Sabtu, 21 Juli 2018

Jeritan Hati Habib Mundzir Bin Fuqd Al Musawa

Habiibanaa Mundzir Al Musaawa ar. :

Saudaraku, hamba pendosa dan lemah ini sangat dho'if

menghadapi jama'ah yang semakin banyak melebihi batas perkiraan.

Setiap malam majelis hamba dihadliri antara 10 ribu sampai 40 ribu

muslimiin muslimaat. Tidak mudah ceramah untuk massa sebanyak itu.

Di antara mereka 'ulamaa, santri, pejabat, kyai, habaaib, juga pendosa,

pengangguran, pelajar, pekerja, pezina, orang yang tidak sholaat, juga

Qaum wanita, ibu-ibu lanjut usia, wanita-wanita yang baru menikah,

wanita yang belum menikah, pria-pria nakal, anak-anak kecil, orang

orang sepuh, politikus, atau orang yang masih ragu akan islaam, atau

non muslim. Anda bisa bayangkan betapa beratnya bicara untuk

menafkahi masing-masing baathin itu agar bisa menerima penyampaian

saya agar tak salah faham, apalagi jumlahnya ribuan. Sekali se'umur

hidup pun sudah sangat berat, bagaimana jika tiap malam…

Saya bertanggungjawab untuk tugas itu, bagaimana pula

memperhatikan antara masssa yang tergila-gila berdesakan ingin

bersalaman. Di lain pihak ada pula massa yang benci dengan

pengkultusan dan cium tangan. Di lain pihak ada pula kyai-kyai/habaaib

yang terdorong untuk ingin salaman dan tak bisa mencapai saya. Di

antara mereka ada pula yang kesal dan tak suka dan cemburu atas

pengagungan terhadap saya karena mereka 'ulamaa yang lebih sepuh

atau ber'ilmu. Di antara mereka yang mengiri, di antara mereka yang

benci, di antara mereka yang rindu, dan bagaimana Anda harus

menghadapi itu semua, mengimbangi itu semua, dan melewatinya

setiap malam? Saya hanya pendosa, busuk dan lebih busuk dari

mereka semua..

Saya semakin tak berdaya dan semakin tak mampu lagi, namun

jika Allooh SWT. menghendaki bisa saja Allooh memanjangkan usia saya

puluhan tahun lagi. Namun jika saya wafaat maka pastilah Allooh akan

tumbuhkan 1000 di pengganti yang lebih baik, lebih mulia dan

sempurna untuk meneruskan perjuangan luhur ini.

Saya risau dengan massa yang semakin banyak, mau saya

apakan mereka ini? Dan saya mau jadi apa? Mau jadi rajakah? Rumah

saya menanti, 1×2 meter untuk menanti sidang Akbar. Semoga di sana

saya bisa tenang dan beristirahat.

Namun jika hidup dengan keadaan ini dikehendaki oleh Allooh

SWT. berlanjut karena membuat Rosuulullooh SAW. Gembira, maka saya memilih

terus hidup demi menggembirakan beliau SAW. Namun dilema yang

sangat berat adalah rindu pada beliau SAW.

Demikian saudaraku yang kumuliakan, Semoga dalam

kebahagiaan selalu, semoga sukses dengan segala cita-cita.

#Hadiits Tentang Keutamaan Haul Dan Faaidah nya
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
من ساعد ذكر عالما وجبت له شفاعتي و شفاعته يوم القيامة
Bersabda Nabiy SAW. :
Barang Siapa Yang Membantu Suatu Peringatan Acara Haul Seorang 'Aalim Maka Lantas Baginya Syafaa'at Ku (ROSUULULLOOH SAW.) Dan Syafaa'at Shoohibul Haul Pada Hari Qiyaamat.

SubhaanAllooh, Beliau Bukan sekedar Orang 'Aalim Sahaja Melainkan Beliau Adalah Guru Kita .
Jikalau Bukan Karna Beliau Kita Tidak Mengetahui Siapa Tuhan Kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar