitnah. Dari kalangan ahli hadits muncul para pendusta hadits. Dalam hal aqidah muncul seperti orang² Khawarij yg sedikit² mengkafirkan umat Islam lain, yg kini pun mulai marak di Indonesia.
_________
Ketahuilah, kelompok Khawarij ini terkenal masyhur tekun dlm beribadah. Mereka suka membaca al-Qur’an dgn deraian air mata, hingga jenggotnya pun basah, semalam suntuk shalat sunnah dijalankan, mereka selalu berbicara kembali kepada Kitabullah, kembali kepada al-Qur’an dan al-Hadits, selalu gembar-gembor syariat Allah, syariat Islam, tidak ada hukum kecuali hukum Allah, akan tetapi dirinya menganggap paling *benar* dan yg lainnya sebagai *kafir*.
.
Menanggapi kelompok Khawarij ini, Sayyidina Ali bin Abi Thalib KW berkata, _“Itu adalah kalimat yg benar, namun yg dikehendaki adalah kebatilan”._
_____________
Selain Khawarij, muncul kemudian kelompok Mu’tazilah Qadariyah dan Jabbariyah. Aqidah Qadariyah menyatakan seorang manusia itu mempunyai kemampuan melakukan aktivitasnya dan itulah yg akan dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh ﷻ kelak....,
.
Segala aktivitas adalah dari kekuatan manusia, sementara Jabariyah menyatakan apa yg dilakukan manusia adalah perbuatan Allah ﷻ , semua aktivitas manusia yg baik dan buruk adalah hasil perbuatan Allah.
.
Kedua aqidah ini, Qadariyah dan Jabbariyah, bagaikan 2 kutub ekstrim, yg satu seolah “Aku bisa melakukannya”, yg satunya lagi “Semua Allah yg melakukan”.
.
Di saat munculnya aqidah² yg menyimpang seperti Khawarij, Syiah, Qadariyah, dan Jabbariyah, tampil seorang Imam yg meluruskannya yaitu Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi.

Ada juga muncul Imam yg lain yaitu Abu Ja’far al-Thahawi, pencetus aqidah Thahawiyah, hanya saja sedikit sekali pengikutnya.
Aqidah Thahawiyah sebenarnya adalah aqidah yg benar tetapi banyak pensyarah aqidah itu yg ternyata menyimpang. Utk itulah, kita perlu hati-hati.
_______________________
Imam Abu Hasan al-Asy’ari adalah pencetus aqidah Asy’ariyah.

Imam Abu Hasan al-Maturidi adalah pencetus aqidah Maturidiyah banyak diikuti umat Islam sampai sekarang.
Kedua aqidah inilah yg kemudian dikenal dgn aqidah ahlussunnah wal jama’ah.

Aqidah Maturidiyah banyak dianut umat Islam di India dan sebagian kecil Iraq sementara aqidah Asy’ariyah dianut hampir seluruh muslimin dunia termasuk Indonesia yg sebagian besar mengikuti aqidah ahlussunnah Asy’ariyah.

Dalam catatan sejarah, Imam Abu Hasan al-Asy’ari pernah berguru dgn seorang Imam Mu’tazilah yg terkenal pada masanya yaitu bernama Imam al-Jubai.
Gurunya ini merupakan ayah tirinya sendiri yang di kemudian hari pernah menjadikannya sebagai Imam Mu’tazilah.

Di usianya sekitar 40 tahun, Imam Abu Hasan al-Asy’ari keluar dari aqidah Mu’tazilah kembali ke dlm aqidah yg lurus ahlussunnah wal jama’ah, karena ia melihat banyak penyimpangan² di dalam Mu’tazilah.
.
Di mimbar, beliau berkata: “Aku lepas jubahku ini seperti aku melepas aqidah Mu’tazilah dan aku kembali kepada aqidah salafuna sholeh”. Hingga akhir hayatnya, Imam al-Asy’ari tetap berada dlm aqidah ahlussunnah wal jama’ah.

Dari sini jelas Imam Abu Hasan al-Asy’ari hanya mempunyai 2 masa fase kehidupan.

Yg pertama, beliau hidup bersama kaum Mu’tazilah yg berkuasa saat itu. Aqidah Mu’tazilah bersama Daulah Abbasyiyah selama hampir 700 tahun menguasai umat Islam, akan tetapi akhirnya aqidah Mu’tazilah hilang begitu saja. Sampai sekarang masih ada kelompok aqidah Mu’tazilah tetapi hanya sedikit sekali seperti di wilayah Yaman Utara yg dikenal dgn Zaidiyah.

Fase kedua adalah masa beliau bertaubat dan kembali ke dalam aqidah ahlussunnah wal jama’ah sampai ajal menjemput.
Tidak pernah ada masa fase ketiga sehingga tidak benar Imam Abu Hasan al-Asy’ari mengalami 3 masa fase kehidupan.
Itulah Imam al-Asy’ari yg hanya hidup dalam 2 masa fase kehidupan dari Mu’tazilah ke Ahlussunnah.
Orang² yg mengikuti Imam Abu Hasan al-Asy’ari dikenal dgn sebutan pengikut Asy’ariyah. Kelompok Asy’ariyah adalah kelompok ahlussunnah wal jama’ah.

Jika ada yg mencaci maki Asy’ariyah atau Imam al-Asya’ari maka dipastikan ia [sesat].
Umat Islam jgn terkecoh dgn kelompok yg mengaku sebagai ahlussunnah wal jama’ah tapi ternyata masih menjelek-jelekkan Asy’ariyah atau Imam al-Asya’ari.
Bukan kelompok ahlussunnah wal jama’ah kalau mereka mencaci maki Imam al-Asy’ari atau Asy’ariyah.

Dan jangan terkecoh pula dgn kelompok yg mengaku sebagai Salafi tapi tidak bermadzhab. Mereka juga bukan ahlussunnah wal jama’ah.

Tidak akan bisa kembali kepada salaf kecuali dgn bermadzhab karena inilah satu²nya cara yg bisa ditempuh agar bisa kembali kepada salaf di zaman ini.
Adalah dusta mengaku Salafi tapi tidak mengikuti madzhab.

Kelompok yg tidak bermadzhab tidak akan bisa kembali kepada salaf.
Kelompok yg mengaku Salafi tapi tidak bermadzhab adalah kelompok Salafi palsu, bukan termasuk ahlussunnah wal jama’ah.

Dari penjelasan tentang hakikat ahlussunnah wal jama’ah dlm beraqidah yg benar dapat disimpulkan sebagai berikut: seorang yg beraqidah yg benar adalah seseorang yg mempunyai 5 ciri identitas.

Kelima ciri identitas ini harus ada dalam diri orang tersebut semuanya dan tidak boleh ada satu pun yg keluar darinya.
Yaitu seorang yg Muslim, Ahlussunnah wal jama’ah, Asy’ariyah atau Maturidiyah, Shufiyah, dan Bermadzhab atau mengikuti salah satu madzhab.

Jika ada 1 saja ciri identitas itu yg tidak dimiliki seseorang maka bisa dipastikan ia tidak termasuk golongan ahlussunnah wal jama’ah.

Misalnya, kalau ada seseorang mengaku ahlussunnah wal jama’ah tapi tidak bermadzhab maka ia keluar dari ahlussunnah atau kalau ada seorang yg mengaku Islam ahlussunnah tapi mengatakan SESAT kepada para pengamal tashawwuf (SHUFI) maka ia pun dipastikan keluar dari ahlussunnah wal jama’ah atau kalau ada orang yg mengaku ahlussunnah tapi menghina dan menuduh sesat Asy’ariyah maka ia pun sudah keluar dari jalan ahlussunnah wal jama’ah.

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar